28 May 2012

entah ini tentang sepeda atau sego macan atau plasa

Jadi semua ini bermula dari Ijong, salah seorang teman SMA saya yang mengsms saya.

Bila saya bilang "semua ini bermula dari Ijong" bukan berarti Ijong itu Adam, dan semua bermula dari Ijong. Tapi kalau kalian percaya teori darwin bahwa manusia bermula dari monyet terserah kalian ingin mengartikan "semua ini bermula dari Ijong" sesuai penafsiran kalian.

Gua di Jogja nih, kapan ketemuan?


Wah kebetulan banget, gua juga lagi di Jogja nih


Lah elu bukannya emang kuliah di Jogja?


Oh iya, sori gua lupa, besok ke Sego Macan lagi apa?


Sip, kabar - kabarin aja.


Singkat cerita hari sudah menjelma menjadi esok, andaikan hari berlalu secepat itu, sungguhlah kita semua akan menjadi orang orang yang bingung. Saya berangkat kesana bersama Zilla, naik sepeda. Zilla memakai baju kodok. Andaikata Zilla menaiki mobil kodok pasti sangatlah lucu, ada kodok pakai baju kodok naik mobil kodok, dan kami makan di sego macan, bukan sego kodok. Walaupun sego macan bukan berarti daging macan, tapi ya sudahlah lupakan saja.

Singkat kata kami sampai dan ngobrol - ngobrol sebagaimana teman mengobrol. Di sana sudah juga ada Ical dan Almas. Ternyata si Ijong sudah kuliah 2 semester di Jogja dan dia baru inget punya nomer saya, dan baru sekarang ini ngabarin, apapun yang dia lakukan, terserah saja.

Setelah dari sana saya dan Zilla memutuskan untuk ke Plasa.net. Itu bukan nama situs, itu nama warnet, walaupun kami mungkin saja ke warnet untuk membuka situs, tapi bukan itu maksud kami. Kami naik sepeda di tengah malam dan di jalan menuju plasa, kami menemukan dua orang pasangan. Tentu saja menemukan pasangan di jalan situasinya tidak sama dengan menemukan uang di jalan, yang mana bisa kita ambil atau kita kembalikan ke entah siapa. Tapi yang saya tau uang tidak mungkin berantem,tidak seperti pasangan yang kita temui itu.Walaupun uang bisa membuat pasangan berantem,tapi belum tentu itu sebabnya. Kita tidak boleh main tuduh, karena tuduh bukanlah main - mainan.

Pasangan itu naik motor, dan jelas pasangan itu naik pitam. Karena mereka sedang bertengkar hebat, walaupun bertengkar itu bukanlah sesuatu yang hebat dan bisa dibanggakan, tapi sungguh bukan itu maksud saya. Saya tidak tau sebabnya yang jelas itu mengakibatkan si cowok langsung turun dari motor. Sepintas terlihat mereka baik - baik saja, seperti orang yang sedang jogging sambil mengejar motor. Hanya saja itu malam hari dan mereka saling mengumpat, walaupun tidak boleh mengumpet malam - malam, tapi sungguh itu adalah dua kata yang berbeda.

Saya dan Zilla meninggalkan pasangan itu dengan amarahnya masing - masing, namun ketika si cewek membanting motornya di tengah jalan, kami mendadak berhenti sejenak. Karena masalah dua orang itu telah menjadi masalah pengguna jalan yang lain. Saya pun berpikir, untung mereka naik motor, saya tidak kebayang kalau mereka naik mobil, mereka berantem dan mobilnya dibanting. Sungguh itu bukanlah hal yang bijaksana dan masuk akal.

Kami pun terus melaju, sampai ke flyover lempuyangan dan kami lewat atas, menggenjot sepenuh hati dan turun dengan suka hati, sungguh menyenangkan hingga tak terasa kami sudah sampai plasa. Sungguh, sebenarnya perjalanannya berasa banget, saya hanya ingin mempersingkat saja.

Plasa ada sebuah warnet dengan fasilitas Free wi-fi. Bila kalian pikirkan itu adalah hal yang lucu, tapi begitulah keadaannya, dan orang yang datang kesana biasanya memang bukan untuk online semata, karena biasanya mereka membawa harddisk. Walaupun kalau membawa harddisk bukan berarti gak boleh online. Yang jelas kami disana untuk memenuhi Nesta -nama harddisk saya, sampai pagi. Tidak sampai penuh, tapi sampai pagi. Sampai kami pulang dengan adzan subuh dan cicit burung.

Saya sedang bersepeda di jalan bersama Zilla sampai ada yang berdehem di belakang saya, seorang anak kecil. Entah dia berdehem karena tenggorokannya tidak enak, atau karena dia tidak punya bel. Yang jelas akhirnya dia maju dan saya kejar dia, tadinya mau saya kepung sama Zilla, tapi dia keburu menyeberang karena dia keburu - buru. Bla bla bla dan akhirnya saya sampai di rumah, dan kamu sampai di akhir cerita. Selamat!

25 May 2012

gombal gimbal gembel

As Salam, perkenalkan nama saya Philosophia.

Hanya karena ada Sophia dibelakang kata Philo, bukan berarti saya harus dipanggil mbak kan.
Tapi saya bersyukur diberi nama yang agak cukup entahlah bagaimanapun itu. Saya jadi bisa melihat sedekat mana hati seseorang dan sejauh mana pemikirannya hanya dengan cara dia menanggapi nama saya.

Dan saya gimbal.

Hanya karena saya gimbal, bukan berarti saya seperti apapun yang kalian semua pikirkan tentang semua pikiran kalian apapun itu. Tapi saya tau apa yang kalian pikirkan jika kalian termasuk ke dalam golongan orang - orang yang awam dan beruntung. Yang mana gemar mempertanyakan pertanyaan yang sama.

