24 December 2010

top status

Semalem saya iseng nyoba aplikasi facebook, my top status in 2010. Ini hasilnya,

1. Saya yakin Islam cinta damai, begitu pula dengan Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Buddha, dan semua agama lainnya. Hanya orang - orang dengan kepentingan politik tertentu yang mengatasnamakan agama tertentu yang menjadikannya seperti sekarang ini. Yang ingin menghapuskan toleransi dan menghitamputihkan warna pelangi.

Ditulis karena saya merasa muak atas propaganda dan yang terhasut dengan propaganda itu sendiri. Ayolah kita semua bersaudara, harusnya kita tau siapa musuh kita sebenarnya. Ayo buka mata!

2. Cita - citaku ingin jadi vokalis, biar bisa bobo sama presenter dan vokalis vokalis lainnya


Saya paham kalau kalian jauh lebih paham atas dasar apa saya menulis ini.

3. "Dibilangin, sekarang mah tergantung orangnya. Mau pake sombong apa nggak. Semoga kita bukan masuk ke golongan tersebut."

Ditulis berdasarkan potongan obrolan antara saya dan kakak saya.

4. Ya Allah, aku mau jadi Spider-Man

Ditulis sebagai doa. Semoga dikabulkan.

5. Many people listen to Bob Marley just because they smoke weed, but they don't get the message, also the philosophy of those songs. And they claim themself as a "Rastaman". What a pity.

Ditulis karena saya sangat muak, oleh orang - orang yang merusak reggae dari dalam. Sehingga membuat orang menstigmakan reggae = ganja. Mereka teriak - teriak mengaku kalau mereka Rastaman, padahal saya berani taruhan mereka bahkan tidak akan tau siapa itu Rastafari Makonnen.

6. Inilah kasih sayang yang ku pasrahkan padamu, dengan tanpa peduli bagaimana engkau membalas

Sebuah lirik dari the Panasdalam. Merupakan lagu cinta yang tidak muluk - muluk, realistis, namun sangat mengena ke hati menurut saya.

7. Bila cinta tak indah bagimu mengapa kau tetap bertahan

Sama seperti di atas.

8. terimakasih Tuhan untuk tahun yang sangat mengagumkan kemarin dan aku siap untuk tahun yang jauh lebih mengagumkan tahun ini.

Ditulis pada saat tahun baru, sebagai ungkapan terimakasih karena saya masih diberi kesempatan.

9. Abu mengelabui Yogyakarta, Yogyakarta pun menjadi kelabu.

Ditulis pada saat merapi meletus, sebagai ungkapan bela sungkawa.

10. Sebenarnya saya bisa balas, Tapi biar saja, biar Tuhan yang balas.

Ditulis untuk mereka yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya via facebook. Dimana terlalu banyak sehingga saya tidak bisa membalasnya satu persatu.

30 November 2010

Godsend


Sekedar mencoba memvisualisasikan bait dari lirik Zion Train milik Bob Marley and the Wailers.

"Don't gain the world and lose your soul. Wisdom is better than silver and gold."

porky and his lovely chick

26 November 2010

Aprecilove yourself


Ada kertas lecek yang saya ambil dan saya gambar. Gambar saya, saya gambar saya. Saya lecek.

and if i listen reggae
i dance reggae
i feel reggae
i overstand reggae

then i should draw reggae.

Aright, mon! Live upright!

16 November 2010

Takbir

Kemarin, malam takbiran. Saya lewat Jalan Parangtritis, di sana ada pawai.

Bagus.

Tapi saya sungguh - sungguh sangat menyayangkan, rombongan terakhir dari pawai tersebut, datang dengan memakai Keffiyeh dililitkan ke muka, sambil naik gerobak yang sudah dia modif jadi seolah - olah tank, lengkap dengan rudal dan persenjataannya. Di belakangnya datang membawa kurung batang lengkap dengan "انّا للہ و انّا الیہ راجعون". Dan sisanya orang - orang yang ceritanya membawa senapan dan samurai segala macem. Dan mereka berteriak - teriak "Allahu Akbar!"

