29 December 2008

Kado Panji

Panji mau ulang tahun, jadi dia sedang merayu - rayu Bokepnya buat minta kado.

"Pah, bentar lagi ulang tahun nih, ngadoin apa?"

"Lu maunya apa? kaos kaki apa gantungan kunci?"

"Yah elah, masa gituan, mobil kek!"

"Mobil? mau yang kenceng apa yang pelan?"

"Yang kenceng lah!"

"Mau yang kenceng?"

"Iye"

"Yang battrenya 4 apa yang battrenya 6?"

Tatakan kopi

Komputer saya sedang diperbaiki oleh tukang reparasi komputer (yaeyalah gak mungkin kan ama tukang cireng)

Okay, jadi si tukang reparasi sedang menginstall ulang komputer saya, dan yuh done know lah kalo itu membutuhkan waktu yang panjang dan sangat membosankan. Akhirnya sang tukang reparasi bercerita tentang masa mudanya, sewaktu beliau ikut berjuang demi kemerdekaan bangsa, halaah lebay, wong si tukang komputernya aja waktu itu baru berusia dua puluh sekian. (hah? sekian? abis ceritanya? cepet amat!)

Jadi dia cerita, waktu itu dia pernah diminta tolong membetulkan komputer di rumah seorang OKB (Orang Kaya Baru), berikut ini percakapan yang dia ceritakan :

"Iya mas, itunya diteken gak bisa keluar)"

"Hah apanya mas?"

"Iya ituloh, yang di itunya, di boxnya, yang buat tatakan kopi!"

"Hah? tatakan kopi? (sambil berpikir, sepertinya OKB ini mempergunakan mousepad sebagai tatakan kopi) tatakan kopi yang mana."

"Yang ini nih, (sambil menunjuk CPU)"

Kalian tau apa yang dia tunjuk?



Yupyup! selama ini dia mempergunakan CD-Rom sebagai tatakan kopi -_-

Cang Cing Nyak Babe

Ini terjadi ketika saya masih SD, saya lupa tepatnya kelas berapa yang pasti saat itu saya belum tau arti dari istilah "schizoprenic" (yaiyalah jago baget kalo anak SD antar kelas 1-3 udah ngerti begituan; pasti kalo gak nyokepnya psikolog, ya bokepnya psikopat ha ha ha)

Saya waktu itu study tour, dan nyokep saya bilang "Kamu pulang nanti bareng encing aja yah?!"

Encing? malu ah udah gede masa puyangnya encing di ceyana.

Halah, iya encing! darah Betawi masih mengalir di darah saya, jadi saya dibiasakan memanggil tante saya dengan sebutan encing. Bukan hanya itu kepada saudara lain saya juga dibiasakan memanggil Inde (bahasa Menado artinya tante) dan dibiarkan tidak tahu nama aslinya. Malah yang lebih parah saya dibiasakan memanggil menurut tempat tinggalnya, seperti Mama Pamulang, (Alm) Mama Halim. Jadi ya jangan salahkan ku, salahkan infra bercinta.

Akhirnya pulang dari Study Tour itu saya duduk saja di depan ruang guru, karena memang encing saya staff pengajar disana.

Sesekali melongok - longok, mencari - cari, dan duduk lagi menunggu dalam sepi. Halaah

Tiba - tiba guru saya lewat, dan bertanya,

"Philo, kamu ngapain sendirian? nungguin siapa?"

"Encing."

"Hah?"

"Encing"

"Oooh, encing kamu, namanya siapa?"

"Encing"

"Iya namanya?"

"Encing"

"Iya nama encing kamu siapa?"

"Enciiing, pokoknya namanya enciiiiiing!!!"

Akhirnya saya sukses membuat keramaian, guru - guru keluar semua, saya ngambek - ngambek yang ngamuk - ngamuk anak kecil gitu.

Dan mereka hanya bisa bertanya - tanya siapakah encing itu

Sampai akhirnya encing saya datang dan saya tetap ngotot namanya encing -_-

Pr dari Obin dan Popo

The rules are simple. Use Google Image to search the answers to the questions below. Then you must choose a picture in the first page of the results, and post it as your answer. After that, tag 7 people!
Whose made these fcksht rules?!

***

the age of my next birthday



kalian hitung saja sendiri berapa jumlah orang di atas, saya suka sensitif kalo ditanya umur, HA HA HA


a place i'd like to travel



Jerusalem!

Tapi kalo nikah, bulan madunya mau ke Venice (nama tempat yang satu ini agak berbahaya untuk orang yang logat sundanya kental, yg mengucapkan "V" menjadi "P" ha ha ha)

(berarti harusnya nama saya jadi Philosophia Venice bukan Philosophia Yeroushalaim ha ha ha)

mengingat kayanya gak ada romantis - romantisnya bulan madu ke Jerusalem, mau ngapain disana? tembok ratapan? hahaha eh tapi gak apa apa sih kali aja gue dapet ilham nemu alat yang lebih canggih dari sendok


a favorite place



Underneath the stars, nengok ke atas sambil nunjuk ada bintang yang jatuh, uuuwwh co cweet beneeer kaya meteor garden


a favorite food



Mie rebus yang dimasak sampai benar - benar lodoh, dengan ekstra saus dan kecap dengan perbandingan 1,5 : 1 serta dibiarkan begitu saja sampai melar. Kadang - kadang juga berguna sebagai pencahar -_-


a favorite thing



Semacam itulah, ngerti kan



a favorite color




Gabungan dari hitam - putih - dan merah soalnya agak agak rasta gimanaaa gitu


a city was i born



Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri


a nickname i had



Philo, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengkilabnya menjadi Olip karena beberapa faktor

Contoh kasus:

Promosi Listerine, mbak - mbak SPG dateng menghampiri saya.

"De, didata dulu yah namanya siapa?"

"Philo (dibaca : filo)"

"Oh (sambil menulis PILO)"

"Philo mbak, Philo!"

"Oh, maaf (sambil mencoret dan menggantinya dengan FILO)

"Pake PH mbak!"

"Oh iya iya (Sambil mencoret dan menggantinya dengan FHILO)

"zzz! ya udah deh, nama saya OLIP!"

"Oh, olip! bilang daritadi aja gitu kan gampang! (sambil menulis OLIVE)


a college major I'm going to take



FSR ISI! hahaha, Rere pernah bertanya begini:

"Kak, kalo kuliah mau dimana?"

"Paris."

"Paris?! Waaaw, dimana?"

"Art Institute of Indonesia"

"Wah dimana tuh?"

"Paris!"

"Paris dimananya?"

"PARang tritIS"


name of my love



Dewi persis! AKU PADAMU! paling bisaaa aja nemu cara - cara baru untuk membuat "kemben melorot" dan lain - lainnya tampak sebagai unsur ketidaksengajaan ha ha ha

a bad habit



menjelang skizofrenia, kadang begini kadang begitu mood naik turun drastis -_-, sabar sabar yah hahaha


a hobby



Do the doodle, kapanpun dimanapun, terutama pas ulangan matematika, HA HA HA

wishlist



Longlasting sama icul ;D

25 December 2008

Pr dari Utie

Foto ini diambil waktu gue lagi tidur di senayan nunggu giliran joget - joget, karena bangkunya terlalu silau, akhirnya gue berniat untuk pindah ke kursi atas, yang juga lebih adem, dan tiba - tiba, JEPRET!




This is the rules :
take a recent photo of yourself or take a picture of yourself right now
don't change your clothes, don't fix your hair, just take a picture
post that picture with no editing
post this instruction with your picture
tag 10 people to do this
Oops, i broke one of the rules just now hihihi



Obin, PR lo nyusul

Serius lah kita kali ini

Dunia punya cerita, cerita tentang cinta, cinta cinta cinta te cinta

pada stress dan gak sedikit yang gila
mati (mampus) minum racun serangga
gantung diri di pohon jengkol
nubrukin badan ke bis kota yang sedang mangkal
lompat melompat dari gedung bertingkat

karena cinta

DEMI CINTA


Kutipan lirik dari salah satu lagu Marjinal - Cinta pembodohan part II, kalau mau liat lengkap, yah cari lah di google, beli kasetnya kek, dikira gue situs lirik lagu, kali.

Gak tau kenapa gue suka aja ama nih lagu dari dulu, realistis aja, terlebih lagi buat orang yang gak realistis soal cinta. Walaupun kenyataannya gue bukan anak punk, dan gue juga gak nemu definisi pasti soal cinta.

Yang gue tau cinta itu ada seiring berjalannya waktu.
Tapi seiring berjalannya waktu juga, cinta itu hilang.

Yang gue tau cinta itu ada saat dimana lo mengenal pasangan lo lebih dalam
Tapi kenapa saat lo mengenal pasangan makin dalam, cinta itu pudar?

Gak tau lah, bingung, toh yang pasti emang Tuhan nyiptain cinta bukan buat dipikirin, buat dirasain toh.

Salah seorang temen lama gue cerita, kenapa dia putus.

Karena sebulan sebelum dia diputusin, dia ngerasa gak pantes buat mantannya, jadi sadar gak sadar dia ngejauhin mantannya, sebulan kemudian mantannya minta putus karena gak tahan dijauhin gitu.

Nyeh, jadi semua berasal dari ngerasa gak pantes yah. Padahal selama setengah tahun lebih sekian bulan ini (yang gue lihat sih) mereka adem ayem aja, pasti lah ada kerikilnya dalam hubungan, tapi mereka bisa ngehandle itu, seberapapun jarak yang ngebentang diantara mereka. Kalo aja temen gue gak pernah berpikiran kaya gitu, mungkin aja mereka masih jadian sampe sekarang.

Gak tau deh ah kalo soal ngerasa gak pantes gitu, berarti semua soal pikiran kita masing - masing yah, soal ego sih.

Peri biru saya bilang, kalau dia benci saya yang sekarang, saya itu rumit, katanya.

Ya, mungkin memang dia yang belum kenal saya lebih dalam, iya mungkin saya memang lebay, tapi saya selalu membahas semuanya ke hal yang kecil, hal yg mendasar, karena semua hal besar, diawali dari hal kecil kan?!

Masalah prinsip
Pola pikir gue, cara gue mandang hidup emang susah buat dimengerti, tapi ya kalo kamu coba buat ngerti, aku bakal nyoba lebih ngerti lagi soal pola pikir kamu.

Aku tau, pasti posisi kamu gak nyaman, aku juga gak nyaman, nge
(jangan ada yng berfikir gak nyaman disini karena faktor pembalut yang geser!)

Aku juga gak mau nyalahin kamu yah, mending nyalahin lampu (serius ah, gak lucu nyeeet!)

Postingan gue yang paling pertama, ngebahas soal lilin

Gue cuma gak mau, gue jadi lilin terus, gak enak rasanya.

Peri biru juga bilang, kalo semuanya jadi lebih berat, gak seperti yang dia (dan gue) pikirkan kalo semuanya bakal sama seperti waktu proses.

Ya emang gak akan sama kan, waktu masih proses, kamu bilang sayang ke aku aja aku bisa ampe loncat - loncatan, teriak - teriak di lapangan (ya memang bukan hal yang aneh buat seorang Philosophia)

Karena ya waktu proses, belom ada hubungan yang lebih mengikat dan status kepemilikan, walaupun kamu gak setuju sama teori aku soal hubungan yang mengikat dan status kepemilikan ini, karena emang kita belum berhak, belum waktunya sampai menyandang status Mr dan Mrs.

Ya pasti udah lah, pasti dari tiap tingkatannya bakal tambah perasaan, atau apa yah namanya, yang lebih dan makin mengikat. Dan pasti udah lebih mengikat lagi kalo udah menyandang status Mr dan Mrs.

Mungkin itu juga yang jadi faktor, walaupun gue bingung juga, kenapa kenyataannya proses lebih menyenangkan daripada kalo sudah bener - bener dapet.

