Saya sapa dengan ramah, dia menjawab dengan marah,
"Jangan berisik!", begitu katanya.
"Bu boleh salim gak?", tanya saya seraya langsung ngambil tangannya (diambil buat salim bukan buat dibawa pulang)
Terus Bu Widi ngajak saya ngobrol, tentang apa gitu, saya lupa. Seinget saya sih dia waktu itu ngegepin saya peluk - pelukan sama Aura Kasih di SMP. Tapi saya jelaskan itu semua cuma rumor, sisanya humor.
Seperti gosip foto saya yang beredar ketika saya sedang berhubungan intim dengan Aura Kasih, itu hanya rekayasa kamera! Dan anak hasil dari hubungan saya dan Aura Kasih tersebut hanyalah rekayasa genetika!
Semuanya hanya rekayasa, apa sih yang gak bisa direkayasa jaman sekarang ini, cinta aja bisa, coba denger lagunya Elvis Ukaisih, "Kalau cinta sudah direkayasa".
Begitulah, setelah ada konfrensi pers dengan Bu Widi akhirnya beliau mengerti juga.
Saya langsung ke bangsal nyamperin Dayu.
"Day, dipanggil Bu Widi tuh! Urusan OSIS, masalah dana apa gimana gitu gue lupa!", Suruh saya kepada Dayu (Padahal mah sebenernya dipanggil juga kagak, soal dana itu juga cuma rekayasa)
"Ah serius lu?", Tanya Dayu
"Serius! tadi gue udah!" Sambung Goro yang sepertinya sudah mulai pengertian dengan permainan saya.
Disamperin deh tuh Bu Widi, dari kejauhan saya bisa dengar Bu Widi bilang,
"SIAPA YANG MANGGIL KAMU?!"
Berselang sepersekian detik, turun
Saya baru saja ingin mengulang hal yang sama seperti yang saya lakukan terhadap Dayu kepada Panji, tapi Dayu sudah menyelak duluan.
"Ji, lo dipanggil Wali Kelas lo tuh di X-A!!"
"Ah serius lo?" Tanya Panji yang langsung mengubah arah perjalanan ke X - A
Dari kejauhan saya bisa dengar
"SIAPA YANG PANGGIL KAMU? KAMU PASTI DIKERJAIN NIH! SIAPA YANG NYURUH KAMU KESINI?"
"Dayu, bu!" Jawab Panji
"MANA DAYU?! SURUH MENGHADAP IBU!"
No comments:
Post a Comment