Dan sekali lagi, saya lihat di depan mata saya sendiri, Religi sudah menjadi program cuci otak. Mereka menstigmakan Islam sebagai Perang, ISLAM = PERANG. Dengan semua yang mereka lakukan, dan mereka mengutuk Yahudi atas kekejamannya di Israel. Dan saya yakin, sebenarnya itu bukan Yahudi yang sebenar - benarnya. Saya yakin Islam cinta damai, begitu pula dengan Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Buddha, dan semua agama lainnya. Semua isu perang dan konflik antar agama ini hanyalah ulah oknum tertentu yang mengatasnamakan agama tertentu demi kepentingan politik tertentu. Oknum - oknum yang ingin menghapuskan toleransi dan menghitamputihkan warna pelangi.

Oknum - oknum yang mengatasnamakan Islam, seperti yang saya lihat di Jalan Parangtritis tersebut.

Semoga Tuhan menghapuskan dosa kesoktahuan saya dan juga mereka, amin.

08 November 2010

Minggu pagi ada lagi

Saya sudah pernah menjelaskan sebelumnya tentang minggu pagi belum yah. Jadi yang belum paham, Minggu Pagi adalah kegiatan menggambar di hari minggu pagi yang pada prakteknya kemudian tidak selalu minggu dan tidak selalu pagi.

Pertama kali dilaksanakan di Museum Kupu - Kupu, Lembah UGM ketika sedang pameran Phodiography, Ketika Cahaya Menenun Nada oleh Plastic Funtastic. Dan pada kali itu rencana awalnya adalah mural tengah malam sebagai kado untuk Putri Macan yang kali itu berulang tahun. Tapi karena keterbatasan cat dan rasa mengantuk yang tidak bisa tertahankan, jadilah Minggu Pagi untuk pertama kali keesokan harinya.

Dan kali itu adalah minggu pagi kesekian, yang dilaksanakan pada sore hari di Maguwoharjo. Menggambar bersama anak - anak pengungsi, sekedar menghibur dan melakukan apa yang bisa kami lakukan.



















Wahai anak - anak, bermainlah yang puas. Jangan sampai engkau kehilangan waktu bermainmu semasa kecil dan membalaskan hasrat bermain yang tidak kesampaian setelah kau menjadi Pejabat nantinya. Bermain dengan gembiranya di negeri orang sementara di negeri sendiri sedang meronta - ronta. Bergembiralah pada tempatnya.

31 October 2010

Masih Sisingamangaraja

Kalian tahu rasanya jadi artis?
saya tidak.

Tapi setiap kali saya ke Alfamart , saya selalu dipanggil - panggil sama mbak - mbak laundry seberang jalan. Sudah seperti alarm, tiap kali saya mengerem sepeda saya di parkiran alfamart, pasti berbunyi, "Philosophia!!"

Ingin sekali rasanya saya sesekali melaundry di tempat mereka, tapi apa daya, dompet anak kos tidak bisa berbohong. Laundry perempatan jalan punya promosi yang lebih gencar.

24 October 2010

mendirikan Tuhan, menuhankan diri

Ombak kecil yang ingin menjadi lautan, merasa dirinya kemana buih hendak ditautkan.

18 October 2010

Alfamart Sisingamangaraja

Kamu pasti tau saya, karena kamu membaca blog saya. Kamu juga pasti tau Alfamart. Tapi anehnya, walaupun mbak - mbak dan mas - mas kasir  Alfamart tidak membaca blog saya, tetapi mereka tau saya.

Ya setidaknya mereka tau kalo sekitar jam sepuluh malam akan datang mas- mas yang memakai helm (namun memperlakukan helm tersebut layaknya masker ninja) yang datang membeli cokelat dan bersikeras bahwa dirinya adalah Power Ranger. Dan biasanya datang bersama mas  - mas bertubuh gempal yang biasa dipanggil "dedek Domach". Dan bisa jadi itu semacam rutinitas yang membuat para kasirwan dan kasirwati itu rajin beristighfar.

