31 August 2008

Selamat datang

Hari pertama teraweh, datang dengan sarung diselempang, pandangan lurus ke HP touchscreen (bukan karena hp saya canggih, tapi karena sudah pecah, jadi layarnya bisa disentuh, red) perjalanan ke masjid pandangan selalu lurus ke HP, sampai saya melihat ke arah jalan..

APAAN NIH!!!RAME AMAAT!!

Setelah saya teliti, ternyata disana ada plang gede banget "PASAR MALAM PONDOK PINANG"

zzz..apaan sih! freak freak ganti! ulang dari mula!

Hari pertama teraweh, datang dengan sarung diselempang, pandangan lurus ke HP touchscreen (bukan karena hp saya canggih, tapi karena sudah pecah, jadi layarnya bisa disentuh, red) perjalanan ke masjid pandangan selalu lurus ke HP, sampai saya melihat ke arah jalan..

APAAN NIH!!!RAME AMAAT!!

Padahal saya datang ke masjid secepat mungkin, tapi tetap saja orang - orang sudah meluap keluar seperti air yang baru mendidih.
Ini nih! kebiasaan banget kalau hari pertama selalu begini.

Tapi nanti makin sampai ke puasa pertengahan, mulai ada kemajuan di masjid.
(kemajuan disini maksutnya makin hari shafnya makin maju, red.)

Sebelum berangkat, saya sempat mendengarkan perbincangan antara kedua orang tua saya.

Nyokep : Tumben, kok gak ada orang teriak - teriak? (maksutnya yang hobah menyambut puasa gitu)
Bokep : Taaau..gak jadi puasa kali besok.


zzzz..

Emang sih, makin tahun, saya makin merasa euphoria, atmosphere, spirit, atau apalah sebutannya orang - orang dalam menyambut 17-an, puasa, atau lebaran makin menurun, seperti celana anak gaul yang memamerkan boxer.

Aaaah..tau ah.



Maaf - maaf ya semua salah - salah saya selama ini.
Happy happy fasting fasting all!

27 August 2008

If

Kalau saja kesalahan bisa diulang, diubah, dan diperbaiki bila saja kita menyadari dan mengalahkan sumber penyebab kesalahn itu sendiri.

Seperti kalau seluruh dunia sedang dibekukan atau dirubah menjadi monster oleh musuh dari Ultraman.

Bila Sang Ultraman berhasil mengalahkan musuhnya tersebut, musuhnya mati, maka seluruh kota yang tadinya beku atau menjadi monster itu akan kembali menjadi normal seolah - olah tidak ada kejadian apa - apa.

Sebuah pertanyaan mengalir di otak saya.

Kalau begitu semeninggalnya Alm.Mak Erot, semua orang yang sudah berobat dan menzoom out ke beliau akan kembali lagi menciut seperti semula.

hahahah

Bagian ketiga (Ruang BK)

Kami dibawa dan dipaksa masuk ke ruang BK.

Disekap cukup lama di ruang BK membuat otak kami mendadak waras.

Guru saya datang, mengancam kalau kita akan dikeluarkan.

Kami sempat down, memikirkan bagaimana nasib kami nantinya, bagaimana kalau kami beneran di drop out, bagaimana kalau tidak ada sekolah yang menerima kita lagi, bagaimana caranya untuk meruntuhkan nafsu liarmu..

5 menit setelah guru saya keluar, kami sudah tertawa - tawa kembali, hahah freak ah! emang kayanya kami ga pantes sedih deh.

Akhirnya hp berdering, bapak Kepala Sekolah mengSMS kami

h3Y qMU bOc3n t4kH ?? kLW iiA mAyN" k3 rWan9aN aQ dUkZz, aQ p9Nn BeUtH kTeMw x-An


Hahah ya nggalah, yang ada malah kami diseret ke ruang kepala sekolah.

"Oh yang ini! Emang nih berdua, suka banget bikin yang aneh aneh, yang satu ke sekolah gak bawa apa - apa, yang satu ke sekolah gak pake seragam, udah gitu suka masang petasan pula di sekolah."

"siapa dalang di balik semua ini?"