Gue pernah jadian sama seseorang, prosesnya mah menyenangkan banget, berbunga - bunga citra lestari gimana gitu, tapi pas udah jadian

Nyeh! gak ubahnya dari replika sebuah neraka, udah ketauan banget tuh kalo gue ampe nikah ama dia bakal cerai di tahun pertama. ( kalau nikah aja cerai di tahun pertama, ya pacaran harusnya gak ampe nikah lah -_- mana tahaaaan )

Dan gue juga masih bingung, kenapa yah.

Karena kata "Sayang" adalah kata yang jarang terucap, bukan juga maksudnya kalo udah jadian kata sayang itu jadi gak penting. Cuma ya gimana, kalo jadian, pasangan bilang "Aku sayang kamu", pasti ya dibalas dengan "Sayang kamu juga" atau semacamnya lah.

Gak kaya waktu masih proses, aku ngomong "Pagi sayang", pasti kamu balesnya lama, nunggu reda dulu karena hati kamu udah berbunga - bunga dan flying - flying melting - melting gimanaaa gitu.

Tadinya, aku kepikiran sampe sini, dan aku jadi gak mau ngesahin hubungan ini, ya biarin aja jadi kaya gitu. Tapi gak mungkin juga kan, gak mungkin juga gantung terus gitu. Yang ada.. malah, ya kamu ngerti sendiri lah

Dan gue masih bingung

kenapa

dengan proses dan hasil dari proses itu

kenapa

Apa emang rasa penasaran?
Kalau udah jadian kan rasa penasaran itu gak sekuat dulu

Tau deh ah

Biarlah waktu bicara bawa papirnya


Hush!

Biarlah waktu bicara bawa takdirnya


Maaf, maaf
abis temen gue kalo nyanyi gitu mulu ha ha ha

24 December 2008

Natal Hitam

Malam natal kemarin, semua gelap, salju pun enggan turun

(Okay kesalahan pertama hari ini, point pertama : Malam memang gelap, kalau jingga itu senja, kalau oren itu the Jak, Point kedua : apa bedanya jingga sama oren? -_-, poin ketiga : Indonesia gak turun salju)

Malam natal kemarin, Suaterpit datang ke rumah saya.

Mencambuk jiwa saya, menjadikannya makin kelam.

Peri biru juga hilang, enggak tau kemana.

Dia gak bisa berbuat banyak buat saya, karena saya bahkan gak bisa berbuat apa - apa buat dia.

Saya seakan lupa mantra untuk memanggil peri biru datang, dia hilang, sejenak muncul, terus hilang lagi.

Sinterklasnya mana?

gak tau, nyangkut kali di cerobong asep, cerobong asep saya kan kecil, udah gitu kemaren apinya saya nyalain pula, gak tau banget deh nasibnya gimana.

Lantas mana kado natal buat saya -_-


(Udah diem diem aja, skip aja postingan ini saya tau kalian gak bakal ngerti)

19 December 2008

Apa ini apa itu?




Gambar ini diambil ketika Nanda sedang mencoba mengambil entah apa yang dia coba ambil

16 December 2008

Dua sejoli mengikat janji

Dua pasangan ini sedang memadu kasih, sebut saja nama mereka Olip dan Icul. Mereka sedang berpandang – pandangan, sesekali Icul mengerlingkan matanya, Olip hanya tersipu malu – malu, sambil curi – curi kesempatan mencolek lengan Icul. Icul pu malu – malu, terkikih riang sambil menutup senyumnya dengan tangan. Begitu juga dengan Olip.

Hahahaha Nggak deng, boong. Saya lagi meluk Icul dari belakang, lalu saya bilang,

“Nge, aku sayang kamu..”

Tadinya sih saya pengen bilang, “Nge, selingkuhan aku hamil.” Tapi takut Iculnya marah,eh Icul marah gak yah, kayanya sih ngga, dia kan pengertian. Hahaha ya, kali dah begitu, lip.

Kalau ada teman – teman yang sudah kenal saya dari lama dan bertanya

“Lo pacaran masih tampol – tampolan, tampar – tamparan gitu, pil?”

Jawabannya “Tidak!”

Saya kapok dengan tipikal pacaran yang hardcore gitu, terakhir kali, saya ditonjok sama mantan saya, iseng sih becanda – becandaan, tapi gak lucu yah becandanya hahaha.

Yang ada malah saya merasa rahang saya melenceng dari posisi seharusnya dia berada, atau dalam istilah medisnya “salah orbit.”

Jadi tiap saya nguap, pasti rahang saya bunyi “Kletek!”

Serius, saya gak becanda -_-

Apalagi pas makan, terutama pas makan kerupuk, pasti bunyi “Kriuk!”

Yasudahlah, yang lalu biarlah berlalu jangan dibiarkan berlalu – lalang.

Okey kita ulangi, balik lagi ke tema awal.

Saya lagi meluk Icul dari belakang, lalu saya bilang,

“Nge, aku sayang kamu..”

“Aku juga sayang kamu, nge."

“Kamu janji yah sama aku..”

“Iya, janji apa?”

“Kamu..”

“Iya, kenapa?”

“Kamu jangan pernah operasi kelamin yah.”

Entah kenapa, tiba – tiba saja Icul melepaskan pelukan hangat saya ( Ralat! pelukan panas! Soalnya kayanya waktu itu ACnya rusak deh -_-, gak berfungsi sebagaimana mestinya)

Kenapa yah? Memangnya saya salah ngomong yah? Saya kan hanya ingin meluapkan perasaan saya, kenapa yah Icul kok ekspresi mukanya langsung berubah.

Mungkin yang soal selingkuhan saya hamil itu, enggak kok saya bohong! Lagipula saya gak pernah selingkuh, eh..pernah deng sekali.

Abisan waktu itu ujan – ujan dingin, eh ada kucing masuk ke kamar saya, saya telentangin, eh taunya betina, yasudahlah terjadilah perbuatan zina tersebut, maaf yah nge.

Aduh, teman – teman bantu saya dong, apa yang harus saya lakukan?

13 December 2008

Pro dan Kontra versi benerannya (bagian kedua)

Oke oke, kali ini saya posting yang benerannya deh, jelas – jelas album itu fiktif (gak ada yang mikir kalo album itu faktual gitu, lip,! Yang ada juga orang – orang nganggep album itu faksit)

Pro dan kontra datang mengomentari gambar tersebut. Lebih banyak kontra sih.

“Katanya antikekinikinian, kok make headband?”, begitu katanya.

Emang headband masih ngetrend yah?

Saya dari dulu pengen banget make headband warna merah kuning hijau, berhubung teman saya menyediakan “JASA HEADBAND DAN CHEAT RAGNAROK” (emang ragnarok ada cheatnya, kali dah hari gini masih ragnarok aja -_-) ya saya bikin aja, berhubung saya memang suka berkostum terlalu masa lalu. Namun seringkali ide saya keburu “ngetrend” duluan. Sebagai contoh, belum lama ini saya pernah ke 81 make keffiyeh loh! Pasti dicapnya ”gowl beut” sih Lip. Tapi gimana dong, dari dulu pengen banget jalan gue pake gamis, pake kacamata, terus pake keffiyeh, terus jalan ama pacar, nah pacar gue pake kerudungan gitu, terus pake cadar deh.

Jadi kan kalo jalan, kali aja ada yang manggil.

“Eh, A’a, Assalamualaikum, ini teh istri barunya lagi.”

“Walaikum salam. Iyah, Alhamdulillah, A’a mah ikut iklan ting – ting ajah, satu mana cukup.”

“Lah A, kan istrinya udah dua.”

“Ah Teu nanaon, A’a suka yang ganjil – ganjil, biar kalo bosen bisa dijadwal, betul tidak?”

“Tidak. Terserah aja deh, balik dulu yah A, Assalamualaikum.”

“Walaikum salam”


Tapi apa daya, belum terealisasikan Keffiyeh keburu dan terlanjur melekat sebagai “Asesoris anak jaman”, begitu juga dengan headband. Pula lagi, saya belum nemu pacar yang redho digituin hahah. Icul mau gak yah?!

Nge, kamu mau gak? Kalo mau sms sms A’a aja yah! ;)


Dan headband disitu dipakai untuk menambah kesan jadul. Toh kenyataannya headband bukan mode jaman sekarang toh, udah dari jaman dulu, dan saya memang gemar berpakaian tempo dulu. Jadi pengen aja foto sok – sok cover kaset gitu, gara – gara belakangan ngeliat cover kaset Bob Marley and the Wailers, jamannya masih pada belom gimbal, sama covernya Jimmy Cliff. Kok cover albumnya lucu yah, jadi pengen.
Dan kalaupun masih dianggap, “ah tetep aja lip, lo kemakan omongan lo yang katanya antikekinikinian!”

Kalau memang begitu? Karon ‘n Roll juga kekini – kinian dong?




Kalau menurut saya pribadi yah, kekini – kinian itu mengikuti tanpa menyaring. Main pake aja tanpa mikir pantes apa nggak.

Kaya waktu itu saya pernah duduk – duduk di depan bioskop, tau – tau ada orang keluar, bukannya lebay yah, tapi emang beratnya kira – kira menjelang 200 kilo deh, pokoknya GEDE BANGET deh tuh orang, tadinya saya pikir itu layar bioskopnya jatuh, tapi ternyata itu beneran orang. Dia memakai cardigans, kaos ketat dan legging. Nah lo pikir aja, dia pake legging! Jadi kalo jalan kiwir – kiwir gitu. Kaya daging glonggongan. Dia pikir lucu kali yah pake baju gitu. Dikira pantes kali -_-

Jadi kalo emang pake headband dan tema berpakaiannya memang tempo dulu ya saya pikir pantes – pantes aja. Asal jangan numplekin semuanya aja, misalnya; berhubung keffiyeh, headband, kacamata gede, baju dengan warna nabrak, sneakers, lagi pada in, lantas ditumplek semua ke badan. Nah itu baru kekini – kinian.

Inti dari semuanya sih kalo menurut saya yang penting pantes. Gue baru tau katanya anak (yang katanya) metal jaman sekarang make headband, meragukan kemetalannya banget deh -_- . Ya pokoknya mau digimanain juga, memang terlihat, siapa yang berani terlihat beda, yang memang memakan jaman dan mana yang hanya termakan jaman.

Terimakasih, salam sayang selalu


Philosophia Yeroushalaim

P.s. : 4 x 4 = 16
Sempat tidak sempat harus dibalas :)



Oh iya itu yang dalam kurung katanya janji gak ngomen – ngomenin lagi, kok masih aja bawel sih!

Pro dan Kontra (bagian satu)



Pro dan kontra sempat keluar dari beberapa pihak mengenai album ini. Terutama kontra, yang datang dari FPI serta FHM (loh, kenapa FHM?! Bukannya FHM itu?) dikarenakan nama dari band ini yang dianggap cabul.


POSITIVE VIBRATOR


Padahal, menurut salah satu personil band ini, nama itu diambil dari salah satu lagu Bob Marley yang berjudul Positive Vibration. “Kami bermaksud menjadi orang – orang yang memberikan getaran – getaran positif, maka kami memutuskan untuk menjadikan Positive Vibrator sebagai nama band kami”, Jelas Olip yang merupakan manajer merangkap sebagai vokalis, gitaris, bassis, drummer, perkusionis, serta keyboardis band ini.(Lah berarti sendirian dong, iseng amat sih nih orang). Serta di salah satu lagu yang berjudul “This is love” yang dimana terdapat bait “This love this love sometimes sometimes there is no the logic” yang dianggap menjiplak lagu dari Agnes Monica, “Cinta ini, kadang – kadang tak ada logika.”

(Nah lo pikir aja ini kan ceritanya band jaman baheula, ngapa jadi Agnes Monica? Waktu band ini sedang naik daun [ini band apa ulet?] pasti Agnes Monica masih sibuk dengan program tralala – trililinya)


Agnes Monica


Oke, yaudah deh, salah satu lagu di album ini dianggap menjiplak bait lagu Vina Panduwinata, “Di dadaku, ada tanganmu..” (loh kok tangan sih? Bukannya senyum yah?)