Karena sadar rutinitas itu membosankan, terkadang saya datang sebelum jam  sepuluh malam. Sekitar jam 12 siang, dimana terik Jogja memaksa saya untuk topless, dan kemudian memaksa saya lagi untuk memakai jaket sebagai luaran untuk mengingatkan saya bahwa saya bukan berada di Bali, dimana saya bisa jalan - jalan hanya dengan memakai celana. Terkadang terik Jogja juga memaksa saya membeli semacam minuman untuk menghapus dehidrasi. Tapi bukan terik Jogja yang memaksa saya, mas - mas bertubuh besar, dan mas - mas berhelm Kero Keropi untuk berjoget - joget tanpa musik. Dan bukan panas Jogja pula yang memaksa para kasirwan dan kasirwati itu untuk tertawa.

Terkadang saya juga mengajak para kasirwan dan kasirwati itu untuk berbicara banyak, agar mereka lupa dengan kebijakan manajernya yang berbunyi, "Gratis 1 Kg gula pasir bila kami tidak menanyakan Kartu Member." Dan terkadang di detik - detik terakhir mereka lupa, mereka justru ingat untuk menawarkan kartu member. Dan itulah yang membuat tawa meledak seketika, dan suasana menjadi sangat menyenangkan. Semacam permainan dadakan.

Dan kadang juga saya yang menjadi kasir dadakan, atau saya yang membuat struk untuk belanjaan saya sendiri. Para kasirwan dan kasirwati tersebutlah yang mengajarkan saya mengoperasikan komputer kasir hingga mencetaknya di kertas struk. Mereka baik, makanya terkadang saya minta kembaliannya ditukar permen dan permennya saya bagi untuk mereka semua.

Kadang juga mereka memberikan saya plastik lebih kala saya memintanya. Plastik yang saya pakai di kepala dan saya beri dua lubang di bagian mata. Yang saya pergunakan sekedar agar kepala saya tetap kering di guyuran hujan. Dan itulah saatnya untuk pulang. Kembali ke kosan setelah bermain panjang, agar saya bisa kembali lagi ke sana kapanpun saya mau.

13 October 2010

safari ria

Adalah sekumpulan orang yang dengan bangganya mengklaim diri mereka sebagai sebuah band. Dan setelah merasa sukses dengan album pertama, kini mereka mengeluarkan single terbaru mereka yang berjudul

AWAS, ADA BABI ELEKTRONIK!!!





 





Karena kami adalah band elektronik paling mahal saat ini. Tapi Insya Allah.
Kalau kalian ada disana menonton kami saat itu, anggap saja kalian tidak melihat apa - apa.

12 October 2010

pasar apa yang seni hayo?

Tanggal 10 bulan ke10 tahun 2010, walaupun tanggalnya merupakan angka cantik, tapi hari itu bukanlah hari kiamat. Ada banyak acara yang diselenggarakan hari itu, sebut saja Pasar Seni ITB, Bandung.

Dan akhirnya saya bela - belain dari Yogya ke Bandung. Untuk melihat pasar seni. Walaupun kenyataannya Bandung itu kota kembang, dan yang kota seni itu Yogya, tapi tetap saja yang punya pasar seni itu Bandung dan yang punya pasar kembang itu Yogya.

Saya berangkat bersama Desta, Kintari, Domas, Intan, dan Imam. Seharusnya Imam saya tulis paling depan yah, karena imam mana yang posisinya di belakang?

Sebelum berangkat Desta sempat bertanya, "Disana kita mau ngapain sih?". "Ya Pasar Seni ITB", jawab Kintari. "Ya itu kan nama acaranya, disana itu kita ngapain?", tanya Desta lagi. "Mutual friends gathering #2", jawab saya.

Bagi yang belum tahu Mutual Friends Gathering itu apa, dari namanya kalian pasti sudah bisa menebak, itu adalah acara yang kami tujukan untuk mempertemukan beberapa mutual friends yang belum sempat bertatap muka, atau malah bisa jadi bertujuan untuk menambah friend list di situs jejaring sosial kebanggaan kalian. Ya begitulah, itu hanya sekedar intermezzo. Singkat kata, kami semua sudah sampai di ITB, dan saya sedang bertanya posisi Ical dimana. Ical sudah berangkat dari hari - hari sebelumnya karena dia jadi delegasi kampus.