"Gak tau pak! Ki Gendeng kali yaah." jawab seadanya, di bumbui tawa renyah

"JANGAN BERCANDA, TIDAK LUCU!!"

"Ini sebenarnya siapa yang menyuruh kalian seperti ini?"

"Gak ada pak, inisiatif, untuk mengisi waktu luang saja pak"

"Udah kamu jawab yang jujur!"

"Yah pak itu udah paling jujur pak."

"Terus tujuan kalian nempel - nempel begini tuh buat apa?"

"Ya iseng pak, ngisi waktu luang."

"Udah kalau kalian mau aman, kalian jujur saja sama kami."

"Iya deh pak kita jujur, sebenernya yang nyuruh kami begini itu..
Ya kami berdua ini pak."

"Gak mungkin, buat apa juga kalian begini?"

Alaah give up!!! kami nyerah deh gak tau lagi, si bapaknya minta jawab jujur, sementara kami udah jujur gak percaya

"Coba lihat dompet kalian."

Diperiksa, kemudian dicium - ciumi.
Saya berfikir kan kalo dompet di taro di pantat ya, kalo kentut baunya ke dompet lagi gak sih?

"Kalian ngobat yah?"

"Iya pak."

"Sudah saya duga! kamu make apa?"

"Panadol pak!" Disemutin I berhihihihi sementara saya sendiri berhahahaha, Kepala sekolah hanya cembertu kesal, namun tidak terlalu kelihatan kalo dia sedang cemberut karena mulutnya tertutup kumis. (Sejujurnya saya baru sadar itu kumis, dulunya saya pikir kalau itu adalah pagar pembatas wilayah antara Jakarta dan Bekasi)

"Enggak lah pak kami mah bersih gitu!"

Kepala sekolah melihat dari atas sampai sawah.
bersih gundulmu, dandananmu aja udah kaya ga mandi seminggu!
mungkin itu yang sedang dia pikirkan.
Atau mungkin saja dia memikirkan jemurannya, loh logis dong! bisa aja gitu, apa salahnya si mikirin jemuran?!

"Sekali lagi saya nanya, siapa yang nyuruh kalian?"

"Ya udah deh pak saya ngaku, jadi waktu itu kami lagi jalan di underground blok m, ketemu bapak - bapak baju hitam, kacamata hitam, terus ada codetnya gitu pak di pipi, nawarin duit, katanya cuma tinggal nempel - nempel aja."

(Tokoh fiktif seimprove-improvenya improve!)

Ruangan hening.

"Harusnya kamu jangan mau disuruh begitu."

WTF?! gua udah jujur setengah mati tapi sekalinya gua nyebutin tokoh fiktif langsung percaya gitu?

"Iya pak, abisnya gimana ya kan lumayan.."

"Harusnya kamu tidak tergiur dengan uang."

"Iya pak saya emang bego!" Jawab saya dengan mata berkaca - kaca.(untung saya pernah jadi anak teater, biarpun gak pernah latihan)

"Wajah kalian itu seperti pemakai, jadi orang gampang saja memanfaatkan kalian." intonasinya makin pelan, makin menasehati yang kebapakan gitu.

Saya pura - pura menangis, lumayan lah kelihatannya sih natural banget.
"Maaf pak, saya emang bego, harusnya saya jangan mau disuruh gini, saya nyesel pak, tau gini saya gak bakal mau."

Kepala sekolah dan guru yang daritadi mengintrogasi saya memelas, sementara Disemutin I menahan ketawa.

Air mata buaya pun mulai mengalir.

Akhirnya kami diperbolehkan pulang.

kami diberikan oleh - oleh dari Pak Kepsek.

Ya Surat skors lah masa apel!

Bagian kedua (Markas Security)

Kami ditangkap, dibawa.

"Lah pak, apa salah saya pak?" (masih aja belaga bego)

Akhirnya kami digiring ke nidji.

Tas kami dibawa, kami hanya jalan petantang - petenteng berasa keren.

Akhirnya kami sampai di markasnya, kami di gampar, di suruh push up, pokoknya suka - suka hati securitynya deh.

Sampai tiba - tiba ruang makin ramai, ditambah dengan salah seorang security yang datang sok tegap sambil ngomong "OH INI NIH?!"

