13 September 2008

Debat

Selesainya main uno di parkiran, niatnya mau ke The Mansion, buka puasa disana.

Tapi panji bilang mau buka puasa di Obonk (udele obonk, hahah apasih freak!)

"Oh jadi gitu ji, lo lebih mentingin nyokap daripada sahabat?!"
"YA IYALAH!!" hahah sebuah pertanyaan bodoh, menjadi makin bodoh karena dijawab.

Akhirnya panji berniat ikut, tapi tidak sampai buka.

Akhirnya kami berangkat, Benny sendiri, Panji dengan Dudul, Dayu dengan saya.

Berjalan beriringan, bagai semut. Semut apa coba yg ngeluarin asep knalpot?!


Sepanjang perjalanan tidak kedengeran batang hidungnya Panji dengan Benny.

Dayu bertanya, "Anak - anak mana? dari pom bensin udah gak keliatan lagi?"
Saya bertanya balik, "Anak - anak mana day?"
Dayu bertanya, "Anak - anak mana lip kok gak keliatan?"
Saya menjawab, "Asal jangan ampe gak keliatan aja"

Pasti kalian bingung dengan dialog ini, kalau kami berdua yang melakukannya, akan menjadi lucu, tapi kalau orang lain yang melakukannya, entah kenapa malah membuat emosi. (dipikir ngmng kaya gitu ke orang, orang lain gak emosi, kali?!)

Akhirnya kami sampai duluan di The Mansion,

Saya cuci muka, nyisir, minum susu, cuci kaki, bobo. Ya kali dah, ini kan bulan puasa, masa saya cuci kaki pas bulan puasa.

Anak - anak masih belum sampai.

Akhirnya saya ganti baju, loncat ke kasur, tidur - tiduran, Dayu udah tidur beneran.

Anak - anak masih belum sampai.

Saya bosan, akhirnya saya nonton the darknight. Sebenernya saya nonton Jokernya karena sepanjang film saya cuma Fastforward, play, rewing, fastforward, play, nyari Jokernya.

Film kelar anak - anak masih belum sampai.

Kami main Uno stacko, sampai bosan.

Anak - anak masih belum sampai.

Ya, kali. Ini mah udah lama banget.

Feeling Dayu ada apa - apa.
Feeling saya ada ada - aja.

Berhubung sama - sama gak punya pulsa, dan sudah jam 5 kami berangkat keluar.

Berhenti beli pulsa, lalu lantas menelepon Panji.

Intinya Panji nganterin Dudul dulu, terus ke obonk.

Ya kali, orang mah nelpon kek, gak kenal teknologi amet.

Karena Panji gak ikut akhirnya kami membuat hipotesa bahwa Benny jadi males dan tidak ikut juga, dan orang pasti membuat hipotesa kalau saya dan Dayu itu gay.

Akhirnya kami beli Tajil buat buka.

Balik ke The Mansion.
Anak - anak masih belum sampai.
(Perasaan tadi udah diomongin deh kalo gak jadi dateng)

Saya bosan, saya telepon Partner in Crime saya, tapi dia belum pulang.

Akhirnya muter - muter channel, nyari siapa yang adzan maghribnya paling cepet. Kali aja ada stasiun tv yang iseng maghribnya jam 5. Tadinya juga saya mau nelpon ke MTV aja, minta request adzan maghrib, tapi pasti gak bakal diputerin.

Akhirnya ngulet - ngulet sendiri aja di kasur, siapa tau bisa naik daun.

Singkat kata akhirnya buka, dan singkatnya kami kenyang sama es kelapa yang dibeli 10.000 buat berdua, itu juga baru diminum setengahnya, setengah lagi masih nganggur di kulkas.

"Solat, lip, gua imam dah!"
"Entaran dah, day, belom bisa bangun gua."
"Yaudah, gua juga, entaran ya setengah tujuh."

Sudah setengah tujuh, saya sedang makan chitato, Dayu sedang nonton.

"Day, udah setengah tujuh."
"Yaudah, ayo."
"Bentaran yak, gua ngabisin ini dulu."
"Ok."

Chitato abis, Partner in Crime saya menelepon.
Saya angkat, ngobrol.

Singkat kata Dayu menyadarkan saya kalau kami belum solat. Akhirnya telepon saya pending.

"Eh, entar sambung lagi ye, gua belom solat."
"Oh iya, mau teraweh yaa."
"Engga, solat maghrib, hehehe."