Bodo ah, ini siapa sih yang dalam kurung ngomenin mulu!

( Iya iya mas, maaf yah, saya kan cuma mau meluruskan )

Udah gak usah, saya suka kok keriting!

( Oh yaudah mas, jadinya diapain nih? )

Diblow aja!

( Blow aja? )

Iya, blow – job

( Ah si mas mah bisa aja ;) , ngomong – ngomong maaf loh kalo kita bawel )

Gapapa kok, tapi jangan gitu lagi yah

( Iya deh janji *kelingking* )

Gitu dong *kelingking* ;)


Kembali ke topik. Serta di pojok kanan bawah, tertulis “1 BONUS TRACK”, padahal mah lagunya gak ada yang baru. Akhirnya album ini ditarik dari peredaran. Iya ditarik dari peredaran, peredaran darah! Soalnya gak muat, daripada nyangkut.


(dikutip dari Muterin Indonesia, kamis 30 februari 1982)


Hadaaah.. apa sih lip, suka freak deh!

i'll never let you lost in blue



Ngerti gak?

12 December 2008

Efek rumah barbie

Menjelang Tardigras

Nad yang notabene penggemar Efek Rumah Kaca (kalo saya sih penggemar efek rumah miring) bertanya kepada Rara

"Ra, Efek Rumah Kaca jam berapa? siang apa malem?"

Tiba - tiba Cory menjawab

"Ya siang lah Nad, kan ada sinar matahari - sinar mataharinya yang mantul2 gitu."

Ck ck ck..Cory..Cory..Bukannya istighfar

Kamu juga manis

Selalu
Seperti 6 hari yang berlalu
Kamu tetap saja manis
Gemblong juga manis

Kemudian
Di hari kesekian
Kamu tetap manis saja
Tapi gemblongnya sudah tidak

Sepertinya basi

Lantas aku sarapan apa?

12 ke 12, menjelang 12

Sensasi mau mati
Mendadak terjaga di malam dengan perut tanpa isi

Pencarian tanpa hasil demi seipiring nasi

Makin menjadi karena diiringi

Paduan suara dalam hati berisik

Berteriak, sisanya bernyanyi

Nah lo Nah lo
Anak orang dikeja nangis
Bapaknya panjang ***is
Dicium bau amis


Maaf yah sayang ;(

Bagus bangeeet!

Ba’da Solat Zuhur, anak – anak sedang memakai sepatunya masing – masing. Beberapa sedang iseng melempar sepatu orang lain, dan sisanya tidak ngapa – ngapain karena sepatunya disita. Hah? Di sita? Sita temennya Icul? Ngapain dia ngumpetin sepatu anak – anak Sumbangsih, iseng amat sih, heran?!

Sampai tiba – tiba guru sejarah saya datang, sebut saja namanya Bagus, halah emang namanya bagus, wiih bagus banget yah namanya. Guru saya yang ini mempunyai hobi yaitu ke WC, halah semua orang juga mau gak mau harus ke WC setiap harinya. Tapi dia punya WC sendiri yang saya belum pernah lihat orang lain main – main ke WC itu, karena kuncinya dia bawa – bawa terus. Jadi dia masuk dan langsung mengunci pintunya, entah apa yang dia lakukan di dalam, lalu keluar lagi dan mengunci lagi pintunya, entah kenapa WC itu tidak dibuka untuk umum. Yaiyalah, WC kan ditutup, kalo dibuka ya malu dooong, masa diliatin orang – orang, kan udah gede. Yasudahlah apapun yang dilakukan bapak itu, kita tidak boleh Suudzan, marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing.

Sudahlah tidak usah dibahas, itu hanya intermezzo. Okeh! Kita mulai saja ceritanya, ayo anak – anak duduk yang manis.

Guru saya itu kebingungan, entah apa yang dia cari, yang pasti bukan anak kambing (eh mungkin saja yang di WC itu anak kambing?! Mungkin gak sih?!)

“Kamu lihat sepatu bapak gak?”, tanya beliau (halah daritadi kata gantinya “dia” kenapa jadi “beliau“ gini tiba – tiba) kepada Panji.

“Nggak, pak.”

Kemudian si guru itu sibuk mencari lagi, tak lama datang lagi ke Panji.

“Kamu lihat sepatu bapak gak?”

“Kagak Pak!”

“Lah kamu kan daritadi duduk disini.”

“Lah saya gak lihat sepatu bapak, sepatu bapak aja saya gak tau yang mana?!”

Dialog itu terulang beberapa kali, bukan salah pita kaset, entah salah siapa, kalian tebak saja sendiri.

“Sepatu bapak mana?”, lagi – lagi dia nanya lagi.

Sampai akhirnya ada salah seorang teman saya yang berkata,

“Bapak pake sendal, kali!”

“Oh iya! Untung kamu ngingetin!”

-___________-

English today

Saya, Panji, dan Dayu sedang ada di rumah Dudul untuk transit.

Hahaha, sebenernya saya sih numpang makan, soalnya entah kenapa rumah Dudul sering jadi pangkalan tukang jajanan, iya semua ada, seperti membawa kembali ke masa SD dahulu. Kalo si Panji sih gak tau deh numpang apa, kalian boleh nebak – nebak sendiri.

Sampai akhirnya Panji mengacak – acak laci meja komputer Dudul dan menemukan diary – diaryan gicu deeech!

Hahahaha, lucu juga bacanya, sampai tiba ke sebuah tanggal dimana bertuliskan.

“Me kiss my Boyfriend in prom of SMP Sumbangsih”

“Dul, lu kapan ke Promnya SMP Sumbangsih?”, tanya saya dan dua orang lainnya.

“Hah apaan sih?!”, jawab Dudul.

“Elu makanya sini! Malah joget – joget! Heran?!”, kata saya lagi.

“Oh itu salah, harusnya “F” bukan “P”, itu tuh udah gue coret – coret tau!”, bela Dudul.

“Laah? Maksutnya apaan sih?”, tanya saya makin bingung.

“Iyah itu tuh Me kiss my boyfriend in from of SMP Sumbangsih?”, ngotot Dudul

“Hah? Maksudnya? Lo nyium Panji di depan Sumbangsih?”, tanya saya makin bingung.

“Iyalah”, jawab Dudul lagi.

“Iyadah”, jawab saya pasrah, ter se rah.

09 December 2008

Like mother like daughter

Masih ingat Puput?
Yang pernah saya muat ceritanya di cerita ini

Okay sekarang saya akan bercerita tentang percakapan yang terjadi di keluarganya.

“Bu, ibu musti tau yah, cowok yang ditaksir Puput tuh mukanya kayak combro!”, kata kakaknya Puput kepada ibunya. ( ibunya siapa? ya ibunya Puput lah, masa ibunya saya, iseng amat! Btw, tenang saja, kalian gak sendirian kok, saya juga bingung kenapa banget musti combro.)

“Mana nak, mana nak, sini ibu liat.”, jawab ibunya dengan bijaksana.

“Nih bu!”, kata kakaknya sembari menunjukan foto lelaki itu, halaaaah jadi kaya judul lagu Souljah -_-

“Ah ngga kok, gak kaya combro, manis kok....”, jawab ibunya.

“...kayak misro”, sambung ibunya lagi. -_-


fyi yang underlined bisa diklik
dan rasanya misro memang manis, seperti saya ;))

wakakakak

07 December 2008

Hari potong kambing sedunia

Okey

Semua berjalan aman, pagi ini gue gak gumprang - gumprang, terus gue cek, gak ada nying - nying, dan gak ada sapi masuk rumah gue.

Thanks God!

Gue ke masjid, berhubung udah rame jadi gue dapet di luarnya, gak di dalem mesjidnya. Untung gue bawa sajadah. Tapi pas gue liat - liat kok aneh yah.

Sebelah kanan gue bapak - bapak, belakang gue juga bapak bapak.

Tapi kok depan gue ibu - ibu, kiri gue juga ibu - ibu, LHA INI GIMANA BANGET SHAFNYA -_-

Tau ah, gue menjalankan semuanya seperti biasa, dan di penghabisan gue baru inget, kebangetan banget dah MASA GUE LUPA WUDHU LAGI -_-

Selesainya, gue pulang, semua masih aman, gak ada nying - nying masuk panci, gak ada sapi masuk rumah, dan gak ada sapi masuk panci, kalo ampe ada, ya gue bingung.

Gue makan, tiba - tiba..

Emang sih gak ada nying - nying yang masuk panci, gak ada sapi yang masuk rumah.

Tapi ada orang gila masuk rumah gue -_-

Namanya Ida Bego, cukup famous sih di Pondok Pinang, lebih famous daripada Dewi Perssik, cuma kalo soal body sih, boleh diadu. Diadu sama kambing, tau ah BETE gue, udah biasa sih beliau (halah beliau) masuk rumah orang, cuma ganggu ritual makan banget ah hahah, untungnya dia gak ngambil barang. Jadi dia suka masuk ke rumah orang terus buka kulkas terus ngambilin barang, gue curiga mungkin dia pura - pura gila biar bisa makan gratis.

Ya sudahlah akhirnya gue berangkat ke sekolah buat jadi panitia Qurban.

Pas gue nyampe, gue kaget banget ada sapi, yaa entah sapi atau kebo, mungkin anoa tapi yang pasti itu gede banget. Temen gue bilang sih itu kuda. Gue gak setuju itu kuda, gue rasa itu Baphomet yang sudah ditaklukan! Hail to the Lord! kerajaan setan telah ditaklukan, halaah hahah apa sih lip!

Lagi ngeliat Baphomet itu mengantar nyawanya Dayu datang, dan bilang,

"Masa tadi gue telat solat"

"Hah gimana?"

"Iya kan tadi gue nyampe, terus gue duduk kan lagi khotbah gitu. Gue bingung kok khotbah dulu yah, tapi ya gue pikir emang gitu, lo tau gue, kan. Tapi kok khotbah kelar, orang - orang pada pulang."

" -_-' , udah day? kalo udah gue mau liat sapi lagi nih."



Ngomong - ngomong, selamat Idul Adha semuanya

fyi, kata kata yang underlined bisa diklik untuk melihat gambar

05 December 2008

Kenapa harus DISEMUTIN?

Sebenarnya bukan saya yang pertama menggunakan nama ini, sudah saya tekankan (siapa yang ditekan? Apanya yang ditekan – tekan?) bahwa saya generasi kedua dari Disemutin. Jadi tentu saja yang pertama memakai nama ini generasi pertama, gak mungkin kan generasi ketiga.

Kata – kata Disemutin menyebar rata di tiap pelosok sekolah, dari mulai meja piket sampai ke kantin, dari kantin sampai ke meja piket (lah berarti gak nyebar dong, orang cuma di kantin ama di meja piket doang). Entah kenapa terdengar begitu catchy dan filosofis untuk saya. Simple dan memiliki arti yang luas.

Pada awalnya ketika orang bertanya, “Kenapa harus disemutin?”
Saya pasti akan menjawab, “Kenapa gula disemutin?”
Sang penanya akan menjawab, “Karena manis.”
Saya meneruskan, “Terimakasih.”

Nyeh muka sang penanya pun langsung berubah menye dan mengganti topik pembicaraan, karena itu posing ini saya buat untuk menjadikan jawaban panjang dari pertanyaan tersebut. Bukan jawaban panjang yang soalnya ditulis baru ditulis jawabannya, maksutnya saya akan menjabarkan, “Kenapa harus disemutin.”

Jadi begini, sebenarnya bukan saya yang pertama menggunakan nama ini, sudah saya tekankan (siapa yang ditekan? Apanya yang ditekan – tekan?) bahwa saya generasi kedua dari Disemutin. Jadi tentu saja yang pertama memakai nama ini generasi pertama, gak mungkin kan generasi ketiga. (Hadaaah sampe kapan lo mau nulang – ngulang ngalor ngidul gak jelas gini.)