Lalu menggeplak kepala kami dengan buku hadir yang kurang lebih tebalnya setengahnya buku Yellow Pages.

"Kalian ngapain? maling yah?" Pak security itu bertanya, buset gua kira di geplak karena udah tau duduk perkaranya sampe gua sadar ternyata Pak securitynya berdiri.

"Nggak pak, kita nempel."

Bapaknya agak bingung soalnya ini kali pertama kejadian begini terjadi, sampai akhirnya tas kami digeledah.

Tas Disemutin I digeledah dan di temukan beberapa gambar stiker yang cukuplah untuk bikin ketawa hahahah.

Tas saya digeledah, saya langsung digeplak karena kedapatan membawa kulkas dan mesin cuci, hahahah ya ngga lah. Bapaknya makin bingung melihat gantungan tas saya. Kemudian dia menggeledah makin dalam, dia melihat buku gambar saya, kata Pak Securitynya saya puitis.
(Sekarang tentukan sendiri siapa yang goblok, buku gambar, puitis, buku gambar, puitis, ya suka - suka idup lo aja deh!)

Akhirnya dia nanya ke Disemutin I, "kalian bisa gambar?"
(Ya kali dah, lu kira yang lu ubek - ubek di tas gua tadi apa? telor tikus ?!)

Kami mengangguk, lalu si Sekemrity tersebut mengambil pin yang selama ini menggantung di kantongnya, "Kamu bisa gambar ini?" tanya si Sekemrity itu kepada saya.

Pin Juijitsu, freak banget ah, mau pamer?!


Dan semua berlalu sesuai dengan suruhan sang Sekemrity

kami bagaikan budak yang disiksa dan dihardik

lagu IBU TIRI HANYA CINTA KEPADA AYAHKU SAJA, NAMUN BILA IBU PERGI AYAHKU SELALU M*ST*RB*S* berkumandang, menjadi backsound.

Kami difoto dengan pose tersangka, disuruh menandatangani perjanjian tidak akan menginjak Plaza Blok M lagi.

Dan selanjutnya kami disuruh menunggu.

Hingga dari kaca kami melihat 3 orang guru kami yang killer sedang berjalan.

Kami mendadak lemas basian cuhay.

Kemudian 3 guru killer itupun menyanyikan Mr.Brightside


Kami semangat kembali.

Tapi sayang itu hanya khayalan, pada kenyataannya kami di seret ke sekolah.

Bagian pertama (Mahakam-Bulungan)

Kisah yang sama, ditulis untuk kedua kalinya dalam versi saya, kalau mau lihat versi Disemutin I bisa lihat di blognya, tinggal klik pada link dan anda akan masuk pada blognya. Praktis kan? iya dooong.. top lady, semir rambut paling praktis. (Apaan sih freak!!!)

Kisah ini tidak akan terlupa, mungkin suatu saat nanti bila cucu saya punya blog juga akan menuliskan kisah ini. Kisah ini juga sering kali diperdengarkan ulang di SMA 6 Jkt, di kala murid - murid sedang mencari alasan agar tidak belajar, maka cerita ini akan berkumandang.

Mahakam, 19 Juni 2006

Seorang pria berambut kusut acak - acakan memakai baju lengan ngatung bergambarkan Jejaka Luar Angkasa dan bertas slempang berisikan serta bertempelkan stiker datang perlahan dengan langkah gontai pantomim pantomim joget joget sok keren gimana gitu menuju arah lorong kantin paling pojok.

Disana ada dua orang menunggu, seorang bersweater polos, generasi pertama dari Disemutin dan satu orang lagi, gak usah disebut deh dia MT.

"Mana amunisi?!"

Teman saya memberikan kertas stiker, kami mulai menggambar bebas.

Akhirnya kami siap dengan perbekalan kami, kami berangkat di sekitaran Bulungan.

Menempel disana - sini, sampai saya melihat sebuah telepon umum yang sudah tidak bisa dipakai menelepon lagi.
"Cover me! cover me! gua mau sulap."
Dalam hitungan menit gagang telepon umum itupun beralih fungsi menjadi gantungan tas slempang.