Ical sms saya isinya begini, "Pasar Seni kaya Sunday Morning, cuma bedanya disini banyak kimcil, ngantuk gua!". Setelah  saya masuk lebih dalam lagi ke ITBnya, dan melihatnya sendiri, saya terpaksa setuju. Saya sms beberapa orang teman saya dan perlu waktu yang sangat lama untuk membuat kami bisa bertemu, karena memang menurut saya dan diamini semua orang yang saya temui, disana terlalu ramai, terlalu tumpah ruah dan tidak ada flownya, tidak ada start, dan tidak ada finish.

Tak berapa lama saya bertemu Ical, Canti, Tian, Lexa, Cabe, Shodi, Mamed dan Toro. Teman - teman saya stylish, dan saya sangat bangga memamerkan baju saya ini kepada teman - teman saya yang stylish itu


Saya pun melabelkan diri saya sebagai tukang tempe paling modis saat itu. Saya duduk bersama mereka dan kamu tahu, disana meleng sedikit teman bisa hilang. Dan ketika sudah hilang akan susah bertemu lagi karena sinyal disana merupakan komoditas yang sangat langka. Bagi saya pribadi, satu - satunya hal yang menarik dari Pasar Seni ITB tersebut adalah the Panas Dalam. Menyenangkan saya bisa menonton mereka live.

Teman saya makin lama makin hilang dan berganti dengan teman yang lain, kali itu saya bertemu dengan Dila, Bina, Hanna, Trixie, Daffa, dan dua orang teman mereka yang saya lupa namanya. Dan kemudian hilang, dan berganti lagi, dan begitulah seterusnya. Dan seterusnya, dan seterusnya, dan pulang. Dan saya mohon maaf  kepada teman - teman yang bertemu dan namanya tidak dimasukkan disini, saya lupa. Tapi saya ingat kalau saya lupa.

Kala itu sudah jam 6, dan kala itu kami sudah tinggal bertiga. Hanya ada Desta, Kintari, dan saya. Teman - teman yang lain hilang ditelan keramaian. Dari sana kami bergegas menuju Simpang Dago untuk singgah membeli makanan dan langsung meneruskan ke Stasiun Kiara Condong untuk kembali pulang. Tapi apa yang terjadi saudara - saudara? Angkot menuju Kiara Condong tidak kunjung datang hingga sekitar 30 menit sebelum keberangkatan kereta. Akhirnya di menit - menit terakhir, datanglah angkot tersebut, dan kami sadar keretanya tidak akan terkejar.

Kami sempat berpikir untuk tidur di stasiun tapi diurungkan karena ada Kintari yang notabene seorang perempuan. Dan semua berujung kepada Icul, kami meminta bantuan sedekah pinjaman kamarnya. Kalian tau Icul? tau lah, ada masa dimana dia menjadi trending topic di blog ini. Hahahaha.

Akhirnya kami tidur di rumah Icul dan memutuskan untuk pulang naik kereta jam 6 pagi, dan kami sukses bagun pukul 05:45. Akhirnya kami menuju stasiun dan memulai hari yang sangat tidak produktif. Kami datang, duduk, tiduran, jajan, makan, duduk, tiduran, jajan, makan, semua hanya demi menunggu jam 09:00 malam. Kami sadar hal itu sangatlah membosankan. Akhirnya kami naik kereta menuju Bandung Kota. Sampai di stasiun sana, kami memulai siang dengan duduk, tiduran, jajan, makan, duduk, tiduran, jajan, makan. Hanya saja bedanya kali itu kami membuat semacam stopmotion di stasiun.

Dan akhirnya kami kembali ke Kiara Condong. Malam datang, kami akhirnya bisa pulang. Alhamdulillah.

24 September 2010

Tapi tidak apa

Saya cinta Yogyakarta beserta ISInya

19 September 2010

kelas

Hari ini saya kuliah, anggap saja begitu.
 Karena hari ini saya datang, saya mencari kelas saya.

BP.II.14 

Saya sudah cari berputar - putar,
akhirnya ditemukanlah kelas tersebut.

Dan kamu tahu?
itu kamar mandi


Begitulah memang kampus saya yang tercinta itu.