Akhirnya kami wudhu, selesai.

Gelar sajadah kemudian saya bernyanyi dalam hati, ada sejadah panjang terbentang.., kemudian saya sadar, panjang apanya, sejadahnya cuma buat pala doang.

Melihat jam sudah jam 7.

"Ini maghrib kan, lip?"
"Kalo gini caranya sih ini Isya"
"Tapi kan kita belom solat maghrib."
"Tapi kan ini udah masuk waktu isya."
"Maghrib."
"Isya."
"Maghrib."
"Isya."
"Maghrib, belom adzan kan?"
"Yaudah, maghrib."

Kami sholat, dayu imam, iftitah, Al-fatihah,

"..صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ...."

Saya baru mau jawab, "Aaa..." dari "Amin"

Tiba - tiba ada yang jawab duluan.

"Allahu akbar, Allahu akbar."

Akhirnya kami gagal maghrib.

PiC saya bilang sih itu sah kalau dilanjutkan.
Tapi mengingat kami yang menunda - nunda, kayanya emang udah dosa di kami deh kalo gini caranya.

ZZZ

12 September 2008

Pura pura dalam perahu

Ritual saya, ditengah kebosanan pelajaran selalu berteriak ke arah meja samping kanan.

"Cory! pinjem kaca!"

Akhirnya kaca itu sudah berpindah tangan, kebetulan kaca itu satu set dengan sisirnya. Akhirnya saya memulai ritual Mas Universe saya yaitu kacaan (buat saya dan dayu "kacaan" adalah kata - kata yang sangat lucu, bagaimana dengan kamu?)

Saya setengah hidup menyisir rambut saya, melihat rambut saya sudah mengembang acak - acakan, akhirnya saya berniat mengembalikan satu set kaca lengkap dengan sisir dibayar tunai tersebut kapada yang empunya.

Tapi ketika saya lihat, gerigi sisirnya sudah hilang satu, saya ber positive thinking, "Ah pasti dari sebelum gua minjem udah patah!"

Pemikiran saya berubah ketika saya memegang - megang rambut saya dan menemukan patahan gerigi sisir yang saat saya cocokkan ternyata memang itu gerigi sisir si Cory.

Bukannya saya tidak mau berjiwa besar mengakui kesalahan saya, abis gimana yah..yang punya sisir tuh agak - agak mudah meneteskan air mata, daripada saya kena poin dari guru Bk karena dituduh berbuat cabul, akhirnya saya kembalikan saja sisirnya.


Keesokan harinya.

"Cor pinjem sisir dong!", pinta saya.

dia memberikan sisirnya.

"Kok patah gini sih?!"

"Kemaren jatoh gitu."

zzz...HA HA HA

Uno stacko

Pukul 17:17 sudah lewat tapi saya masih terjebak di mobil (kloter haji) menahan lapar.

Kami, 2 orang di depan (Benny serta siapalah itu namanya, temannya Benny), 4 orang di tengah ( Panji serta siapalah itu namanya, teman - temannya temannya Benny), dan 3 orang di belakang (Saya, Dayu, Gege) hanya berbuka dengan sebotol aqua yang digilir, zzz. Dan sebuah wafer Superman yang saya curi dari the Mansion (basecamp kami). Ternyata wafer itu tidak kunjung membuat saya bertenaga laksana Superman, argh.. saya tertipu merk. Tapi saya masih bersyukur wafer itu tidak membuat kolor saya mencuat keluar.

Sampai di parkiran PIM tidak lantas membuat kami bisa turun untuk makan, kami masih harus berputar - putar mencari tempat parkir yang kosong. Setelah berputar cukup lama, barulah kami bisa turun dan bergegas ke KanSup.

Sampai di kansup, sejauh mata memandang, yang ada hanya anak jaman, malahan saya tidak melihat seorangpun supir di Kantin Supir. Ternyata gaya bukan segalanya, dandanan alamak naujubileh anak gaul masa kini, kalau soal makan tetap aja di Kantin Supir. Kalau saya sih ketahuan, emang orang susah, jadi wajar kalau makan disitu, lah kalau anak jaman yang ah, udahlah, puasa dosa ngomongin orang.

Kami duduk menunggu makanan, sambil bergelut dengan asap rokok, tiba - tiba Partner in Crime saya menelepon.

"Dimana?"
"Kansup."
"Ah?"
"Kansup"
"Haah?"
"Kantin Supir, elaaah!"