Kami terus berputar2, dari mobil kfc sampai bis kota semua kebagian jatah.

Dari Plang iklan, Rambu - rambu, sampai ke lampu merah semua kebagian jatah.
(FYI, keesokan harinya jalanan Radio Dalam macet parah karena warna merah kuning hijau pada lampu lalu lantas berubah putih)


Semua berjalan sesuai rencana hingga kisah baru dimulai.

Sekarang kami sudah berempat, di Plaza Blok M kami memulai dengan meja informasi.

"Maaf mbak." (Mata menatap mbak-mbaknya, sementara tangan saya mulai menggerayangi tas saya, mencari dimanakah letak stiker)

"Oh dari sini kamu lurus aja naik belok kanan." (Si mbak menjelaskan jalan, stiker sudah ditangan, pelan pelan memisahkan antara putih dan kuning dari stiker)

"Oh makasih ya mbak!" (Menempel stiker, mata masih menatap mbak-mbaknya, sambil berlalu ngeluyur pergi)

Tidak lama teman - teman saya datang untuk mengambil foto
(Lantas apa gunanya nempel stiker ngumpet - ngumpet kalo fotonya terang - terangan gitu yah?)

Mbak - mbak yang jaga pusat informasi bingung - bingung GR gitu, untung dia tidak berpose bugil.


Akhirnya kami berangkat, berputar - putar, menempel - nempel di sepanjang toko, timezone, bioskop, toilet, semua kebagian.

Hingga saat dimana kami naik eskalator.
Kaki menahan pada laju tangga sementara badan menarik kebelakang, dan apa yang terjadi?

Ya! benar sekali, laju eskalator itu berhenti, akhirnya kami menempel di sisi kiri eskalator tersebut.

Hingga kami sadari, di belakang kami sudah ada bapak - bapak berbaju hitam membawa HT.

Hoalaah, feeling gak enak..akhirnya kami mengambil langkah seribu, berhubung waktu itu duit saya tinggal gope - gopenya, saya minjem dulu gope sama Disemutin I, itulah gunanya teman.

Tanpa berpikir panjang, atau lebih tepatnya tanpa berpikir sama sekali kami lari sekencang - kencangnya, jangan tanya kemana 2 orang teman kami, mereka berprilaku seolah - olah mereka bukan bagian dari kami, padahal mereka juga ikut menempel - nempel.

Kami berlari tak tentu arah, naik ke lantai paling atas, lalu turun lagi, berputar - putar, sampai akhirnya kami melihat dua orang bergoyang - goyang kepala. Yang satu berbaju merah, yang satu berbaju biru, akhirnya kami teplak saja kepalanya, mereka goyang makin kencang. Hahah, sempat - sempatnya kami bercanda, para pengunjung restoran Jepang pun bingung melihat tingkah polah kami.

Akhirnya kami berlari ke arah parkiran.

Kami masuk, tiba - tiba teman saya berhenti. Terlihat wajahnya sudah tidak kuat, karena lari sendiri adalah pengkhianat, saya diam di tempat walaupun saya tahu yang berseragam kian mendekat.


HAP! LALU DITANGKAP!

24 August 2008

MLM

Pulang sekolah dan tak ada tujuan hidup, daripada saya pulang lantas bunuh diri ada baiknya saya mengikut saja kemana teman saya (Panji dan Dayu) melangkah, melaju lebih tepatnya.

Saya menculik Puput, adik (adikan) saya. Bukan! saya menyebutnya adik-adikan bukan karena dia terbuat dari kayu serutan yang lantas berbuat nakal berubah menjadi keledai dan lantas bertobat dan diubah peri biru menjadi manusia. Tapi karena orang - orang pada percaya saja kalau dia adik kandung saya, ya sudahlah intinya dia yang tidak tahu apa - apa saya culik karena pada saat itu saya juga tidak tahu apa - apa dan tidak tahu arah tujuannya.