15 September 2010

Woiyo yaga yaga yo

Coba kamu lagi nginep di rumah saya.
Pasti pagi ini kamu lihat ada ibu yang mengikat syal merah kuning hijau di kepalanya,
serta memakai daster di depan rumah.


Bukan, itu bukan Rita Marley
itu ibu saya.


Hahaha,
so Irie, Mom!

Jangan pamrih

jangan pernah takut dengan neraka!

saya tidak peduli, kelak saya akan ke surga atau neraka
mereka hanya makhluk, sama seperti saya

saya hanya ingin sampai dan senantiasa di satu titik
dimana saya dan Tuhan saya saling mencintai


13 September 2010

Karena kami percaya

Apakah saya tertawa merendahkan ketika kamu bilang kamu percaya ada sebuah planet yang berisikan sejenis Snow White dan Cinderella?

Lantas mengapa kamu begitu skeptisnya ketika saya bilang kalau saya percaya , kelak saya akan menjadi bijaksana, seperti layaknya Siddharta Gautama.

Mari kita menghormati kepercayaan yang kita yakini ataupun keyakinan yang kita percayai masing - masing.

Saik sekalski!


Adalah dua orang yang seolah - olah duo. Seolah - olah mereka dua orang yang haus musik dan memainkan house music. Seolah - olah duo mereka bernamakan Saik Sekalski, dan membuat seolah - olah mereka berasal dari Rusia. Seolah - olah duo ini beranggotakan Caldis Molotov dan Poldis Silakov . Dan membuat seolah - olah kalian belum pernah dengar apa - apa tentang duo ini.

Hanya karena kalian belum pernah melihat kami performance bukan berarti kami tidak ada. Kami ada, hanya saja kami belum eksis.  Atau dalah bahasa Inggris sayanya, "we are exist, only we are not exist yet".

06 September 2010

Anak Gaul Semesta!

Semesta itu adalah nama tempat di mana saya dan teman - teman saya biasa menyewa kursi dengan membeli secangkir kopi atau segelas cokelat panas. Semesta itu adalah nama tempat di mana kasir pemesanan dan kasir pembayaran bersebelahan. Jadi kita datang, melihat menu dan maju sekitar satu langkah dan langsung bayar.

Biasanya saat dituliskan pesanan kita oleh sang kasir, pasti akan ditanya siapa nama saya dan di manakah saya akan duduk.

Dan biasanya saya akan jawab bahwasanya nama saya adalah, "Aril!"

Akhirnya saya pun duduk. Dan beberapa jam kemudian datanglah Ical menyusul saya. Ical pun ditanyai hal yang sama.

"Namanya siapa mas?"
"Kali ini Ical, soalnya Arilnya udah dipake."

Saya dan kawan kawan hanya bisa berjoget - joget ke arah kasir, dan mbak - mbaknya hanya bisa membalas dengan memainkan jari telunjuknya di jidat sambil tersenyum secara independen.

29 August 2010

Tembok derita

Baru liat - liat laptop Ical, ada foto lama yang belum sempat saya publish di sini



Ituloh yang namanya vandal

24 August 2010

part 3. Kepulangan

Hari itu sudah hari terakhir kami berada di Bandung. Dan penghuni paling terakhir kali itu adalah saya, Ical, Inne, Kinkin, Desta, dan Nadine. Dan itu adalah jam - jam terakhir sebelum Nadine pulang. Kami mengantar Nadine ke Stasiun dan membiarkannya pulang ke Malangnya.

Setelah dari sana kami kembali ke Galeri. Dua orang teman saya, Brenda dan Icul bilang kalau mereka mau datang ke Galeri. Dan mereka datang tidak bersama - sama karena mereka datang dari arah yang berbeda. Saya tunggu mereka berdua cukup lama dan mereka tidak datang juga. Akhirnya kami yang dikejar waktu memutuskan untung pergi buka di luar saja dan dilanjutkan dengan mengantar Kinkin dan mengurus kepulangan kami sendiri. Tapi baru saja naik angkot, Brenda telepon saya kalau dia sudah sampai galeri. Memang jodoh itu Maradonna, karena jodoh di tangan Tuhan. Saya tidak sempat bertemu dengan Brenda, tapi saya sempat bertemu Icul karena Icul nyamperin kami ke Simpang Dago dan memutuskan untuk berbuka saja bersama kami.