Tiba - tiba dia tertawa sendiri, mungkin dalam pikirannya saya membuat sebuah tempat fiksi untuk menutup - nutupi ke belum datangan saya.

"Ya udah ketemuan dimana kek gitu."
"Sip sip, gua buka dulu tapinya, yaudah dadah"

Akhirnya singkat cerita saya selesai makan. Tenaga saya sudah terkumpul untuk berulah.
Di depan saya terlihat anak - anak perempuan yang sedang launching jaket apalah itu, sedang berpoto bersama, saya lantas ikut - ikutan berpose. Tapi entah mengapa mereka tidak jadi berpoto, mungkin baterai Hendphonenya habis, atau memorynya penuh. Entahlah.

Kami naik elevator, tiba - tiba saja orang disebelah saya tertawa - tawa bertiga, saya bingung dengan mereka, mungkin mereka mengira saya artis. Padahal saya lihat dari atas ke sawah, tidak ada yang salah dengan saya, kemeja kotak - kotak dengan slayer, kaos putih, celana jeans (kostum yg ngetrend di tahun 90an), rambut kusut dengan sendok menyangkut. Merekanya saja yang freak tertawa - tawa sendiri, lagipula saya kan menghadap ke tembok elevator dan berbicara sendiri, jadi kenapa mereka musti tertawa - tawa, coba.


Saya bergegas ke New Zealand (ya bukan new zealand beneran lah! suka aneh deh, udah tau saya gak bisa berenang), mencari partner in crime saya. Tapi tidak ada.

Saya sms, dia balas, isinya ketemuan di 21 PIM aja deh.

Akhirnya aku lari ke 21 Pim, lalu teriakku.
Pecahkan saja gelasnya biar ramai. Biar mengaduh sampai gaduh.
Piring, mangkoknya jangan, itu punya ibu.

ZZ..apa sih freak.

Akhirnya saya berjumpa jua dengan Partner in Crime saya, yang juga artinya, PIM akan hobah malam ini.

Kami (Saya, Icul, Dayu, Panji, Benny, Rere, Gege, teman - temannya Benny sudah pisah dengan kami, ketauan banget cuma numpangnya hahahahah) berjalan - jalan tanpa tujuan.

Saya melihat seorang anak kecil dengan lucunya sedang bermain - main, saya gandeng saja tangannya.

Anaknya takut, saya melihat kebelakang ibunya cemberut, saya jadi takut.

Nanti saya dituduh penculik anak yang pedofilia, lagi. Saya kan bukan penculik anak, kalau soal pedofilianya, iya deh saya ngaku. Sungguh ibu yang tidak ramah.

Tidak ada tujuan akhirnya kami ke toys city, niatnya mencari topeng. Kami berputar satu lap tapi tidak mendapatkan topeng yang dimaksut. Akhirnya kami berniat kemana kek gitu, sampai kami melihat ada tempat "tester" uno stacko, sepi tidak ada peminat.

"Eh maen yuk maen!"
"Ayo ayo" jawab serempak.

Akhirnya kami main, berasa rumah sendiri, bagaimana tidak, peraturan saya dan kawan - kawan jika kalah bermain uno harus buka satu set pakaian. Kehobahan kami membuat ramai pengunjung menontoni kami. Dipikir kami topeng monyet, kali!

Entah apa gerangan yang membuat kami mengakhiri permainan, tapi yang pasti yang saya ingat ketika Dayu berkata,

"Eh beli yuk!"
"Ayo ayo beli!"
Semua mengiyakan, tetapi dengan tetap melangkah keluar menginggalkan Toys City, zzz.

Akhirnya saya berhenti, membuka dompet, mengambil uang dan membantingnya ke lantai.

"Noban pertama!!"

Semua menengok ke arah saya, berhenti berjalan, Dayu membuka dompet.

"Dua puluh ribu kedua!"

Benny buka dompet, mengeluarkan uang.

"15.000!"

Duitnya saya ambil lalu saya balikin lagi, "Kalo dari awal udah 20 kebelakangnya juga 20 dong, Ben!"

Akhirnya kejadian itu membuat uang saya dan Dayu kembali masuk dompet.