Kami berangkat, sampailah di McD dh, teman saya memarkir kendaraan sementara saya sibuk memandang Ronald McDonald, dan berpikir mungkinkah Ronald McDonald adalah anggota Ria Jenaka yang berkhianat kemudian bersolo karir, mencari pekerjaan baru sebagai icon sebuah restoran cepat saji. Atau mungkin dia sudah pensiun dan menikmati hari tuanya dengan berduduk - duduk santai di setiap McD yang ada.

Lamunan saya dibuyarkan oleh teman saya yang menarik saya masuk. Pesan makanan dan baru saja duduk untuk menaruh makanan, teman saya (yang menyuruh kami semua kesana, sebut saja namanya Dana) datang dan menyuruh kami untuk naik ke atas, akhirnya kami naik, padahal saat itu belum bagi raport tapi kami sudah naik, betapa hebatnya kami.

Banyak perubahan kongkrit yang saya lihat dari Dana. Dana yang dulunya pemadat kini berada dalam kostum formal rapi rapi necis gimanaaa gitu. Saya dan teman - teman saya semua duduk. Tak berapa lama datang teman dari Dana yang memperkenalkan diri, sayangnya saya lupa namanya.

Dia berpakaian putih rapi, kemudian bertanya kepada kami "MAAN RABBUKA?!"

HAHAHAH ya enggalah, dia bertanya, "Apa sih motivasi terbesar dalam hidup anda?"

Kami belum menjawab dia sudah membuat jawaban sendiri dan mulai bicara ngalor ngidul ngetan ngulon, saya mengangguk - angguk biar dikira mengerti.

Pembicaraan panjang tersebut membningungkan saya hingga di sebuah paraton saya dengar dia mengucapkan "Luis Tendean". Sepertinya saya mulai paham kemana arah pembicaraan ini. Semua dugaan saya benar ketika dia menyebutkan sebuah nama MultiLevel Marketing. Huah..jadi ini toh tujuan kita kemari.

MultiLevel Marketing, sebuah kata yang membingungkan, kerja leha - leha tapi bisa kaya, saya bingung darimana uang mengalir.

Tiba saat dimana si teman Dana yang saya lupa namanya itu memperkenalkan produknya.

"Ini [sebut saja ini nama produknya] ini bagus untuk [sebut saja ini khasiatnya], disini ada yang keluarganya punya penyakit jantung gak?"

Adik - adikan saya tunjuk tangan.

"Nah ini bagus nih minum ini, terus yang ini ada [produk kedua] kalo yang ini bagus untuk [khasiatnya], disini ada yang keluarganya darah tinggi?"

Adik - adikan saya tunjuk tangan lagi.

"Hah, lu lagi, ya udah, terus ini ada [produk ketiga], ini bagus untuk [khasiatnya] terus ini gak sekedar mengobati tapi menyembuhkan maag secara total, disini ada yang keluarganya punya maag gitu?"

Lagi - lagi adik saya tunjuk tangan.

Hingga akhirnya semua obat dipromosikan dan di setian obatnya adik saya tunjuk tangan, agak malas ngetik juga kalau harus saya tulis semua.

Ya sekarang semuanya terjawab, darimana para pelaku MLM itu mempunyai uang.

Dari keluarnganya Puput.

23 August 2008

Entahlah

Dua minggu sebelum blog ini ditulis, di ruang guru.

"Philo kamu ikut lomba cipta baca puisi yah di 49."
"Ah..ehh..ah..eh..emm..49?..ehh..dimana tuh bu?"
"Di Jagakarsa, deket sini kok, ikut yah."
"Ah..ehh..ah..eh..emm..ah..emm...ya udah deh."

Satu minggu sebelum blog ini ditulis, di ruang guru.


"Philo, kamu mana fotonya, formulirnya juga belom diisi."
"Lupa bu, hehehe.. ya udah deh besok deh."


Lima hari sebelum blog ini ditulis, di ruang guru.

"Bu, mana formulirnya, saya bawa poto ni tapi kegedaan dah kayanya bu."
"Udah gapapa gede dikit mah, yaudah ini formulirnya, abis itu kamu minta uang pendaftarannya di Pak Nidhom."
"Oke oke karaoke."

Selesainya saya mengisi formulir saya langsung kembali ke ruang guru.