Dari Simpang Dago, Icul menemani kami semua ke Stasiun. Dan ternyata kereta berangkat 1 jam lebih lambat dari yang kami perkirakan. Dan jadilah kami memutuskan untuk ke Pasar Malam di dekat Stasiun dan main Bianglala. Hahahah, menyenangkan.



Dari situ kami pamitan dengan Icul, dia pulang dan kami menunggu di Stasiun. Saat kami menunggu di belakang kami ada tiga orang yang sedang berbincang - bincang tentang alay. Mereka bilang, "iya nama kaya gitu - gitu tuh pokoknya alay deh yah, pokoknya kaya misal orang kalo namanya di facebook udah ada tampan tampannya gitu pasti alay."

Saya menengok ke belakang dan bilang, "mbak temen saya namanya Tampan, tapi dia bukan alay." Desta nama panjangnya Tampan Destawan Subagyo dan saya sangat paham kalau dia berefrensi bagus dan tidak bisa dikategorikan sebagai alay. Dan apakah pengkategorian alay itu sekedar dari nama facebook, dan apakah orang yang mengkategorikan alay itu yakin kalau dia juga tidak alay?

"Serius mbak! namanya beneran Tampan, mau lihat KTPnya?", tanya saya. Kami berbincang dan akhirnya diketahui bahwa namanya Putri, dan tidak ditanyakan siapakah nama dua orang teman di sampingnya. Tak lama berselang  kereta datang.

Kami masuk ke dalam kereta dan bertemu ada dua orang duduk duduk di kursi kami, kursi yang seharusnya hanya diduduki oleh 4 orang. Dan kami pas berempat. Setelah ditanya ternyata orang sebelah memang salah gerbong, dan satunya lagi bernama Nisye. Dia menumpang di kursi kami untuk rute yang tidak jauh, hanya sekitar 2 stasiun. Dan kami mengobrol banyak dengan Nisye ini.



Dia adalah seorang penyiar, ramah, dan satu tahun kelahiran dengan saya, sama - sama 1411 Hijriah. Kami mengobrol dan tiba - tiba Desta menyuruh saya bangun.

"Eh bangun dulu!", pinta Desta
"Kenapa sih Des?", tanya saya
"Salam dulu sama yang tadi.", suruh Desta lagi
"Yang tadi siapa?", tanya saya lagi
"Ya makanya lu bangun dulu," suruh Desta lagi

Akhirnya saya bangun dari kursi saya dan melihat ke kursi belakang. Dan saya jadi tahu kenapa saya disuruh bangun sama Desta. Sayapun menyapa dengan ramah.

 "Halo mbak Putri~, kita ketemu lagi! kita bareng sampai Lempuyangan!"

part 2. Galeri Padi

Kami sampai di Galeri Padi. Banyak sekali yang kami lakukan sampai saya malas kalau harus menulisnya semua. Banyak yang datang, dan banyak juga yang tidak jadi datang karena kesibukan masing - masing dan hanya menitipkan karya.


 Itu yang gambar Desta, yang buat font saya, dan yang bagian motong - motong si Kinkin.


Dan disana ada Cabe dan Dhea. Dua pengunjung yang paling pertama datang, bahkan sebelum pameran dibuka. Dan coba lihat, disini ada tiga orang yang sempat - sempatnya masih membuat video tidak penting ditengah proses pendisplayan karya.


Begitu banyak yang kami lakukan, dan begitu banyak orang baru yang kami kenal. Walaupun kami tidak bermain - main dengan semua orang, bukan maksud kami sombong, mereka yang tidak membuka pintu dan mengijinkan kami masuk ke kehidupan mereka masing -masing.

Ini ada video, sekedar untuk menggambarkan suasana pembukaan kali itu. Saya minta maaf karena video pembukaan yang sebenarnya tidak bisa diunggah karena saya tidak tahu kenapa dengan bloggernya, yang ada hanya video ini, jadi anggap saja seolah - olah ini videonya.