Berjalan lagi sebentar, sambil bertanya - tanya, "jadi beli gak nih"

Akhirnya saya banting uang saya lagi "Noban pertama, jadi gak nih!"
Dayu mengeluarkan kembali uangnya "20.000 kedua"
Panji mengeluarkan uangnya "20.000 ketiga"
Gege mengeluarkan uangnya, "20.000"
Rere mengeluarkan uangnya, "25.000" wah, naik pemirsa.
Dan akhirnya Benny mengeluarkan uangnya "25.000"

130.000 terkumpul, sepertinya tidak cukup karena harga Uno Stacko ternyata cukup mahal, 129.900.
Akhirnya kami ke kasir. Bayar, eh ternyata dapet loh! mungkin tokonya sedang diskon.


Dalam perjalanan ke food court untuk menikmati mainan Pt-pt pertama kami, dengan hati yang tidak percaya bahwa Uno itu sudah menjadi milik kami, padahal cuma bercanda - canda tau - tau kebeli.

Icul menggendong Uno Stackonya laksana bayi, udah gak nyumbang ngeHM pula hahah.

Tiba - tiba ada suara balon meledak.

Saya terdiam 3 detik, lalu saya langsung tiarap. Membaca doa, saya tidak melihat kiri - kanan apakah teman - teman saya selamat atau tidak.

Alhamdulillah semuanya selamat, walaupun hati sedikit menyesal karena saya tidak menjadi saksi penggubahan lirik lagu anak - anak, Balonku yang dimana balonnya tinggal 3 karena sudah pecah lagi satu. Tapi tak apalah, kalau jodoh tidak lari kemana.

Teman - teman saya sudah sampai duluan, Benny, saya, dan icul lari menyusul mereka, karena mungkin saja kami masih ada kesempatan mendapatkan juara harapan I, II, dan III.

Benny meluncur ke arah meja, kemudian dia duduk.
Disusul saya yang langsung membanting badan ke meja, tadinya saya pengen roll depan tapi di depan saya ada roll on sedang makan.
Barulah icul lompat kodok ke atas meja.

Kejadian itu sempat menyita mata semua pengunjung foodcourt, kami biarkan saja, kalau butuh mereka juga yang nanti akan datang ke kita. Kami membuka Uno kami, dan bermain.

Tanpa terasa permainan itu menyita waktu cukup lama, sudah jam 11.00, kami memutuskan pulang, dan membayangkan berdesak - desakannya di dalam mobil karena penghuninya ditambah 2 orang.

Tidak lama keempat orang temannya Benny datang, dan bertanya,
"Ben lo masih lama gak, kalo masih kita balik duluan aja deh naik taksi."

Saya dan teman - teman tersenyum sendiri, merasa mendapat pencerahan dari surga.

"Kayanya masih lama banget ini, yah yaudah deh.", Speak Benny.

Akhirnya keempat orang itu pulang, saya sujud syukur.

Singkat kata, mobil menjadi lengang karena ketidakikutsertaan keempat orang tersebut.

2 orang di depan (Benny Panji), 3 orang di tengah (Icul, saya, Rere) dan 2 orang di belakang(Dayu, Gege)

Tujuan pertama, mengantar Rere pulang, rumahnya di daerah Pasar Rebo.
Bla bla bla, akhirnya kami sampai di depan rumah Rere.
"Ada satu orang yang mau nemenin Re turun gak? ngomong sama mama Re?", tanyanya.
Akhirnya Benny turun.

Benny dan Rere masuk ke dalam rumah, Dayu mengambil alih stir, mundur dan belok kanan, lalu mundur lagi atau dalam bahasa lebih mudahnya "Ngumpetin mobilnya Benny."

Tak berapa lama datang Benny yang sudah sedari tadi mencari mobilnya, terlihat Rere tertawa - tawa, apalagi kami.

Tujuan kedua, mengantar Icul pulang, rumahnya di daerah Jatibening.
Singkat cerita, kami masuk tol dan apa yang terjadi, ICUL LUPA JALAN PULANG KE RUMAHNYA SENDIRI!

Dalam kepanikan kami meraba - raba jalan, sedikit - sedikit bertanya ke Icul, "Lo inget pernah lewatin jalan ini gak"

namun setiap kami menanyakan hal itu, Icul hanya bisa menjawab, "Pernah gak ya? kayanya pernah deh...eh..eehh..tunggu deeh..Lupaaaaa!"

Kan gak lucu banget kalo salah keluar tol, dikira di tol bisa mundur kali?!

Singkat cerita setelah berpanik - panik ria, kami sampai di rumah Icul, menurunkannya.

Tujuan ketiga, mengantar Gege ke tongkrongannya, di Senayan.