Ya karena disemutin, sangat erat kaitannya dengan semut, gula, dan manis. Tiga kata yang sangat luas untuk diplesetkan.

Banyak sekali istilah - istilah yang bisa dipakai dari kata – kata itu. Seperti misalnya sebuah sensasi yang disebut “kesemutan”, inilah yang membedakan manusia dengan semut, manusia bisa kesemutan, sementara semut gak bisa kemanusiaan). Juga kalau mau disuntik, dokternya pasti bilang, “gak sakit kok, rasanya kaya digigit semut.” Nyeh semut apaan yang bisa nembus kulit terus diteken, ditarik lagi. Terus ada lagi, kalau mau bersih – bersih ada istilah operasi semut, mari kita bayangkan sekecil apa pisau bedahnya. Lalu, kalau – kalau tv rusak pasti bilangnya tvnya disemutin, atau itu program “semut lagi tawuran”. Dan tentunya masih banyak lagi istilah – istilah yang erat dengan semut, gula, dan manis. Mau sampai sepanjang apa postingan ini kalau saya jabarkan semuanya.

Selain itu banyak juga pribahasa – pribahasa (yang dua orang tolol ini ciptakan sendiri) yang bisa dibuat dari kata – kata ini. Seperti misalnya “Semut bisa ngalahin gajah” Gak percaya? Coba suit! Disini saya mengartikan pribahasa ini “Jangan takut hanya karena kita kecil, sebab ukuran bukan jaminan.” Atau dalam istilah asingnya “size doesn’t matter”. Tapi entah kenapa sepertinya untuk orang Indonesia Size does matter banget, buktinya cucunya Alm. Mak Erot masih laku didatengin, masih rame sampe sekarang.

Ada juga “Ada gula ada gua” atau dalam pribahasa aslinya, “Ada gula ada semut”, yang disini saya mengartikannya sebagai, “Ada aksi ada reaksi” Ada sesuatu yang dilakukan, akan ada sesuatu yang ditimbulkan, atau kaum – kaum Hindu menyebutnya “Karma”. Ada juga “Habis manis terbitlah terang, habis gelap sepah dibuang”, nah yang ini belum ada artinya, saya iseng – iseng aja ngacak – ngacak kata hahahah.

Banyak juga aliran musik yang merupakan penggabungan antar sebuah aliran musik dengan disemutin, seperti misalnya DiskoMutin, diSKAmutin, diseMetal, RaggaMuttin, dan masih banyak lagi yang makin disebutkan makin maksa hahaha.

Dalam pembahasan yang lebih serius, semut merupakan salah satu binatang yang dimuliakan Tuhan, yang dimana terdapat surat An-Naml dalam Al – Qur’an yang berarti semut. (Mungkin ada pengikut agama lain yang di kitab sucinya juga menyebutkan tentang semut bisa konfirmasi ke saya.)

Selain itu, flashback ke jaman dulu. Dimana saya masih piyik – piyik, saya pernah memotong buku tulis saya, menjadikannya dua bagian, memotong sesuai ukuran buku komik doraemon, dan menggambar – gambarnya, menjadikannya sebagai komik handmade pertama buatan saya sendiri yang dimana saya beri judul “Prajurit semut”. Ya ceritanya standar pola pikir anak – anak kelas 2 SD lah yang kebanyakan didoktrin kartun, tentang sebuah batalion semut, jadi itu ceritanya tentang tentara – tentara semut gitu. Karena saya suka ngeliat semut jalan di dinding lucu kaya tentara. (Tadi katanya didoktrin kartun, terus karena lucu ngeliat semut, lah yang bener yang mana, gak konsisten.)

Karenanya saya sangat tertarik untuk menjadi generasi kedua dari disemutin ini, sekian untuk hari ini pembahasan soal “Kenapa harus disemutin?”-nya. Jumpa lagi lain waktu pada topik dan pembahasan yang sama. Jangan lupa terus membaca Makinglaugh.blogspot.com dan tetap merdeka!

04 December 2008

Udah belom?

Saya baru pulang dari rumah teman saya, lengkap dengan seragam SMP, sebuah tas selempang dan sebuah buku tulis (apanya yang lengkap, coba?!). Buku tulis itu jyga hanya saya jadikan modus bahwa saya belajar kelompok di rumah teman saya. Karena memang tujuannya hanya ke rumah teman saya, saya tidak membawa apapun kecuali yang disebutkan tadi.

Saya naik bis, entah kenapa kosong melompong, hanya ada saya sendirian, abang supir dan abang kenek (Hadah, itu bertiga, goblok! -_-). Tiba – tiba datang dua orang tidak diundang (ya iyalah emang ada gitu undangan naik bis bersama, tada kesan tanpa kehadiranmu? Gak ada kan). Memepet – mepet saya. Dugaan awal saya mereka pedofilia, masih ada hubungan darah dengan Robot Gedek, ternyata saya salah.

“Lo tadi ikut tawuran ya?!”, salah satu di antara mereka mulai mengintrogasi saya.

Halaah, ini lagi! Ternyata masih ada orang yang lebih modus dari saya. Jelas – jelas itu hari itu semua sekolah sedang libur, sayanya aja iseng pake seragam biar bayarnya murah. Saya sudah sangat paham sekali, ini hanyalah modus, diawali dari pertanyaan – pertanyaan, lalu bongkar – bongkar tas, dan barang berharga pun pindah tangan.

“Kagak, gue baru pulang dari rumah temen gue”, jawab saya.

“Ah boong lo! Tadi ade gue abis digebukin, kena tujuh belas jaitan, tadi lo ikut – ikutan juga kan tawuran, sini gue periksa tas lo kali aja ad giri gitu – gitu.”, Kata si orang modus itu.

“Tuh periksa aja!”, jawab saya sembari melepaskan tas selempang saya yang benar – benar hanya berisikan sebuah buku, saya tidak bawa handphone atau barang – barang lain yang berharga.

Orang itu memeriksa tas saya, membuka semua reseleting, saya hanya menahan tertawa melihat mereka kebingungan tidak menemukan apa yang mereka inginkan, mereka terus menerus menggeledah, walaupun sudah berulang kali mereka menggeledah dan tidak menemukan apa apa.

“Ah, coba sini gue periksa dompet lo, kali aja ada silet”, kata orang itu.

Nah lo pikir aja mana ada orang tawuran bawa – bawa silet, mau debus, kali!
Saya pun memberikan dompet saya.

Orang itu membuka dombet saya menggeledah sampai ke sela terdalam, namun tetap tidak menemukan lebih dari dua orang Patimura yang enggan tersenyum, jadi saya yang tersenyum melihat mereka sepertinya frustasi.

Akhirnya mereka menggeledah saku – saku saya, dugaan bahwa mereka keturunan Robot Gedek kembali muncul. Mereka bolak – balik memeriksa tas saya, dompet saya, dan saku saya, mereka benar – benar tidak menemukan apa – apa terkecuali uang dua ribuan tadi.

Saya pun berkata, “Udah belum? Kalo udah gue turun nih.”

Akhirnya saya turun sambil sumringah sendir, dan kata – kata itupun jadi cikal bakal respon dimana saat teman saya sedang melawak, atau membual bla – bla – bla, atau sedang bicara yang tidak ada tujuannya

“Udah belom? Kalo udah gue ketawa nih”

Atau seringkali jadinya begini

Misalkan dia sedang melawak, lucu ataupun tidak lucu saya akan bilang

“Itu lucu nggak, kalo lucu gue ketawa nih”

Misalkan dia menjawab, iya ataupun tidak, atau bahkan tidak menjawab sama sekali, saya lantas akan merespon,

“HA HA HA, udah kan? Ya udah ya males gue ngomong ama lo.”

Ye serius

Udah yah males gue ngomong ama lo.

Dah.

Kronologis lebih tragis

Heran yah kenapa ada sapi di ruang tamu?

Sama, yang pasti sapi itu untuk keperluan kurban, sedang diangkut pick up untuk dipindahkan, sang sapi loncat dan lari, terjadilah kejar – kejaran film India antara sapi putih bertanduk tumpul itu dengan si abang supir pick up, bedanya disini tidak ada tarik menarik sari dan sapinya tidak berjoget – joget setiap kali melihat pohon.

Terang saja abangnya Dayu shocking pink. Lagi nyuci mobil basah – basah seksi tau – tau dari spion terlihat sapi berlari makin lama makin kencang ke arah rumah.

Yang saya heran, kenapa gitu sapinya lari – lari udah bener – bener lurus tau – tau tiba – tiba belok gitu aja ke rumah Dayu.
Mungkin sapi itu tau rumah Dayu banyak makanan ringan dan juga sering jadi tempat mesum makanya dia iseng – iseng nyoba kali aja ketemu sapi betina juga.

Yang jelas, Dayu mematung, diam gak ngapa – ngapain masih shock tau – tau ada sapi masuk rumah, abangnya Dayu marah – marah kenapa Dayu diem aja, abang – abang pick upnya heboh.

Dan nyokapnya Dayu berniat keluar kamar, buka pintu dan disambut oleh wajah seekor sapi nan lugu.

Nyokapnya Dayu hanya bisa istighfar sekencang – kencangnya diikuti dengan menutup pintu, sekencang – kencangnya juga.

Lebih tragis!

Viano, kakak dari Dayu sedang mencuci mobil.

Semua berjalan seperti orang mencuci mobil pada umumnya, sampai dia melihat ke spion, shock, dan berteriak,

“DAYU, TUTUP PINTUNYAAA!!”

Dayu hanya berjalan santai, keluar kamar, sambil masih terus bertanya – tanya kenapa sih teriak –teriak. Abangnya Dayu terus berteriak – teriak, dan Dayu hendak menutup pintunya.

Tapi apa daya

Semua sudah terlambat

Ada SAPI di ruang tamu.

Ngelem, mabok aisha aibon

Terbaik, yang sejauh ini saya dapatkan
Yang tetap manis meski tanpa pemanis buatan
Dimana emosi mencair dalam satu ucapan
Dimana elegi menguap dalam satu dekapan

Semoga bukan dipajang lalu hilang di etalase
Semoga bukan sekedar singgah, sekedar fase
Semoga tidak melayang, menukik,menghantam
Semoga tidak kian meredup menyisakan kelam

Aright, Aright me done know nothing everlasting
Everything will be gone as di time goes swing and swing
However ever, darling, You should know one thing
At this time for i and i you means everything

Semoga dirasakan apa yang Tuhan sematkan
Semoga benar disematkan semoga kelak dirasakan
Lepas Simpul seringai lekas berfikir!
Saya bosan jatuh cinta, jadikan ini yang terakhir

28 November 2008

Sop

Nah lo bayangin aja, pas gue lagi makan sayur sop

Ada merah - merah, nah (merah - merah yang tadinya gue pikir cabe itu) gue tarik deh.

Gak taunya kain perca.

Darimana banget coba -_-

Pohon waru

Eug tikas, uam rudit

ada aja gangguannya

smslah yang masuknya bertubi - tubi, teleponlah yang bunyi terus krang kring krang kring

eh ngga deng, waktu itu disilent. oke oke ulang deh

Gue sakit, mau tidur

ada aja gangguannya

smslah yang masuknya bertubi - tubi, teleponlah yang geter terus zzzt zzzt zzzt zzzt

Gue bangun, udah sembuh

Orang - orang disms pada kagak dibales
ditelpon balik pada kagak diangkat
Yang ngangkat malah mbak - mbak
suaranya sih seksi, tapi minta maaf mulu
"Maaf, dana anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini", begitu katanya.

Ciul ngambek gara - gara gue ngambek duluan
Kambing ngembik gara - gara siapa ngembik duluan, hayo?