Dan itu bukan foto all artist karena sudah saya bilang tidak semuanya datang. Dan kalau kalian mau tahu, kami tidur di galeri dan itu membuat galeri itu lebih mirip sebagai rumah penghuni terkahir. Karena setiap harinya penghuninya berkurang satu persatu untuk pulang ke kota masing - masing.

Kami buka dan sahur sama - sama. Kami naik mobil sama - sama. Mengunjungi sebuah Cafe sama - sama dan tidak jadi masuk sama - sama karena kami lebih memilih untuk nongkrong di Warkop sebelah Cafe sama - sama. Kami ke Asrama sama - sama untuk mengantar mbak Widy sama - sama.

Dan sesampainya di asrama, saya masuk ke dalam  untuk numpang pipis. Dan Oh Tuhan Yang Maha Baik, saya merasa seperti Jaka Tarub disana. Karena ada banyak gadis di lantai dua, yang mana terlaihat dari lantai satu sedang lari - larian dan main basah - basahan karena ada salah satu dari mereka yang ulang tahun.

Semua laki - laki baik yang pipis maupun yang non pipis masuk. Kami mengagumi ciptaan Tuhan dan saya mengusulkan, "ada yang mau kencing lagi gak? biar kita lamaan lagi? yakin gak ada yang mau? ada deh, masa gak mau sih." akhirnya kami pulang ke Galeri Padi penghuni teraktir.

Oh iya, saya hampir lupa cerita. Ada beberapa wartawan yang datang kala itu, dan Ical yang kala itu sedang duduk langsung saja memanggil salah satu dari mereka "Mas Giring". Yang dipanggil malah tertawa - tawa.


Kami foto dengan Mas Giring, dan teman - teman Mas Giring balas dendam dengan memfoto kami. Setelah itu kami kembali sibuk dengan kesibukan masing - masing.

Di malam terakhir kami empat membangunkan Nadine sahur dengan cara, "Nadine sahur Nadine..Sahur caur" dan kami joget - joget DRTV di depan dia. Sungguh cara yang membuat orang malas bangun dan lebih malas lagi untuk kembali tidur. Kami sahur dengan bertelanjang kaki, tapi yang bertelanjang kaki itu haya saya dan Ical, kasihanilah kami, kami tidak punya sendal dan malas memakai sepatu. Setelah itu kami membuat wishlist dan mengamini wishlist kami bersama - sama

part 1. Keberangkatan

Apakah kalian anak yang penurut? Kalau iya mungkin saja kalian menuruti postingan di atas, yang menyuruh kalian untuk datang ke Bandung. Ke Evening Memories. Kalian tau apa itu Evening Memories? itu adalah sebuah pameran, walaupun mama saya selalu mengingatkan untuk jangan pernah pamer, tapi saya berjiwa rebel, makanya saya berontak.

Diawali dengan keberangkatan menggunakan kereta ekonomi, kami berenam - enam ketepian. Ada saya, Ical, Desta, Kinkin, Inne, dan Widy. Kami masuk ke gerbong paling depan. Tapi tidak duduk dalam satu kursi, karena tidak muat. Kami berbincang - bincang dan datanglah seorang mas - mas tukang air yang memberitahukan bahwa gerbong paling belakang kosong. Jadilah saya dan Desta berjalan ke gerbong paling depan ke gerbong paling belakang untuk mengecek kebenarannya.

Kalian pernah naik kereta ekonomi? kalau pernah kalian pasti akrab dengan suara - suara seperti "Nasi pecel nasiiiii~" dengan pelafalan nasi kedua lebih panjang sekian harakat. Dan juga suara semisal "pisang sale pisang sale" atau "lanting lanting". Sale disitu dibaca sale sebagaimana mestinya, jadi jangan sok British dengan membacanya sel. Dan Lanting disana dibaca sebagaimana Lanting mestinya, jadi jangan sok tidak cadel dengan membacanya Ranting. Dan itu semua tidak penting, saya hanya menggambarkan suasana di kereta ekonomi saat saya harus berebut jalan dengan para pedagang tersebut.