Akhirnya kami berhasil mengantar ketiga orang tersebut.

Pulang dengan hati takut - takut, melewati Taman lawang melihat banci pamer kancut.

Singkat cerita akhirnya kami berempat sampai di the Mansion (atau istilah lamanya Rumsong).

Tau jam berapa kami sampai di the Mansion?

Saat sahur! dimana kami berangkat pulang dari PIM jam 11an.

Bennypun berkata, "Kalo kaya gini sih gua udah siap ke Bandung, anjing lama banget di jalan."

Kami bertiga (Saya, Dayu, Panji) berteriak kompak, "MENDING KE BANDUNG CUMA DUA JAM!"

Akhirnya kami makan sahur, lalu tidur sambil berpelukan. Hahah Fuckshit

05 September 2008

Umpan balik

Saya sedang on the line

tiba - tiba ada sms.

Dari Rere, isinya:

Kak Pilo, besok kira - kira kemana kak?


Males nulis sms sekaligus males nentuin jam akhirnya saya gak bales.

Gak lama, ada sms lagi.

Dari Rere lagi, isinya:

Kak, besok jadinya kemana terus jam berapa, biar aku bisa bilang mama dari sekarang


Akhirnya saya bales, dengan males males

Ke Pim kayanya, sore, kamu tanya Dayu aja dia yang nentuin jadwal.

Dibales:

Ok ok nanti aku tanya dy, makasih ya kak


Gak saya bales lagi, gak lama dayu sms:

Lip, besok jadinya kemana terus jam berapa, biar Rere bisa bilang nyokapnya dari sekarang


ZZZ..Coba gua bilang "Lu tanya Benny aja Day."

Bisa terus - terusan muter sampe pulsa gua abis.

03 September 2008

Dr. Harleen Quinzel

Olip sudah rapi, mau berangkat ke Senayan.

Baru saja mau melangkahkan kaki keluar, turun hujan rintik - rintik.

Saya pun kemudian bernyanyi sendiri, "Hujan turuun tanpa hentii membasaahi sekujur tubuh seksiiku" (SPP//Bancis)

Tak lama hujan berhenti. Oke, FINE! langit memang tidak setuju kalau saya ini seksi.

Singkat cerita saya sudah berada di PS (IH OLIP HEBAAT! BAGAIMANA CARANYA BISA MASUK KEDALAM SEBUAH PS, ITUKAN KECIL TAU! BESOK - BESOK COBA MASUK KE GBA YAAH!) udah ah freak! hahahha.

"Di samping Gucci dan Bvlgari, di apit Bose sama biyan, dibawah eskalator, ada orang yang stylenya nabrak antara skinhead sama oldskool, blazer abu - abu, nah itu gua."

Tidak lama berselang seorang gadis datang (entah kenapa saya begitu yakin dia adalah gadis, sempat saya berpikir dia adalah bujang, dikarenakan jakunnya), gadis itu memakai headband (gunanya untuk mengesankan seolah kepalanya kecil, tapi maaf, anda gagal!hahahha), memakai baju putih bergambarkan rolling stones, dan berwajahkan rolling door, memincingkan matanya ke arah saya. Saya hanya menyambut dengan memberikan jari tengah yang begitu hangat, tak lama dia duduk.

Berbincang - bincang, sementara dia membaca the holy bible of being anted, perlahan tapi pasti saya mulai mendoktrin otaknya dengan "keyakinan" disemutin. Mengajarkan tentang "Gila aku tak bisa, waras aku tak pantas" serta "Krisis ditengah eksis" dan mengajarkan tentang ideologi "antikekinikinian". Ditengah ritual suci dan mensucikan itu Hp saya bergetar, teman saya memberikan kabar bahwa dia akan berbuka puasa di Ayam bakar Ghantari (jahat betul si ayam, tidak ada masalah apa - apa tiba - tiba membakar ghantari hidup - hidup), Blok M. Kami pindah saja karena lebih ramai lebih baik.

Baru beberapa langkah, di stand GNOTA ada mbak - mbak yg menawarkan flyer kepada kami, kami terima saja. Saya melihat ada semacam buku tamu di stand dimana mbak itu bertugas.

"Mbak, saya mau ngisi gituan dong."

"Oh, boleh, tapi kamu musti nulis sesuatu untuk anak - anak asuh biar mereka semangat sekolah."