Mana Senen ulangan
Selasa ulangan
Rabu ulangan
Kamis ulangan
Jumat juga ulangan

Lah kok ulangan mulu

Ya iyalah, kan seminggu

Mana senen ulangan (udah yah)
Mana gue lagi gak mood belajar
Mana materinya lagi banyak itung - itungan
Mana dimana anak kambing saya
Anak kambing saya ada di pohon waru

Iseng amat tuh kambing manjat - manjat pohon -_-

22 November 2008

Hari yang aneh bagian kedua

Tiba – tiba dayu bangun lagi, memakai sepatu, kemudian tidur lagi.

“Lah lo ngapain lagi sih tiba – tiba di kamar make sepatu?”

“Gitu Lip, orang kalo di luar negeri nih ya misalnya pulang udah bener – bener capek dia tidur ya tidur aja gak make buka sepatu.”

“Masalahnya lo tadi dateng udah buka sepatu gitu, terus rebahan tau – tau bangun make sepatu tau – tau tidur lagi -_- .”

Dayu tidak peduli, dia malah ngulet – ngulet menggesek – gesekan kepalanya ke bantal.

Tiba – tiba dia mengendus bantal lagi, kali ini dia mengendus semua bantal.

“Apaan lagi sih, Day?!”

“Ini bau apaan yah?, cium deh Lip?”, Pinta Dayu.

Saya membaui, tidak ada bau yang semenyengat itu, lebay.

“Kagak ada.. Wah gua gak tau yah, waktu Tardigras kan ada yang tidur disini berdua, hahahah, mungkin itu bau [ silahkan isi sendiri dengan kata – kata yang kamu suka ] kering.

“Hahah, bau Syekh Puji bego”, Jawab Dayu. Kepada pembaca harap maklum, kami memang sering begini tiba – tiba melenceng dari tujuan pembicaraan.

Dudul yang baru masuk membawa makanan kebingungan, melihat Dayu dari tadi, nyium bantal kok bau, nyium sepatunya, kok masih bau juga, buka sepatu, nyium jempol kakinya, kok baunya sama, itu – itu juga, mana katanya maunya nyengat banget gak enak gitu lagi.

Saya akhirnya turun untuk makan, pindah ke seberangnya Dayu, Dayu masih keep on wondering itu bau apaan, masih membaui semuanya.

Saya melihat wajahnya Dayu, sejak kapan Dayu punya tahi lalat di pipi kanan, ukurannya medium pula.

“Day, mungkin asal bau itu..”

“Dari pipi lo.”

Dayu meraba pipi kirinya, tidak ada apa – apa, Dayu meraba pipi kirinya. GOTCHA!!

Diambil, dan dia menciumnya, Dayu mengumpat.

Dayu lari ke kamar mandi, dan dia terus – terusan mengumpat.

Sekembalinya Dayu, kami semua bertanya.

“Itu apaan Day? Tai? Darimana asalnya banget tau – tau ada di kamar.”

“Kecoa kecil kayanya, itu sayapnya”, Jawab Dayu agak agak lemas males males gimana gitu sambil menunjuk ke lantai.

Selesai makan, gantian saya yang membaui, mencari darimana asal muasal sebuah bau yang sedang saya cium ini, Panji bertanya,

“Kenapa, Lip?”

“Gak tau nih, kok kayanya gue nyium bau yang tadi dicium Dayu gitu, ya.”

“Tau nih, gue juga, mana bau banget lagi!”, Panji mengamini.

“Sori men, itu gua!”, Kata Dayu.

Kata – kata “Najis” Bergema dari penjuru kamar, dan kami hanya bisa membuka pintu kamar, menunggu udara bersih kembali.

Hari yang aneh bagian pertama

Saya duduk di kursi penumpang ketika Dayu membawa motornya melaju ke tempat dimana kita akan menghabiskan uang Panji di hari ulang tahunnya. Sekitar 1 meter ke depan, di jalan saya melihat sebuah sandal, sebuah lho ya bukan sepasang, hanya sebelah kiri saja. Saya iseng menjulurkan kaki ke bawah, kaki loh ya bukan menjulurkan lidah, kalo menjulurkan lidah mah saya udah freestyle banget namanya. Dan ketika saya menaikkan kaki saya lagi, sandal itu sudah terpasang dengan rapi membalut kaki saya yang sudah bersepatu. Sesampainya di tempat tujuan, saya bingung, gak mungkin kan saya bawa sandal masuk ke pizza hut. Udah jelek, Cuma sebelah kiri doang. Akhirnya dengan hati yang tulus ikhlas saya kasih deh ke satpam yang saya lihat hanya bertugas sendirian. Siapa tau dia mengadakan sayembara, mencari kaki siapa yang paling pas dengan sandal itu dan memiliki sebelah kanan dari sandal tersebut., menemukan pasangan yang bisa menemani hari – harinya bertugas dan hidup berbahagia selama – lamanya.


Oke kisah itu hanya pembukaan, tidak begitu penting hanya saja mengingatkan saya dengan kisah yang terjadi hari ini.

Saya sedang on the way the Mansion, dua motor, Dudul dengan Panji, dan saya dengan Dayu. Kebetulan saya dan Dayu berada di sebelah kanan maju sedikit dari motor Panji, dan tiba – tiba

CKLEK DES DES GUBRAK…

Panji sudah di depan saya dan bemper yang ada di motornya, Besi yang melingkar dihias dengan lambang mods itu. Besi itu LEPAS dan MENTAL ke belakang, saudara – saudara. Dan kebetulan motor di belakang motor Panji itu ya saya dan Dayu.

Mental mantul – mantul di jalan dan sangat membuat kebisingan, hingga bemper itu terbang tepat di depan motor Dayu. Sempat menghantam tangan Dayu, jatuh lagi ke tanah dan memantul lagi dan dengan bodohnya saya tangkap dan kini sudah ada di tangan saya -_- .

Motor Dayu kini sudah berada di depan motor Panji, Dudul bingung, “Lah itu kan yang di motor Panji kan, kok bisa ada di lo?”

Aduh, Dul.. lo gak denger apa gumprang – gumprang heboh dari tadi -_- . Mood Panji juga sepertinya sudah turun, dia akhirnya ngebut ke the Mansion.

Sampai di the Mansion, ternyata memang sudah patah dan bengkok gitu, ya sudahlah pasrah. Akhirnya kami masuk. Saya langsung duduk – duduk di kasur atas dan Dayu langsung merebahkan diri di kasur bawah. Panji dan Dudul ? belum masuk kamar.

Tiba – tiba Dayu mengendus – ngendus ke arah bantal.

“Kenapa Day?”, Tanya saya.

Say heloo to my little brother!

Dan gadis itu hanya bisa mengumpat ketika tahu sedari tadi saya berada di kursi penonton ;))

19 November 2008

Bincang porno

Teman - teman perempuan sekelas saya sedang berbincang - bincang. Tentang seks. Saya yang lewat merasa gimanaaa gitu karena topik ini sangat tidak cocok sekali dengan mereka yang biasanya waktu istirahat berbincang tentang rumus. Akhirnya saya dengan baik hati menyadarkan mereka.

"Hwayolo..parah lo pada ngomongin bokep yaah!", Kata saya.

"Iya, emang kenapa?", Jawab salah seorang diantara mereka.

"Gapapa sih, cuman kayanya ga pantes aja gitu.", Jawab saya.

"Gapapa tau ngomong - ngomong bokep, asal jangan ngelakuin aja.", Bela mereka.

"Gapapa tau ngelakuin bokep, asal jangan ngomong - ngomong aja.", Jawab saya yang SEPERTINYA tadi ingin menyadarkan mereka yang hampir masuk jurang tapi kok malah sekarang mendorong mereka semua loncat indah ke dalam jurang.

Huew

Ya seperti yang sudah saya bilang

hidup saya hanya pengulangan dan pengulangan

dan kini dimulai lagi sebuah fase

KRISIS DITENGAH EKSIS

16 November 2008

Telepon

Di Bona, sedang makan.

Bersebrangan meja dengan sekelompok ibu – ibu. Tiba – tiba HP dari Alif, yang satu meja dengan saya berbunyi, dan kebetulan salah seorang ibu – ibu di meja sebelah baru saja memulai pembicaraan di telepon.

“Halo, bu..ibu dimana. Saya lagi makan dulu nih”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.

“Halo..Di Bona. Lagi makan, lo dimana?”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya.

“Iya mungkin sebentar lagi, kita jadi ketemu, Bu?”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.


“Yaudah, gua sih lagi sama anak – anak.”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya.

“Yaudah palingan saya bentar lagi”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.


“Hah. Heeh”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya.

“Oh iya bu, si ibu (sebut saja nama ibu – ibu, siapa kek, gua lupa namanya) gak bisa ikut katanya.”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.


“Ah tai!”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya.

“Iya gak tau, ini saya lagi ama anak – anak saya”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.


“Hah?”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya.

“Iya ini juga palingan bentar lagi”, Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya.


“Sip”, Kata Alif kepada orang yang sedang meneleponnya sembari menutup telepon.

“Oh ya udah bu yah, makasih, Assalamualaikum.", Kata ibu itu kepada orang yang sedang di teleponnya dan tak lama kemudian menutup teleponnya juga.

Delapan belas, Delapan Sebelas bagian kedua

Hadah.. kok perasaan gue gak enak yah, kayanya gue gak bakal nyampe puncaknya deh.

“Mungkin lahir dan batin aku bukan yang terbaik…”, Kumpulan kata sudah mengalir.

Haadaaah..bener kaaan kata gue… gak bakal nyampe nih.

Dan dia melanjutkan kata – kata tersebut, yaaa biarlah saya, dia, Tuhan, dan malaikat di sisi kiri dan kanan saya saja yang tahu paraton apa yang dia alunkan.

Di saat dia sudah terdiam, saya juga terdiam. Sepertinya melenceng dari rencana awal, ya sudahlah, seadanya saja.

Saya pun membalas, dengan kata – kata yang senada.

Dan semuanya hanya berujung pada sebuah “Iya”

Ya…semua ritual telah selesai. Gelap juga sudah mulai bergelayut di langit. Rencana awal sih Bada Maghrib kita semua berkumpul di Ghantari. Tapi itu rencana saya, rencana saya.

Sampai jam delapan juga kepastian sudah tidak mungkin di dapat. Akhirnya kami pulang.

Selain Coklat dengan lilin yang (anggap saja) merah, kuning, dan hijau itu. Dia juga memberikan tiga ungu kepada saya, sebuah sketchbook, serta sebuah scrapbook.

Terimakasih yah buat semuanya.

Dan semua membawa kembali ke alur mundur, Dari Reviival, Chitos, sampai ke sms – sms.. .

“Selamat malam, mimpi indah, jadikan aku bunga tidur serta bunga nyatamu dong.”

Dan saya hanya balas..

“Jangankan kembang tidur! Kembang tahu, kembang kol, kembang gula, kembang desa, kembang pasir, kembang kempis, dan semua kembang – kembang laen aku kasih buat kamu..hahaha”

Dan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu merealisasikan sms tersebut.

Sekali lagi terimakasih :)

Delapan belas, Delapan Sebelas bagian pertama

Hari dimana sepertinya sangat berharga buat seseorang. Entah kenapa, buat saya hari ini dari tahun ke tahun, bukanlah merupakan hari yang spesial. Sama saja seperti hari – hari biasa, hanya saja itu adalah hari dimana umur kita berkurang dan jatah hidup kita di dunia semakin menipis. Tapi, entah kenapa, tahun ini, saya merasa hari ini berharga.

Gadis itu terkejut setengah mati ketika melihat saya sudah berada di depan matanya. Saya hanya duduk – duduk malas saja di dekat telepon umum, sementara dia masih terduduk lemas ditengah jalan. Menjadi sebuah portal. Dan saya yang tidak mau mengganggu ketertiban umum membawa portal itu pergi.