Dan ternyata benar adanya, gerbong belakang sepi, akhirnya saya kembali ke gerbong depan untuk memberi tahu anak - anak dan mengajaknya untuk pindah gerbong. Saya berjalan sambil berteriak, "Kopi jahat, kopi jahat." atau terkadang, "Kolesom anget, kolesom anget" sekedar untuk menghibur diri saya sendiri dan menipu penumpang yang mungkin sempat berpikir, mana ada yang jualan kaya gituan di kereta.

Kami pindah gerbong  masih dengan menjajakan barang dagangan fiksi, barang - barang  haram yang bahkan tidak kami konsumsi apalagi untuk dijual di kereta. Sesampainya di gerbong ujung banyak yang kami lakukan
, seperti membuat video yang kami lakukan untuk kepuasan pribadi saja, jadi tidak akan saya unggah karena saya takut dapat beasiswa sampai lulus dari kampus karena saya telah melakukan sebuah prestasi yang mengangkat nama kampus.

Saya akan unggah beberapa gambar saja, sekedar menggambarkan situasi di kereta kala itu. Agar seolah - olah kalian merasakan yang kami rasakan.



Setelah merasa puas membuat video yang cukup mengganggu sekaligus mungkin menghibur penumpang lain, kami tertidur. Dan langsung dibangunkan dengan, "COY UDAH NYAMPE KIARA CONDONG! AYO TURUN! NTAR KEBURU BERANGKAT!"

Kami langsung mengambil tas masing - masing dan bergegas turun. Sesampainya di stasiun kami saling meyakinkan, ada yang ketinggalan gak. Dan saya baru ingat, "OH IYA KARYA GUE KETINGGALAN", akhirnya saya balik lagi ke kereta dan keluar sambil berpikir apa jadinya kalau sampai karya saya ketinggalan. Alhamdulillah, Tuhan memang Maha Baik.

Kami di stasiun sambil masih meyakinkan, "masih ada yang ketinggalan gak". Ical menjawab dengan bercanda, "harga diri lo kali ketinggalan" dan kami mengingat - ingat ternyata tas kamera yang berisikan perkakas belum terbawa, akhirnya Ical kembali naik kereta untuk mengambil tas tersebut.

Saya bilang ke anak - anak, "lucu kali yah, kalo lagi kaya gini tiba - tiba keretanya jalan." Dan benar saja keretanya jalan, "Ampun pak masinis! saya cuma bercanda!!!"

Dan Ical pun terbawa kereta tersebut. Dan Ical bahkan tidak keluar untuk sekedar berdadah dadah atau menginformasikan bahwa dia terbawa kereta.

Yasudahlah dadah Ical, sampai jumpa di depan ITB. Pokoknya sampai jumpa di depan ITB.

02 August 2010

Ruang tunggu masa depan

Sebuah acara yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Majelis Ta'lim. Kami hanya orang yang berbeda, menggambar di tempat yang sama, dengan teknik yang berbeda, di acara yang sama, dan hasil yang berbeda pula.

Yang menjadi persamaan dengan Majelis Ta'lim mungkin ketika kami menggambar, kami disuguhkan Bir Muslim (atau yang dalam Bahasa Belanda dikenal sebagai Teh Anget, dan berbagai macam gorengan atau yang dalam Bahasa Belanda dikenal sebagai Gorengan juga.)


Dan inilah kami selama proses pengerjaan tersebut



Dua orang lelaki disana adalah Disemutin Bersaudara, saya dan Abang Ical.
Dan seorang kimcil disana adalah, Hani, sahabat saya sedari kecil dulu. Walaupun sekarang saya sudah besar dan dia masih kecil, kami tetap menjunjung tinggi perbedaan dengan toleransi yang bisa ditolerir.

Video ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan video lipsync Chaos Racun, tetapi bila kalian ingin melihat gambaran suasana saat itu, bisa kalian saksikan. Tetapi kalau tidak mau juga tidak apa - apa, kita semua menghargai keputusan kalian sebagai individu yang merdeka.



Dan ini hasil gambar kami, judulnya Ruang tunggu masa depan. Bukan sebuah kebetulan kalau judul drawingnya sama dengan judul postingan blog ini, jadi begitu karena saya memutuskan begitu.



Dan ini gambar - gambar rekan yang lain