Ini terjadi ketika saya masih SD, saya lupa tepatnya kelas berapa yang pasti saat itu saya belum tau arti dari istilah "schizoprenic" (yaiyalah jago baget kalo anak SD antar kelas 1-3 udah ngerti begituan; pasti kalo gak nyokepnya psikolog, ya bokepnya psikopat ha ha ha)
Saya waktu itu study tour, dan nyokep saya bilang "Kamu pulang nanti bareng encing aja yah?!"
Encing? malu ah udah gede masa puyangnya encing di ceyana.
Halah, iya encing! darah Betawi masih mengalir di darah saya, jadi saya dibiasakan memanggil tante saya dengan sebutan encing. Bukan hanya itu kepada saudara lain saya juga dibiasakan memanggil Inde (bahasa Menado artinya tante) dan dibiarkan tidak tahu nama aslinya. Malah yang lebih parah saya dibiasakan memanggil menurut tempat tinggalnya, seperti Mama Pamulang, (Alm) Mama Halim. Jadi ya jangan salahkan ku, salahkan infra bercinta.
Akhirnya pulang dari Study Tour itu saya duduk saja di depan ruang guru, karena memang encing saya staff pengajar disana.
Sesekali melongok - longok, mencari - cari, dan duduk lagi menunggu dalam sepi. Halaah
Tiba - tiba guru saya lewat, dan bertanya,
"Philo, kamu ngapain sendirian? nungguin siapa?"
"Encing."
"Hah?"
"Encing"
"Oooh, encing kamu, namanya siapa?"
"Encing"
"Iya namanya?"
"Encing"
"Iya nama encing kamu siapa?"
"Enciiing, pokoknya namanya enciiiiiing!!!"
Akhirnya saya sukses membuat keramaian, guru - guru keluar semua, saya ngambek - ngambek yang ngamuk - ngamuk anak kecil gitu.
Dan mereka hanya bisa bertanya - tanya siapakah encing itu
Sampai akhirnya encing saya datang dan saya tetap ngotot namanya encing -_-
No comments:
Post a Comment