Cukup berjalan. Sejenak meregangkan kaki dan mengisi amunisi untuk perut kami, dan tak lama kami berangkat. Ya.. rencana awalnya sih, puncak monas, dimana angin semilir berhembus dan membuat merasa ingin membawa tenda dan menginap disana saking pewenya. Tapi itu rencana saya, rencana saya.

Kami sampai, bukan, bukan di puncaknya, baru sampai di taman. Berbincang dan cukup menjadi pusat perhatian, seperti biasanya. Dia mengosongkan tasnya. Satu persatu keluar hingga tiba giliran sebuah kue coklat handmade special yang masih menempel di loyang yang sudah dijelaskan sejaranhnya dan cukup untuk membuat hati bergetar.


ZZZT…ZZZZTT…ZZZZZZTTTT… 1 message received.

Aaaah, freaaak

Saya tidak tahu kenapa dia ngotot kalau kue itu tidak enak, padahal saya suka sekali dengan kue itu. Kalaupun memang kalian berpendapat, “Ah, selera lo aja kali, lip yang aneh.” Pada kenyataannya, salah seorang anggota vanquish, sebut saja namanya Vivian, saya lupa nama Uunnya, juga berpendapat kalau dia juga suka kue yang melekat erat di loyang, serta hati tersebut.

Jadi tidak bisa disimpulkan kalau memang lidah saya saja yang kelainan, karena sudah jelas – jelas saya dan Uun berasal dari jenis kelamin, suku, ras, agama, antar golongan serta kelas sosial yang berbeda. (sebenarnya bukan hanya kelas sosial yang berbeda, sekolah juga berbeda. Lagipula, Uun kan berasal dari kelas Alam, bukan Sosial. Haha freak lo lip.)

Ya cukup dengan alur maju di saat dimana Uun sudah merasakan kuenya, sekarang kita kembali mundur, ke seting awal. Di taman tadi.

Dengan 3 buah lilin, anggap saja itu warna merah, kuning, serta hijau. Setelah ritual bla bla bla itu selesai, dia menatap saya.

“Ngee.. aku mau ngomong…”

13 November 2008

Rihanna VS ( Alm? ) Amrozy

Selamat yah buat yang gak jadi nonton Rihanna

Semoga Tuhan membalas amal ibadah kita semua :)

Spesial buat Panji.

Kemaren otw The Mansion

Panji hampir nabrak Avanza item.

Auslander bikin keder.

Siang ini guru Bahasa Jerman saya memanggil saya dan salah seorang teman saya keluar.

Ternyata di luar sudah ada guru saya, dua orang laki - laki, dan seorang orang kulon ( Orang Barat : Bule! )

Guru saya memperkenalkan saya dengan orang - orang tersebut, dan menyuruh saya menemui mereka di jam berikutnya.

Akhirnya saya masuk lagi ke kelas dan melihat teman - teman saya sudah pada nempel di jendela.

Buset..kaya belom pernah liat bule!

Gini - gini gua juga bule! bulepotan lumpur! (apa sih lip -_-, mending istighfar deh!)

Teman saya bertanya, "Siapa lo namanya?"

"Aduh..siapa ya, gua lupa! tadi gua gak merhatiin mukanya sih! pandangan gua lurus ke depan!", jawab saya. Yang ngerti angkat tangan!

Saya menjadi tidak konsentrasi belajar ( Halah modus! bukannya emang selalu tidak konsentrasi! ) karena perasaan saya bercampur aduk.


Rasa senang bercampur bingung.

Senang karena, hari ini akhirnya datang juga.

Dan juga bingung.

Bingung kenapa saya harus senang, lha wong saya tidak pernah menanti - nanti hari ini. Bingung juga, ngomong apa saya nantinya... Guru Bahasa Jerman saya seringkali mengajak ngobrol saya dengan Bahasa Jerman, saya mah cuma Ja Nein Ja Nein ajah, atau sesekali menjawabnya dengan Bahasa Inggris Cibaduyut.

Hhh... Akhirnya saya dipanggil juga ke ruangan itu, di sana yang ada cuma kelas XII IPA, saya kelas XI berdua, IPS pula.

Mau mati banget denger bulenya ngomong. -_-

Akhirnya saya kembali ke kelas.

"Lama amat, lip. Ngapain aja lu?!"

"Ngaji, tapi ustadzahnya pake Bahasa Jerman."

09 November 2008

Box Telkom




Iseng, abisan laper nungguin Yamin gak mateng - mateng.

07 November 2008

Rambut metal gondrong

Sumbangsih baru saja melakukan razia pemotongan rambut.

Ya jadi wajarlah kalau sejauh mata memandang, terlihat seperti ada promosi dri Firman Salon ke sekolah - sekolah. Rambut yang kiri lebih panjang dari yang kanan, tidak rata gajruk - gajrukan , halah apa sih bahasa gue. Pokoknya ngerti kan gitu deh.

Saya berjalan - jalan di lapangan, melakukan kegiatan seperti seperti biasanya, yang hobah - hobah sendiri. Ada guru saya, saya langsung lari mengejar dan salim kepada beliau, sambil berkata.

"Bu, bu, liat ke belakang deh bu, itu masa ada yang masih gondrong banget bu!", Kata saya sambil menunjuk ke arah tiga orang pemuda di dekat mading. Yang satu rambutnya sebahu, yang satu sudah melebihi bahu, yang satu baru menutupi kerah, tapi sudah melebihi kuping.

"Eh iya tuh, rambutnya masih gondrong!"

"Bu.."

"Iya, kenapa?"

"Itu kan anak PL", Jawab saya sambil ngeluyur pergi.

01 November 2008

Joker and the Quinn

Gak semua yang lo denger itu bener

“Kalian kerjain LKS yah, ibu tinggal dulu sebentar, pokoknya ibu balik lagi semuanya musti sudah selesai. Dan ingat gak boleh ada yang salah! Kalau sampe ada yang salah satu aja, ibu cubit sampe sakit banget!”

“Kerjain punya gua, Lip. Lo udah kelar kan?!”, pinta Panji yang sudah mulai mengantuk, sebentar lagi tewas spertinya.

Kasihan Panji, sepertinya letih, mungkin semalam dia habis ke Tangkuban Perahu, dan membalikkan perahunya ke posisi semula makanya dia seletih itu.

Saya ambil LKSnya, saya jawab semuanya, seadanya.

1.Bagaimana cara memperoleh naturalisasi?

Bisa di beli di toko material ataupun apotik terdekat di daerah anda.

2.Sebutkan 7 cara seseorang bisa kehilangan kewarganegaraannya!

- Lupa naronya
- Keselip
- Ketinggalan
- Jatoh di jalan
- Diambil orang
- Diumpetin
- Emang udah ilang, mau diapain lagi?!

3.Apa bedanya naturalisasi biasa dan naturalisasi istimewa?

Kalau naturalisasi biasa karetnya satu, kalo naturalisasi istimewa karetnya dua.

Dan beberapa soal yang saya lupa saya jawab apa.

Langsung saja saya kumpulkan, dan dikoreksi gurunya, dan setelah semua LKS anak – anak sekelas dinilai, dikembalikan ke sang empunya masing – masing.

Panji sudah mulai bangun, dilihatnya LKSnya sudah mendapatkan nilai 9.

Sama seperti saya, dan beberapa teman lain yang menjawabnya dengan serius.

Kami pun hanya bisa terbahak – bahak mengingat kembali kata – kata ibu guru,

“Gak boleh ada yang salah! Kalau sampe ada yang salah satu aja, ibu cubit sampe sakit banget!”

Reviival

“Lip, kamu dateng ke Reviival gak?”

1 pesan singkat dari Brenda sampai di Hp saya, Alih – alih memastikan datang atau tidak, Reviival itu apa saja saya tidak tahu, jadi ya saya tidak balas.

Sabar aja, Ndut. Biar Tuhan yang bales.

Hadah, rupanya malamnya, Brenda sms hal yang sama seperti siangnya. Saya tidak begitu memperhatikan Hp. Saya baru tau kalau Nda sms seperti itu lagi ketika dia menelepon saya untuk menayakan hal yang sama.

“Lip, dateng gak?”

“Hah, gak tau deh, emang dimana sih acaranya?”

“PasFes, Lip! Dateng yah!”

“Gak tau deh, kayanya sih nggak, males.”

5 menit kemudian saya sudah siap berangkat menuju Pasar Festival. -_-

Dan akhirnya saya sampai. Saya sms Brenda.

“Ndut aku udah sampe nih ketemu dimana?”, tulis saya sambil berjalan menuju pintu masuk.

“Ya udah berntar, aku keluar, km tunggu aja di belakang”, balas Brenda.

Hadaaah, saya disuruh nunggu di belakang, ngapain si Brenda ngajakin saya ke toilet bareng?! Halah, ternyata pintu keluarnya ada di belakang, jadi saya balik lagi.

“Aku di tempat Bakmi ya, ndut!”

Saya menunggu. . .

“Bakmi mana? Aku ada di bakmi GM.”, balas Brenda.

Hadaah, balik lagi ke dalem, inti dari semuanya setelah cari mencari dimana dimana akhirnya saya bertemu dengan anak kambing saya. Hadah apa banget dah, Lip. Brenda datang membawa Ayas.

“Tapi aku gak masuk yah, Ndut. Males buang – buang duit, artisnya gak ada yang mau aku tonton. Emang ini pensi siapa sih?!”

“Pensi sekolah aku tau! Ayo dong masuk..”

“Hadah.. gimana yak? Makanya besok – besok kalo mau bikin pensi lagi pasang sajen undang Bob Marley, aku nonton deh, hahah. Popo mana ?”

Obladi – oblada, akhirnya saya bertemu popo, Dila, Lola, ada yang kelupaan gak sih? Gak kesebut jangan marah. Dan pasukan perawan itu menyeret saya masuk ke dalam.

Saya sudah berada di depan tiket Box, bertanya harganya berapa. Langsung saya bayar tunai dengan Kidzos (bagi yang belum tau, Kidzos itu mata uang Kidzania). Si penjaga tiket box diam saja tidak memberikan tiketnya sambil senyum – senyum. Mungkin dia suka sama saya. Entah kenapa juga dia tidak mau menerima Kidzos, mungkin dia tidak tahu harga nilai tukar Kidzos sedang naik, padahal kan bisa dia pergunakan dengan sebaik – baiknya demi masa depannya kelak. Yasudahlah, berhubung dia tidak mau dikasih nomer telepon akhirnya saya kasih saja uang tutup mulut. Dia pun memberikan tiket, dan saya pun masuk. Sebelum masuk saya digerayangi dulu sama om – om gundul berbadan tegap. Macho deh om – omnya, mana bajunya item – item ketat gitu. Seksi.

Akhirnya saya masuk dan mulai jejak petualang. Sepatu Boot ABRI saya yang semula hitam berubah menjadi coklat. Bah, hebat kali pensi ini, macam pesulap sajah. Melihat ada GARASI sedang manggung saya moshing – moshing sendiri, sampai akhirnya capek dan mendadak diam dan tiba – tiba Popo datang lagi membawa seorang gurita yang sudah disatukan dengan gen manusia.

“Kak, kenalin, ini kembaran aku!”

Saya menatap sok keren gitu, menjulurkan tangan. Gadis itu menjilat tangannya sendiri dan lantas menjulurkan tangannya kepada saya.

“Tukimin!”, dia memperkenalkan diri.

“Olip.”, hanya itu yang bisa keluar dari bibir mungil kecil seksi kemerahan milik saya. (Jijik yah sama pemilihan katanya, sama! saya juga jijik sebenernya!. Tadinya sih mau pemilihan umum, tapi masih tahun depan, ya udah deh saya pake aja kata yang terpilih itu. Terima sajalah, kalau tidak kuat boleh Istighfar)

Memang tidak selalu dan memang mungkin saya bukan orang pertama namun seringkali saya juga melakukan hal yang sama. Yang kalau berkenalan menjilat tangan dulu dengan maksut agar orang lain jijik dan tidak jadi bersalaman. Tapi, gimana yah. Agak kaget aja ada cewek yang ngajak saya kenalan dengan cara begitu.

