02 March 2011

Si Alan

Jadi alkisah ada mahasiswa asing di kelas saya, namanya Alan.Umurnya sekitar 40 tahun. Dia ingin belajar tentang seni grafis dan dia tidak punya alat, jadi dosen saya menyuruh salah satu di antara kami untuk menemaninya membeli alat - alat. Si Alfin yang merupakan orang Jogja asli dan sudah khatam jalan mengiyakannya. Tapi ketika kelas selesai, tiba - tiba Alfin hilang. Tentu bukan tiba - tiba hilang dalam arti harfiah, saya tau dia pulang tapi hilang itu cuma jadi istilahnya, Jadi jangan pikir Alfin belajar ilmu mistis atau Alfin itu semacan sendal yang ditaruh sembarangan di pojok masjid. Kami menunggu sambil mencoba mengobrol dengan si Alan tersebut dengan Bahasa Inggris seadanya, kalau kamu ada di sana kamu pasti tertawa kalau lihat kami mengobrol, tapi saya pasti bingung ngapain juga kamu ada di sana.

Akhirnya dengan rasa iba kami memutuskan untuk menemani si Alan tersebut, banyak yang iya - iya namun ujungnya yang menemani dia hanya saya, Adit, dan Bunga. Perjalanan pertama di mulai ke tempat Sigit, di mana kami akan menitipkan sepeda dan motor, sekaligus menunjukkan kepada Alan karya - karya dari Sigit. Kami turun, dan Bunga memarkirkan mobil si Alan. Saya ke dalam duluan mengobrol - ngobrol dengan teman - teman yang di dalam, dan tiba - tiba ada suara misuh - misuh in English dari luar.

"OH NO! YOU BROKE MY CAR! NOW MY CAR IS BROKEN!"

Mobil si Alan nabrak tembok, sejujurnya sih gak parah - parah amat, cuma tinggal maju dikit sama belokin kanan dikit juga bisa keluar, tapi dia kayanya udah bt gitu dia cuma bilang, "i'm not moving, i need some garasi" (yang dia maksud sebenarnya adalah bengkel). Apalagi kalo yang ngasih saran si Bunga, bulenya udah ngamuk - ngamuk aja, "I DON'T WANT TO HEAR IT FROM YOU!". Akhirnya saya sama Adit manggil mas - mas bengkel, dan sesampainya di sana mas - mas bengkelnya cuma ketawa - tawa, ya karena memang gitu doang kok ampe manggil bengkel. Akhirnya mobilnya diangkat bersama - sama dan si Alan ketawa - ketawa lagi. Koplak!

 Akhirnya rute pertama kami ke pergi membeli hardboard, belum ada hal apa - apa yang terjadi, kami hanya mengobrol - ngobrol biasa. Di dalam mobilnya ada topi, dan saya bertanya apakah saya boleh memakai topinya. Akhirnya dia mulai keluar aslinya, kami akhirnya foto - foto dan fotonya belum bisa saya upload karena kami belum sah berteman via jejaring sosial. Kami terus melaju dalam mobilnya dan tiba - tiba dia berhenti masuk di Bank. Tidak dapat parkir, dia bingung dan dia bilang sendiri, "ooh, i've been here, i know where to go." Akhirnya dia ambil parkir di bawah. Sesampainya di parkiran bawah dia bertanya, "Kemana kita?", lah gua pikir kan dia mau ngambil duit ya, terus bingung terus dia nanya lagi ngapain kita ada di sini. Akhirnya masuk lagi dan jalan lagi. Kami kemudian ke Malioboro untuk membeli beberapa pisau cukil dan roll, si Alan bertanya apa kita mau makan, dan akhirnya kami makan gudeg.
Alan duduk sambil bilang "saya duduk untuk gudug", kami tertawa dan mengajarinya untuk berkata"gudeg" dan kami makin tertawa semakin keras dia berusaha untuk ngomong "gudeg" dan akhirnya kami tertawa bersama - sama. Saya bernyanyi - nyanyi dan ujung - ujungnya kami nyanyi "Yellow Submarine" di tempat gudeg sama bule koplak. Dari situ kami berangkat lagi untuk beli cat. Makin lama si Alan makin parah, di tengah lampu merah dia membuka kaca dan teriak ke orang sebelah, "Monggo, monggo" setelah sebelumnya ada orang yang ban sepedanya lepas, dia membuka kaca dan berteriak, "kasihan" dengan nada mengejek ala bule yang sok Jawa.

Kemudian kami bergegas kembali ke tempat Sigit dan sebelumnya kami mengisi bensin, baru sampai si Alan sudah buka kaca dan teriak, "Matung Ruwung" maksudnya adalah matur nuwun, dan saya bilang "beluuum!!" untuk menunjukkan bahwa belum saatnya dia bilang terimakasih, eh dia malah teriak "beluum" juga ke mas - mas pom bensin sambil ketawa - tawa. Mas bensin nanya si Alan mau ngisi berapa, dia bilang "sedikit saja, saya sudah bangkrut."

Dan akhirnya kami ke material dan kembali lagi ke tempat Sigit. Sepertinya banyak yang terlewat, tapi yasudahlah, saya banyak tugas untuk dikerjakan. Kapan - kapan saya kenalkan kalian dengan si Alan, oke?!