"Wah mauu!!" kamipun semangat

Akhirnya kami menulis, selesainya menulis mbaknya memberikan merchandise berupa dua buah pin dan sebuah pulpen.

"Mbak boleh minta lagi gak?"

"Oh boleh, ambil aja kasih ke temen - temennya yaah."

Akhirnya saya mengambil semua pulpen yang ada dan membiarkan pinnya begitu saja.

zzzzzz....


"Mbak, saya mau dong jadi kaya mbak, nawar - nawarin ini."

Akhirnya kami mencoba menawarkan, tidak mudah memang, karena kami hanya boleh tersenyum tanpa banyak kata, karena ini charity jadi tidak boleh ada pemaksaan.

Tak lama ada mas-mas dari stand sebelah memberikan tas untuk mbaknya.

Partner in Crime saya melihat dan naksir dengan isi tasnya.

"Mbak, saya mau dong kipasnyaa, kok saya gak dikasih."

"Yaudah kamu ke stand sebelah aja, siapa tau dapet kaos."

Tidak berapa lama kami pindah stand.
Di stand WWF, bukaan! bukaan World Wrestling Federation, ituloh yang logonya gambarnya panda. Yee..bukan olimpiade beijing 2008! lo kira yang logonya panda cuma itu doang, tau ah terseraah!

Akhirnya kami diajarkan membuat recycle bag dari kertas koran, saya selesai duluan, haha memang saya agak berbakat dalam hal prakarya karena saya salah seorang mahkluk prasejarah. Masnya mungkin kesal melihat PiC saya tidak kunjung selesai, akhirnya masnya memberikan saja tas yang sudah hampir jadi.

Jadi akhirnya kami dapat tiga tas. Sebelum saya berangkat ke Blok M, tasnya saya tulis dulu dengan BVLGARI, saya kira bakal ada yang tertipu, ternyata tidak.

Sesampainya di Blok M yang ada tasnya robek, beberapa menit berselang tas PiC saya juga robek, emang dasar pada pecicilan sih, tas koran dibawa jejingkrakan.

Akhirnya saya sms teman saya.
"Dimana?"

Akhirnya teman saya membalas
"Gua di rumah Panji, gak jadi kayanya kesorean, Beni juga gak jadi."

Dapat saya simpulkan bahwa udah deh berantakan gak bakal dateng semuanya.

zzz..bener kan pada gak jadi buka puasa bareng.


Akhirnya sekelarnya kami buka, kami berjalan - jalan memasuki Toko Gunung yang Agung siapa gerangan.
Kami melihat - lihat buku, sampai sebuah buku sangat menarik perhatian saya.

Cara menggunakan google untuk awam

Berisikan tentang:

Cara mencari situs dengan google
Cara mencari gambar dengan google
dan bala balanya

Ya kali dah ampe musti ada buku begitu, dulu sekatro - katronya gua internet, baru pertama kali tau internet itu apa, gua udah tau cara ngesearch digoogle tinggal ketik terus klik, ya ampe dibikin bukunya gitu?

Entar gua bikin buku ah cara mengupil dengan jari selain kelingking, atau mungkin ada ide untuk buku yang lebih tidak penting lagi?


Bosan disitu kami bermain - main, ya maaf kalau cara bermain kami berbeda dengan kalian hahah

Semua berakhir kala hari makin malam, pulang deh, lewat lapak dimana lagu I LOVE U BIBEHnya D'Massive sedang diputar.

Saya menari dengan gerakan tangan di pipi terus goyang - goyang dan bikin simpul tangan seolah burung terbang ya pokoknya gitu deh udah liat video clipnya kan?
PiC saya malah lebih berminat untuk menggoda mas-mas yang jaga toko.

Maju 5 langkah, musik sudah berubah, inilah keunggulan Lapak Blok M dibandingkan HP Nokia.

Kali ini musik jeb ajeb ajeb gitu, ya sudah jelas lah jogetnya gimana.

Maju 5 langkah lagi, musik sudah berubah, tidak tahu lagu apa dan judulnya siapa pokoknya dengan irama koboi koboi yariba yariba gitu deh.

Maju 5 langkah lagi sudah tidak ada musik.

Akhirnya kami bikin musik sendiri.

INSPEKTOR VIJAY..TURN OFF THE LITE ANG TURN ON THE PARTY!!

Go vinda jaya jaya go vinda jaya jaya..


zzz..freak ahahaha

pokoknya inti dari posting ini adalah.

Selama tulang tahu nicul!