Tiba – tiba dia ngeluyur pergi ke depan.

“Eh gue ke depan dulu yaaaah, dadah semuanya.”

Wew, cepet banget, baru mau ngobrol. Ke-kentang-an itu pun membuat saya ingin membuat film berjudul “TOO FAST TOO CURIOUS”.

Tiba – tiba ada beberapa wartawan imajiner datang mewawancarai saya.

Apakah anda percaya dengan cinta pada pandangan pertama?


Tidak.

Apa alasan anda tidak mempercayai teori tersebut?


Karena cinta itu buta.

Apa anda tau siapa penemu teori yang anda anut tersebut?


Si Buta dari Goa Hantu, teorinya juga diperkuat oleh seorang Sosiolog berkebangsaan Amerika, yang kalau tidak salah namanya Daredevil.

Adakah alasan khusus yang membuat anda bertambah yakin kalau memang cinta itu buta?


Orang – orang yang sedang jatuh cinta dengan saya, bilang bahwasanya saya ganteng. Apakah itu tidak cukup membuktikan?!
Teman saya juga bilang kalau cinta itu buta, dengan alasan karena orang pacaran sukanya ngeraba – raba

Apakah anda juga suka meraba – raba?


Iya, saya suka sekali. Setiap kali saya beli kue cubit, saya bilang., “Bang setengah mateng ya bang, bikin raba – raba aja bang.”

Lah?


Lah kok lah? Biar pinter.

Maksut anda?


Gak ada maksut apa – apa kok, anggep aja aku gak pernah ngomong apa – apa, tau ah. Eh gua off yah, billing mepet nih. Dadah dadah.


Semenjak saat itu, sang wartawan imajiner tidak pernah kelihatan lagi. Sejujurnya memang tidak pernah kelihatan sih. Mungkin itu hanya bagian dari kepribadian saya yang lain yang sangat ingin tahu mengenai diri saya sendiri.

24 Oktober bagian ketiga

Singkat cerita, kami sudah setengah jalan. Benny pada posisi kemudi, Panji dan Dulce di kursi tengah, dan saya yang sadar diri pindah ke kursi paling belakang menyisakan kursi paling depan untuk Rere.

Akhirnya kami menjemput Rere, saya di belakang sedang tidur – tiduran menikmati rambut nenek sihir (ituloh yang warna pinky cutie gitu yang kayak kerupuk terus ada kayak rambut – rambut gitu yang kayak rambut nenek sihir, katanya sih memakai pewarna tekstil, peduli setan deh, mengenang masa kecil).

Sampailah kami di rumah Rere.

“Loh, kak Pilo mana?”, Tanya Rere yang baru masuk mobil.

“Gak ikut dia.”, Jawab Panji, diamini penghuni yang lain.

“Kenapa? Gara- gara gak ada Icul yah?”, Tanya Rere lagi.

“Iya, kamu tau kan hidup dia isinya Icul doangan.”, Jawab Panji Lagi.

Sepanjang jalan sunyi sepi, berhubung saya sedang ngumpet pura – pura gak ada.

“Sepi banget yah, garing nih kita segini doang.”

Saya hanya tetap mengunyah rambut nenek sihir yang kerupuknya memang garing itu.

Begitu sampai, Rere turun dan shock melihat saya. Hahahaha.

Akhirnya sampailah kami di Balai Sudirman, bertemu dengan PiC saya, dengan wajah yang sudah tidak fresh lagi, katanya sih “ada aja cobaannya!”

(Untuk mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, silahkan klik disini dan disini)

Kami masuk bertiga pasang, Panji dengan Dulce, Benny dengan Rere, saya dengan Icul.

Pada bagian buku tamu, kami berpencar menjadi tiga bagian, menulis pada buku tamu yang berlainan.

“Ji, ah kecewa gua ama lo, tadi lo nulisnya bukan atas nama 93nK q-Th@ kan?!”

“Iya tadi gua nulis Panji dan Dudul, addressnya di Pondok Indah, emang lo apa?”

“Olip dan Icul, addressnya genk q-tha.”

“Tau nih panji, tadi gua nulis Benny, terus genk q-tha di address.”

“Ya kali lo nulis nama lo doing, Ben!”

Baru sebentar disana, rasa bosan sudah datang, tau sendiri kan prosesi adat Jawa tuh lama, sementara kami sudah tidak bisa melihat apa – apa lagi kecuali makanan. Dan kecuali Dayu yang terbalut busana pinky – pinky batik es doger gimana gicu dech.

Belum selesai mentertawakan Dayu, Benny memanggil.

“Liat dah.”, dia berbicara ke kami semua dengan pandangan mata ke arah lantai.

Terlihatlah sepatunya menganga, sol sudah terlepas setengah.

“Buset, kali lo pake sepatu Voltron gini ke nikahan, Ben!”, Tukas saya.

Benar saja, setelah terpisah mencari makan, makan, dan makan lagi, dan makan lagi, akhirnya kami berkumpul lagi dan Benny kembali mengulanginya.

“Liat dah.”, dia berbicara ke kami semua dengan pandangan mata ke arah lantai (lagi).

Terlihatlah sepatunya bukan menganga lagi, sol sudah terlepas semua.”

Jadi mau tidak mau dilepaskan juga sol sepatu sebelahnya, biar tingginya sama. (Dikira pake hak, kali! Sepatu kaya gitu mah gak pake hak, pakenya kewajiban [hadah freak lo, bajing] hahahah).

Hadaaah..

Bodo amat deh ah, saya pun akhirnya sibuk menumpahkan rasa rindu yang selama ini saya hanya bisa curahkan di kamar mandi.

Hadaaah..

Tau deh ah, pokoknya…That nite was awesome, makasih ya semuanya.

Sering – sering aja abang lo kawinan, Day!

24 Oktober bagian kedua

24 Oktober 2008, di sekolah pada waktu istirahat.. Panji dan Dulce sedang berada di kelas saya, Panji mengusulkan untuk menelepon Dayu. Langsung saja kami menelepon Dayu.

“Halo, Day! Lo dimana?”

“Di Pejaten, emang kenapa?”

“Gak apa – apa, eh emang acaranya dimana sih?”

“Di Balai Sudirman lah, lo kan udah dapet undangan.”

“Iya maksutnya Balai Sudirman tuh dimananya, gua lagi di jalan nih mau kesana.”

“Ya kali, entar malem lah acaranya!”

“Eh eh gua udah nyampe nih. Mana, gak ada orang?! Gak jadi nikahan, Day?”

“Men men, gua lagi Ijab Qabul nih, becanda aja lo pada!”

“HAHAHAHAHA..Yaudah yaudah sukses ya!

“Iya, entar dateng ye!”

Pulangnya, Beni dan saya ke rumah saya, siap – siap dan bala – balanya, kemudian dilanjutkan ke rumah Benny. Sesampainya, setelah diingatkan beberapa kali, Benny akhirnya mandi, dan saya berkutat dengan komputernya Benny.

Tiba – tiba ibunya Benny datang, dan bertanya,

“Benny mana?”
“Lagi mandi, tante.”
“Oh, tumben mandi.”
“Iya, mau ke kondangan, heheh”

Akhirnya ibunya Benny langsung sibuk sendiri mempersiapkan baju apa yang akan dipakai Benny. Sementara si Bennynya sih santai – santai saja sepertinya. Setelah berdebat panjang lebar menyatukan pikiran dua insan beda jaman ini akhirnya terpilihlah setelan jas abu – abu gelap dengan sepatu pantofel coklat.

Saat sedang memperganteng diri, walaupun saya sadar itu adalah usaha yang sia – sia dan membuang – buang waktu. Disaat kami sedang melakukan kemubaziran itu, kami dihibur dengan percakapan orang tua Benny.

“Iya pah, kelas ade tuh muridnya ada satu juta tiga ratusan gitu loh kalo diitung – itung.”

“Gak mungkin lah, mah. Banyak amat gak nyampe segitulah.”

“Ye si papah dibilangin gak percayaan.”

“Ya gak sampe satu juta juga.”

“Iya, kayanya kebanyakan kalau satu juta.”, Argumen sang ayah diperkuat oleh tamu yang sejak tadi memang sedang berbincang – bincang. Entah kenapa musti seperti ini topiknya.

“Yeh, coba itung aja deh kan sekelas ada lima puluh gitu, itu satu angkatan aja ada berapa kelas, nah itu ada berapa tuh kalo misalnya ada enam angkatan.”

“Yah gak nyampe sejuta lah, kalau seribu mungkin” , Ayah dan sang tamu menyadarkan sang Ibu yang daritadi sepertinya ngablu.

“Eh iya yah? Seribu yah? Jauh ya seribu sama sejuta.”

Hadah, sekarang saya paham betul darimana Benny mendapatkan bakat ngeyelnya.

Setelan sudah siap, ditambah dengan rasa lelah mendengarkan topik itu, akhirnya kami berangkat!

Sebagai informasi, seperti yang sudah dijelaskan tadi, Benny memakai setelan jas abu – abu dan sepatu coklat. Saya sendiri memakai batik berwarna merah keungu – unguan atau gimana gitu deh pokoknya warnanya (magenta bukan sih warna kaya gitu, agak agak buta warna deh gue) celana hitam, Sepatu hitam, dan jam tangan yang sekedar nyantol aja, nyala juga nggak. Tadinya saya mau pakai jas, tapi gak boleh sama anak – anak, kayaknya mereka tau deh kalau jas yang saya ingin pakai itu adalah jas hujan. Dan Panji yang sedang dijemput ini, memakai baju stelan promnite gitu deh, Jas dipadukan dengan jeans bla bla blanya.

24 Oktober bagian pertama

Hari yang sudah sejak sangat lama direncanakan itu kian mendekat, hanya tinggal menghitung hari lagi. Sebagai sahabat, kami mencoba untuk meringankan beban Dayu yang setiap hari harus rela menyisakan waktunya untuk berkutat dengan souvernir – souvernir yang akan diberikan pada hari yang makin dekat itu.

Sebenarnya pelaksanaan harinya tinggal seminggu lagi, walaupun Dayu sudah dari jauh – jauh bulan mengundang,

“Eh, entar 24 Oktober kosongin jadwal yah, dateng ke kawinan abang gua.”

“Kagak dah, Day. Kalo nikahan sih ayo, emangnya lo ridho abang lo lagi kawin gue liatin.”, Jawab saya sekenanya.

Namun sampai saat itu (satu minggu sebelum hari H), kami belum mendapat undangan resmi, dan ternyata, Dayu juga tidak memberitahukan abangnya bahwa dia mengundang kami. Perasan was – was tentu saja hadir, ditambah lagi abangnya Dayu yang sepertinya tidak bisa menerima manner saya.

Yasudahlah, yang pasti hari itu saya dan 93Nk q-Th@ minus Goro, plus Dulce membantu menyiapkan souvernir yang setiap harinya menjadi PR Dayu. Memang sih pekerjaannya tidak sulit. Buka, masukin ucapan terimakasih bla bla bla, tutup lagi, begitu seterusnya. Tapi ya tetap saja,kalau melakukan itu untuk 1200 undangan, ya keriting banget bisa – bisa tuh jari.

Sampai di rumah Dayu, Dulce menengok kesamping, melihat tumpukan kotak – kotak yang berisikan souvernir, seraya berkata, “Banyak yah, Day”, sambil terus ngeluyur pergi menuju kamar Dayu.

Ya justru karena banyak, dibikin jadi abis! -_-

Akhirnya kami mengerjakan souvernir itu sambil menonton Batman : Movie of the decade sebagai hiburan, daripada bosan.

Dan syukurlah, memang teamworknya berasa banget, film selesai tugas kami juga sudah selesai, itu juga dihitung dua kali istirahat. Tak lama, kami pun pulang.