Saya akan coba urutkan pertanyaan, dari yang paling sering muncul.

1. Gimana keramasnya?

Saya gak pernah keramas mas/mbak. Biasanya kalo udah gatel saya tumpuk di cucian kotor, terus besok paginya saya laundry.

Ya keramas mah dikucek - kucek pake sampo. Kalo saya lagi mood keramas pake sampo, kaya kalian - kalian semua yang rambutnya sehalus jalur sutera. Tapi saya lebih suka keramas dengan cuka apel atau madu atau santan atau garam atau teh atau apapun itu yang biasa kalian temukan di dapur tanpa kalian sadari kegunaannya lebih dari yang kalian sadari. 

saya heran dari sekian banyak orang yang menanyakan ini, tidak pernah ada satupun yang nanya
"itu ngeringinnya gimana mas?"

Padahal itu jauh lebih masuk akal untuk ditanyakan karena memang lebih susah hahaha.

 
2. Gak pernah keramas ya?

Pernah. Tapi semenjak ada UFO yang mendarat di belakang rumah saya, dan menghapus semua memori saya termasuk tentang UFO tersebut sehingga saya tidak ingat kalau pernah ada UFO yang mendarat di belakang rumah saya,  saya tidak ingat apa - apa lagi tentang esensi kehidupan ini.

Kalau orang yang nanya sendirian, pasti dia bakalan anteng dengerin. (kalau saya sendiri yang nanya ke saya sendiri, pasti saya bakalan ganteng dengerin). Tapi kalau dia berdua, pasti yang satu lagi yang gak bertanya akan menjawab pertanyaan temannya. "Engga lah pasti gak pernah". Dan mereka akan berdebat sendiri, dan dengan sendirinya lupa dengan saya, sehingga saya tidak perlu menjawab apa - apa lagi. Tapi kalau dia bertiga dia pasti bikin trio dan kalau lebih dari 4 dan lima diapasti bikin boyband.


3. Itu asli mas?

Semenjak saya kuliah seni saya menyadari kalau tidak ada lagi yang orisinal, semua hanyalah pengulangan dan pengulangan, walaupun selama saya kuliah seni tidak pernah ada ulangan, yang ada hanyalah ujian. Dan itu adalah demi kita mencoba agar kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur.

Tergantung "asli" yang dimaksud itu apa. Kalau asli rambut saya, iya. Kalau asli dari lahir, nggak. Kalau asli menjadi gimbal dengan sendirinya dan bukan buatan, iya dan nggak. Apakah itu asli rambut? bukan, ini pel - pelan yang udah kebangetan butek.



Hahah udah ah entar saya lanjut lagi, saya lagi diajak ketemuan sama temen lama saya.
Semoga aja bukan MLM gaya baru.
Gaya Baru Malam.
Surabaya Gubeng - Jakarta Kota.


18 May 2012

yang alami alami

Jadi gini, waktu itu saya lagi bobo - bobo ganteng di rumah. Rumah siapa? rumahnya Pak Eko yang saya bayar setahun untuk jadi rumah saya bagaimanapun kondisinya. Tiba - tiba ada yang memanggil saya, dari luar dia bilang "permisi!". Sebenarnya sudah jelas dia bukan memanggil saya, tapi itu bahasa yang sopan untuk mengusir pemilik rumah keluar, semakin kencang memanggil, semakin kencang pula langkah penghuni rumah keluar.

Tiba - tiba saya melihat mbak - mbak membawa shampo. Sebenarnya yang pertama saya lihat adalah wajah si mbak terkejut, dan dia pun bertanya.

"Misi mas mau nanya disini make samponya apa yah?"

Saya tau mbak ini sales, walaupun tidak tertulis jelas di jidatnya, tapi percayalah saya ahli psikologi bisa membaca pekerjaan orang hanya dengan sekali lihat (jikalau dia memakai nametag). Tadinya ingin saya jawab

"emang mau tau banget yah? saya pakai yang alami - alami" sambil mijit mijit rambut, tapi sumpah apa banget hahah. Sebenarnya saya mau jelaskan kalau saya bukan tipikal orang yang suka pakai sampo, tapi kalau saya jelaskan saya bisa gantian balik bikin tutorial ngeracik sampo sendiri dari cuka apel buat si mbaknya.

"Nggak make sampo mbak."

Kalau kamu kamu yang rambutnya kaya kama sutera bilang demikian pasti si mbaknya bakal bilang "masa sih? ah sumpe lo? sumpamipa?" dengan nada genit nempel - nempel mata ngedip - ngedip naekin alis yang sebelah kanan doang gitu sambil senyum senyum funky.

"Jadi saya mau nawarin pantene, mungkin mas mau nyoba pantene."

Ini bisa berarti si mbaknya itu perhatian dan seakan berteriak "sadarlah nak, hari yang dijanjikan akan segera tiba, keramas lah kamu dan berbuat baik pada sesama" atau dia sekedar ingin menekankan pada berbuat baik pada sesama (dan belilah produk saya ini)

"Nggak mbak, saya gak make sampo."

Si mbak dalam posisi terpojok dan ingin berteriak "iya gue tau, tapi bos gue gak mau tau"

"Mau dicoba dulu mas?"

Menurut lo gimana? gue coba dulu, pas abis keramas, botolnya tinggal setengah dan bilang, "kayaknya engga deh mbak."

"Nggak mbak, makasih."
"Yaudah, makasih mas."

~tamat~


Saya tau yang ada di pikiran kalian pasti bilang, "apaan sih, gak penting."
Kalian juga pasti tau yang ada di pikiran saya pasti bilang, "bodo amat."

Reincarnation


Silkscreen on paper juga

Deep



Silkscreen on paper