"Bu, Pak Nidhom dimana?"
"Coba kamu cari ke meja piket."
"Oh oke oke karaoke."

Saya turun ke meja piket, tidak bertemu, saya kembali naik ke ruang guru.
Guru saya sudah tidak ada, akhirnya saya mencari dulu dimana guru saya.

Akhirnya saya bertemu guru saya.

"Bu, gak ada."
"Coba kamu cari ke wakasek."

Akhirnya naik saya ke wakasek, bertemu Pak Nidhom.

"Pak, saya mau minta dana buat daftar lomba."
"Oh, kau ke TU dulu minta kwitansi, baru nanti bapak ACC."

"Oke oke."
Akhirnya saya turun, ke TU.

"Bu saya minta kwitansi buat dana ikut lomba."
"Itu ambil aja."


Akhirnya sya ambil, saya berdiri di depan Ibu TUnya.

"Ini Pak Nidhom yang ngisi."

Argh! akhirnya saya kembali ke atas, ruang wakasek.

"Pak ini kwitansinya."
"Itu diisi TUnya dulu, baru bapak ACC."

ARRGHH...terus aja suruh gua bolak - balik, kerapat!

Akhirnya saya turun ke ruang TU.


"Bu, kata Pak Nidhom, ibu yang ngisi."
"Oh ya udah kamu tulis."

Saya isi, selesai, saya serahkan.

"Bu, udah.
"Ya udah, kamu ke pak Nidhom, minta ACC."


AAAAAAARRGGGGHHH.....

Akhirnya saya naik ke ruang wakasek.

"Pak udah."
"Oh iya nak, sini."

Ditandatangan, kemudian saya bertanya.

"Duitnya pak?"
"Kamu minta di TU yah..."

14 August 2008

Mari minum

Waktu pulang.

Setelah puas (atau sebenarnya bosan) memarahi anak - anak yang tidak bersoda dalam rangka MOS (Masa Orientasi Seksual [masa dimana memastikan apakah seorang laki - laki bisa disebut laki - laki, atau hanya sekedar tetelan yang menggantung]) saya memutuskan mencari rekan - rekan sejawat saya.

Ternyata mereka sudah berkumpul, melahap nasi padang, beberapa sedang menyeruput air yang dibungkus plastik (mirip dengan es kebo hanya saja bedanya es kebo berisikan es teh manis, es seperti itu sangat ngetren pada jamannya, karena dengan modal 100 rupiah bisa hilang segala dahaga).

Langsung saya mencari jatah saya, saya ambil jatah makan dan minum saya.

Berdoa atas nama Tuhan sesudahnya mulailah saya kesetanan, karena ritual saat itu tidak bisa dibilang makan.


Satu persatu selesai makan.

Tiba - tiba rekan saya datang dan memberi pengumuman.

"Eh udah makan semua kan? yang belom makan, makan aja, tapi aer yang di plastik jangan di minum ya, itu aer buat kobokan."

Sekelas hening, mulai sakit perut, kecuali saya. Sudah kebal.

10 August 2008

Skizofrenia

Saya punya teman, saya tidak tahu apa yang salah dengan dia tapi yang pasti dia itu salah, dia bukan orang yang suka bersosialisasi, bukan seorang yang suka melucu, bukan pula seorang pemadat.

Sebut saja namanya Dimas, saya menyebutnya dimas untuk merahasiakan nama Indra syah alamnya agar tidak diketahui orang.

waktu itu sedang pelajaran muatan lokal, (entah kenapa teman - teman saya menyingkat muatan lokal menjadi mulog) tepatnya tour guide.

"Indra!", panggil guru saya.

"Iya bu" jawabnya dengan tangan kiri menjadi alas kepala untuk tidur dan tangan kanan diangkat ke atas, kondisi badan bergoyang2 seperti orang naik bajaj. Serius, saya tidak tahu apa yang salah dengan dia tapi yang pasti salah!!


"kamu bikin pr nggak?"

Posisi badan masih sama, tapi kali ini tidak angkat tangan, tangan kiri menjadi alas tangan kanan, tangan kanan menjadi alas kepala dan kepalanya menjadi alas kaki, hahah ngga lah.

"Ngga bu!"