Keesokan harinya, Dayu memberikan sebuah undangan, undangan pernikahan abangnyalah, apalagi?! Pada kotak nama undangan, bertuliskan.

Kepada Yth
Bapak/Ibu/Saudara/i

Genk Q-tha
Dan kawan 2
Di
Tempat



Dayu bilang, kemarin malam, saat ibunya pulang, beliau sumringah sendiri melihat tumpukan kotak – kotak itu sudah berisikan ucapan terimakasihnya, semuanya.

28 October 2008

Fcksht, i'm in laugh.

F is for the way you look at me
You is for the only one I see
See is very, very extraordinary
Key is even more than anyone that you adore can


Halaaah, paling suka deh ngerubah - rubah lirik seenak jidat.

Pasti pada gak ngerti deh maksutnya apa, postingan aku kangen kamu aja pada bingung, pas saya ngomong baru deh ketawa, gak ngefek yah di tulisan?

tau ah

culuuun.

Rapat Osis kali ini.

"Mohon maaf bagi bapak ibu yang sedang mengajar, kepada seluruh anggota OSIS, diharapkan berkumpul di kelas X-D sepulang sekolah, terimakasih."

Hadaaah, paling males dah kalo suara - suara semacam itu bergema di speaker kelas. Ngok, mau tidak mau saya harus menyisihkan sebagian waktu saya nongkrong - nongkrong tidak jelas untuk duduk - duduk tidak jelas di sebuah ruangan, berbicara tentang acara.

"Lika.. kita mau ngomongin apa?", tanya saya kepada sang ketua OSIS.

"Mau ngomongin SumbsCup, ya udah yuk masuk!", jawab Lika.

Dan kami pun masuk ke dalam ruangan yang telah disepakati.

Di kelas itu kursi dan mejanya terbagi menjadi empat barisan.

Begitu saya masuk,


"YA KALI MASIH KOSONG BEGINI!!"


Oh ternyata mereka ada di dua barisan sebelah kanan, yang di dekat pintu, jadi begitu saya masuk, saya tidak melihat mereka. Saya juga bingung kenapa dua barisan di sebelah kiri dikosongkan. Akhirnya saya isi kursi itu dengan kacang ijo ( halah, apasih lip! freak lo bajing!)

Akhirnya saya duduk di paling pojok kiri di barisan kosong dimana anak - anak yang lain hanya memenuhi dua barisan sebelah kanan. Huew, saya seperti tidak punya teman.

"Oke, terimakasih, mari kita mulai rapat kali ini..", sang ketua membuka rapat kali ini.

Saya yang sedang smsan, langsung tiba - tiba sok kesurupan, trance - trance step ayan gimana gitu deh, sampai kursinya jatuh - jatuh, Hp saya juga sudah terlempar entah kemana. Dua detik kemudian saya berdiri lagi, duduk dengan rapi, dan berkata, "Oke siap! ayo mulai."

Tapi tidak dimulai juga, mereka sepertinya masih shock.

Akhirnya dimulai, kami merapatkan masalah "Hari AIDS sedunia", lah tadi katanya mau ngomongin sumbscup.

tau ah saya bete sendiri karena dibohongin, akhirnya saya menghibur diri saya dengan melakukan hal yang saya tidak tahu namanya ini.



Dayu bilang sih, ini seperti gerakan turtle.
Lah turtle apanya kaya gitu? Turtle turtle inna boat, act like it doesn't think what i thought, halah apa sih lip. Maklum saya breaker, break berarti patah, dan -er berarti orang yang melakukan (seperti misalnya worker, work berarti kerja, dan -er berarti pe- jadi worker berarti pekerja)

Berarti breaker itu pepatah.

Halah balik lagi ke topik.

Masih dalam posisi seperti itu, saya bilang

"Undang Jupe, Lik."

Hahaha, satu kalimat tersebut langsung mengundang pro dan kontra.

"Ya udah deh, undang yang berpengalaman aja, undang kerep, Lik."

Hahahah, jauh lebih jadi pro dan kontra dari yang tadi.

Tiba - tiba ada suara Hp berdering. Ternyata suara Hp dari sang ketua.

Diangkat, tiba - tiba air muka sang ketua berubah (berubah jadi tidak enak maksutnya, masa berubah jadi air keringet)

"Halo, lo yang nelpon gue kemaren yah? udah gue bilang, gue bukan Ica!"

Akhirnya saya menghampiri si ketua itu, bertanya, "Siapa sih?"

"Gak tau nih, ngomong Sunda masa?! mana gue ngerti."

Saya pun langsung mengambil Hp sang ketua dengan seenak jidat.

"Halo iye Ica, kunaon?", mencoba mengajak ngobrol dengan kemampuan Sunda seadanya.

"Halo..(obladi oblada, gak tau deh tuh orang ngomong apa, masih dalam Bahasa Sunda tentunya) iyah bla bla bla."

"Oh, hahaha, ah maneh mah meuni sombong pisan mentang mentang terkenal di Jakarta.", Jawab saya sekenanya dengan logat ala Aa Gym.

"HAAHAHAH, (dia tertawa dan terus berbicara dengan Bahasa Sunda) bla bla bla."

"Hah? aing mah teu nyaho nanaon!", Jawab saya, dengan logat kuli.

" bla bla bla (bahasanya makin saya tidak mengerti) bla bla bla."

"Yasok lah, sadanyana, campur - campur wae! pisang risol sami tahu nyak!", jawab saya dengan logat kakek kakek kelaparan.

"Halo Bla bla bla (dia masih berbicara) bla bla bla."

"Hah?" Jawab saya.

"Bla bla bla (dia masih berbicara) bla bla bla."

"Oh, iya gak pake cabe.", jawab saya sekenanya, sekaligus menutup telepon tersebut.

Sekelas tertawa terbahak - bahak, saya langsung mengalihkan pembicaraan,

"LANJUT!"

Baru mulai berbicara beberapa kata, Hp sang ketua sudah berdering lagi.

Halaah, apalagi sih sekarang

"Sekarang Orang Batak, kali!"

Tawa makin meledak.



(Maaf sebelumnya, dalam postingan kali ini sama sekali tidak maksut menyinggung etnis tertentu :D )

Sepuluh fakta

Postingan kali ini dibuat demi memenuhi tugas dari Jajan.
Percaya nggak percaya, tergantung bagaimana anda menyikapinya.

Okay, duduk yang manis karena saya akan menceritakan 10 fakta tentang diri saya.

Fakta pertama : Saya itu tampan!

Oke oke saya mengaku, kalau tadi itu tidak benar. Kata – kata semacam itu memang seringkali mengalun dari bibir saya, karena fakta pertama yang sebenarnya adalah : Saya seorang pembohong. Seringkali saya bilang kepada teman saya yang menyapa saya di dunia maya, “Wah, Olipnya lagi pergi. Ini kakaknya, Sophie Olivia, ini temennya Olip yah?” Dan saya berusaha keras meyakinkan teman saya, hingga akhirnya dia yakin kalau dia memang sedang berbincang dengan Sophie. Atau kepada teman saya yang mungkin sedang hang out, saya bilang kalau saya sedang berada di lokasi yang sama dengan dia. Dan hal – hal semacam itu. Walaupun saya seringkali bingung, kenapa teman saya percaya dengan hal – hal tidak wajar yang seringkali saya ucapkan.

Fakta kedua : Saya adalah seorang jejaka yang berasal dari luar angkasa yang merupakan pecahan dari kepingan android yang terdampar di bukit belakang sekolah!

Daya khayal saya terlalu tinggi. Memang mungkin sepertinya ini pengaruh buruk dari dongeng sebelum tidur dan stensil setelah bangun yang kerap kali saya baca. Seringkali jika sedang berbincang tentang sesuatu rencana, saya jumpalitan sendiri membayangkan suksesnya rencana itu.

Fakta ketiga : Saya sepertinya menjelang skizofrenia.

Seperti yang sudah kita ketahui, saya adalah seorang yang hiperaktif, pecicilan, tidak bisa diam, selera humor tinggi bahkan kadang terlampau tinggi sampai kadang saya bingung sendiri dengan certita saya. Namun, ada kalanya saya menjadi seseorang yang benar – benar kebalikan diri saya. Mendadak diam, mungkin disilent. Tidak ada tawa, selera humor rendah, hampir tidak ada, dan semua yang anda ketahui tentang saya, akan menjadi kebalikannya.

Fakta keempat : Saya menderita kelainan seskoal.

Sebenarnya sudah sangat jelas sekali, kalau saya suka perempuan. Saya pernah sempat kecewa yang teramat sangat ketika mendengar selentingan – selentingan bahwa ketika lahir Julia Perez adalah seorang laki – laki. Padahal dia seringkali menghampiri saya di kala bengong dan hanya menyisakan (maaf) dengkul saya yang makin kopong. Namun, seringkali saya membuat orang berhipotesa bahwa saya ini penjahat kelamin, fetishis, eksebisionis, dan pedofilia, namun paling sering sih saya membuat orang - orang berhipotesa bahwa saya ini gay



padahal kan sebenarnya tidak! Oke deh saya ngaku yang pedofilia itu iya -_- .

Fakta kelima : Saya adalah seorang yang sangat sibuk (dengan dunia saya sendiri).

Sepertinya harusnya yang satu ini ditulis di paling awal yah?! Ya sudahlah, mau diapakan lagi. Tuhan menciptakan manusia berbeda – beda, saya inilah salah satu contohnya. Ya intinya, kita semua itu sama, hanya jidat yang membedakan. ( Pasti ada anak 81 yang tersinggung deh saya nulis begini ;P )

Fakta keenam : Saya adalah seseorang yang relijius.

Saya adalah seorang yang relijius, saat Idul Fitri saya merayakannya, bahkan seringkali merayakan sebelum waktunya, saat Natal dan hari – hari besar keagamaan lainnya saya juga merayakannya. Relijius bukan? Sepertinya sesat yah -_- .

Fakta ketujuh : Saya menderita humor ganas stadium akhir.

Seperti yang sudah saya bilang, selera humor saya tinggi bahkan kadang terlampau tinggi sampai kadang saya bingung sendiri dengan certita saya. Setiap kali teman saya yang ingin menceritakan cerita lucu, saat dia baru membuka awal cerita, saya sudah langsung to the point menceritakan akhir ceritanya, sampai teman saya akhirnya menghasut teman saya yang lain untuk tidak menceritakan cerita lucu kepada saya, dengan alasan, “Udah lo mau cerita ke pilo juga percuma aja. Nih, cerita yang baru gua dapet aja, nih, dia udah tau dari pas SD, satu – satunya cerita gua yang di gak tau Cuma soal jamur.”

Fakta kedelapan : Menerima tanpa saringan.

Tidak sering, namun saya mencoba mempraktekan “Ambil yang baik, tinggalkan yang jelek”. Saya mencoba mempraktekkannya di Masjid, lebih tepatnya dalam hal sandal.
Walhasil. Saya ditaboki, hahaha halah lebay.

Fakta kesembilan : Saya adalah orang hemat yang paling boros!

Jarang makan, apalagi jajan, kecuali memang benar – benar lapar. Saya lebih suka menabung untuk hal – hal tak terduga di kemudian hari. Namun hari di kemudian yang tak terduga itu belum muncul, saat sekalinya saya memakai uang tabungan itu juga, dapat dipastikan uang saya mengalir begitu saja, hingga kadang yang tersisa hanya Pattimura yang enggan tersenyum kepada saya.

Fakta kesepuluh : Saya tidak akan habis dijabarkan.

Terlalu banyak tentang diri saya yang tidak mungkin dapat dijabarkan disini, untuk itu kalau memang ingin tau lebih banyak tentang saya silahkan klik Makinglaugh.blogspot.com. (Loh emangnya ini apa?!). Ah tau ah bingung. Yang pasti saya tidak sama dengan kalian (dalam banyak hal).

Inti dari semua postingan ini adalah..

Selamat ulang tahun, Janitra :) maaf telat yah postingannya