Tapi tiba - tiba dia bangun dari tidur malas ala kukangnya dan mengambil tas yang berada di bawah mejanya yang selama ini diperlakukannya tak lebih dari keset.

Dia dalam posisi duduk, mengambil tas, mencari - cari prnya (padahal jelas - jelas dia sudah bilang tidak mengerjakannya) sambil bergumam sendiri "mana ya pr gua.", tiba - tiba dia berhenti kurang lebih 3 detik diam, kemudian mencari buku dalam tas, kemudian diam, kemudian mencari lagi, kemudian kembali lagi ke posisi tidur malas ala kukang.

Ibu guru memanggilnya ke depan untuk presentasi, dia bicara sendiri, "aduh aduh aduh gimana ya."

Kamu presentasikan apa yang sudah kamu buat.

(Tugas kali itu adalah berlaku seolah kita tour guide, dan para murid, termasuk ibu gurunya adalah para penghuni bis, sang tour guide bertugas menjelaskan tentang Monas)

Dia kemudian bertanya, "bu gimana pertamanya?"

"Ya kamu ucapkan salam dulu dong", jawab bu guru.

"Assalamualaikum", Dimas membuka presentasinya.

"Walaikum salam!", jawab sekelas.

Tiba - tiba dia berhenti.

"Kok berhenti? lanjutkan dong!"

"Iya bu"

"Assalamualikum", buka Dimas untuk kedua kalinya, teman - teman tersenyum - senyum.

dia terdiam kembali, sekitar satu menit, kemudian berkata

"Assalamualaikum!", buka Dimas untuk ketiga kalinya, teman - teman tertawa kecil.

Beberapa orang nyeletuk, "Sekali lagi dapet piring cantik!"

Dimas kembali terdiam, kali ini disertai dengan goyangan goyangan.

"Assalamualaikum!", buka Dimas untuk keempat kalinya, tawa teman - teman mulai keras, nyatanya tidak ada piring cantik yang dia dapatkan.

Dimas kembali diam.

"Assalamualaikum!", buka Dimas untuk kelima kalinya, teman - teman tertawa keras.

Dimas kembali diam.

"Assalamualikum!", buka Dimas untuk keenam kalinya, teman - teman sudah tidak tahan, kali ini air mata mulai berlinang mengiringi tawa, ibu guru marah, menenangkan anak - anak dan menyuruh untuk tidak mentertawainya.

Sekelas diam, apalagi Dimas.

"Assalamualaikum!" buka dimas untuk ketujuh kalinya, teman saya, panji yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya di sumpah mati saya hampir bikin orang mati mulai "kesurupan", yang lain tertawa ngakak, saya sendiri guling - gulingan di lantai, ibu guru tersenyum - senyum kecil.

"Kamu tuh! daritadi Assalamualaikum terus! sekarang gak usah pake Assalamualaikum!", kata ibu guru.

"Selamat pagi semuanya", buka Dimas

"Selamat pagi", jawab sekelas.

Dimas kembali diam.

"Selamat pagi semuanya", buka Dimas untuk kesembilan kalinya, Panji makin "kesurupan", saya makin berguling - guling, yang lain makin tertawa sampai menangis, ibu guru tertawa geli.

dimas kembali diam.

"Selamat pagi semuanya", buka dimas untuk kesepuluh kalinya, sekelas sakit perut.

03 August 2008

Jalan pikiran

Kadang saya bingung sendiri dengan jalan pikiran saya, kadang saya merasa sepertinya saya benar - benar memiliki gangguan kejiwaan, apapun itu namanya.

Pernah suatu kali di SMP, saya ditegur guru - guru saya akan rambut saya yang sudah sangat kusut agar segera dirapikan, dasar tidak punya hati, mau tinggal dimana para penghuni rambut saya, bisa saja mereka mengamuk dan mengganggu pemukiman penduduk karena kehilangan habitatnya.

Entah apa yang jadi pikiran saya, alih - alih dipotong, saya malah mengecat coklat rambut saya tersebut, walhasil saya dapat teguran lagi yang lebih keras tentunya.

Keesokan harinya, rambut saya sudah tidak coklat lagi, karena saya mengecatnya menjadi merah.

Ucapkan selamat pagi pada RONALD MC DONALD!

Guru - guru kehabisan kata - kata, kalaupun saya bisa kembali ke masa lalu, saya juga akan berkata dalam hati, "dih anak smp freak banget sih!"

Walhasil guru saya memotong paksa rambut saya, dan tidak adalagi Ronald Mc Donald.

Ucapkan selamat siang pada HANAMICHI!

Seribu

Saya dan teman sebangku saya baru dari ruang guru, selepas membantu guru saya membawa buku, kami diupah seribu berdua. Pada saat itu seribu masih bisa beli nasi uduk dan kenyang.

Tapi kan ini seribu berdua, berarti saya gope dan teman saya gope, mau ke koperasi menukarkan uang, ga penting banget cuma gopean dua doang.

Akhirnya kembali ke kelas, saya duduk, membuka tas dan berkata, "Eh sini seribunya, gua ada gopean nih."

Teman saya menjawab, "Ogah! berarti lu dapet seribu gua cuma dapet gope! enak di elu!"

Saya mendadak lemas.

02 August 2008

Hari paling membosankan untuk saya.

Ulang tahun keponakan saya yang ke 3 tahun, sebut saja namanya Cimot.

Datang dengan langkah gontai, sempat kebingungan, menengok kiri kanan. Akhirnya saya masuk, dari kejauhan ada yang berlari menghampiri saya. Saya pikir itu peri , ternyata Cimot dengan baju Cinderellanya berlari meneriakkan nama saya dengan begitu gembiranya, saya gendong dan dia mencium saya, cukup lama, mungkin tiga menitan, akhirnya dilepas, saya pikir bisa menurunkan dia dari gendongan saya, ternyata kali ini giliran pipi kiri.

Cimot turun dan menuntun saya ke arah tempat kuenya di simpan untuk acara nanti, ya saya hanya bisa menemani sembari mengenang makan siang saya yang sudah hilang untuk energi menerima sambutan tadi. Sangat melelahkan.

Saya duduk, baru kali ini saya merasa salah kostum, sejauh mata memandang yang laki - laki bertemakan Naruto dan yang perempuan didominasi oleh dandanan Princess. Saya melihat kiri kanan, siapa tahu ada yang berdandan ala Princess Ariel, hanya memakai kerang sebagai atasan, tapi apa guna, toh semuanya ANAK KECIL, paling tua saja kelas 4 SD. Kalau saja sebelum berangkat saya cukur kumis, pasti tidak akan tampak jauh beda saya dengan mereka, saya kan imut gitu loh.

Huah, kalo bukan gara - gara sayang ogaah bangeet gua dateng kesaanaaa...

Melihat sang MC, anak - anak tertawa dengan gelinya, dasar masih anak - anak, selera humornya sangat rendah, saya hanya terjebak di pojok kiri sambil menguap tiada henti.

Datang badut, Barney dan teman - temannya, tadinya saya ingin naik ke pentas dan menantang taruhan pasti badut - badut itu tidak hafal theme song Barney, tapi sepertinya kalau saya melakukannya mengahcurkan harapan anak - anak kecil yang masih polosnya.

Dilanjutkan sulap, sulap - sulap basi yang kelihatan banget trik - triknya, kemudian dilanjutkan dengan sulap "memotong tangan tetapi tidak terpotong", saya hanya bisa berdoa dari kejauhan semoga sulapnya gagal, tapi ternyata berhasil, saya sedih sekali rasanya, padahal kalau gagal bisa menjadi hiburan tersendiri bagi saya.

Lanjut dengan memukul pinata, pinata digantung dari langit - langit lantai dua, dipecahkan, tadinya saya ingin berlari mengambil permen tapi malu sama KTP.

Huah, akhirnya saya menghayal saja, ulang tahun ke 21 dirayakan dengan cara yang sama hanya saja dresscode saat itu bertemakan underground, terserah mau datang dengan tema Punk, Reggae, Skinhead, Metal, apalah yang penting kita bisa ngerjain badut ramai - ramai. Dan saya tenggelam dalam hayalan hingga acara selesai.