24 August 2010

part 1. Keberangkatan

Apakah kalian anak yang penurut? Kalau iya mungkin saja kalian menuruti postingan di atas, yang menyuruh kalian untuk datang ke Bandung. Ke Evening Memories. Kalian tau apa itu Evening Memories? itu adalah sebuah pameran, walaupun mama saya selalu mengingatkan untuk jangan pernah pamer, tapi saya berjiwa rebel, makanya saya berontak.

Diawali dengan keberangkatan menggunakan kereta ekonomi, kami berenam - enam ketepian. Ada saya, Ical, Desta, Kinkin, Inne, dan Widy. Kami masuk ke gerbong paling depan. Tapi tidak duduk dalam satu kursi, karena tidak muat. Kami berbincang - bincang dan datanglah seorang mas - mas tukang air yang memberitahukan bahwa gerbong paling belakang kosong. Jadilah saya dan Desta berjalan ke gerbong paling depan ke gerbong paling belakang untuk mengecek kebenarannya.

Kalian pernah naik kereta ekonomi? kalau pernah kalian pasti akrab dengan suara - suara seperti "Nasi pecel nasiiiii~" dengan pelafalan nasi kedua lebih panjang sekian harakat. Dan juga suara semisal "pisang sale pisang sale" atau "lanting lanting". Sale disitu dibaca sale sebagaimana mestinya, jadi jangan sok British dengan membacanya sel. Dan Lanting disana dibaca sebagaimana Lanting mestinya, jadi jangan sok tidak cadel dengan membacanya Ranting. Dan itu semua tidak penting, saya hanya menggambarkan suasana di kereta ekonomi saat saya harus berebut jalan dengan para pedagang tersebut.

Dan ternyata benar adanya, gerbong belakang sepi, akhirnya saya kembali ke gerbong depan untuk memberi tahu anak - anak dan mengajaknya untuk pindah gerbong. Saya berjalan sambil berteriak, "Kopi jahat, kopi jahat." atau terkadang, "Kolesom anget, kolesom anget" sekedar untuk menghibur diri saya sendiri dan menipu penumpang yang mungkin sempat berpikir, mana ada yang jualan kaya gituan di kereta.

Kami pindah gerbong  masih dengan menjajakan barang dagangan fiksi, barang - barang  haram yang bahkan tidak kami konsumsi apalagi untuk dijual di kereta. Sesampainya di gerbong ujung banyak yang kami lakukan
, seperti membuat video yang kami lakukan untuk kepuasan pribadi saja, jadi tidak akan saya unggah karena saya takut dapat beasiswa sampai lulus dari kampus karena saya telah melakukan sebuah prestasi yang mengangkat nama kampus.

Saya akan unggah beberapa gambar saja, sekedar menggambarkan situasi di kereta kala itu. Agar seolah - olah kalian merasakan yang kami rasakan.



Setelah merasa puas membuat video yang cukup mengganggu sekaligus mungkin menghibur penumpang lain, kami tertidur. Dan langsung dibangunkan dengan, "COY UDAH NYAMPE KIARA CONDONG! AYO TURUN! NTAR KEBURU BERANGKAT!"

Kami langsung mengambil tas masing - masing dan bergegas turun. Sesampainya di stasiun kami saling meyakinkan, ada yang ketinggalan gak. Dan saya baru ingat, "OH IYA KARYA GUE KETINGGALAN", akhirnya saya balik lagi ke kereta dan keluar sambil berpikir apa jadinya kalau sampai karya saya ketinggalan. Alhamdulillah, Tuhan memang Maha Baik.

Kami di stasiun sambil masih meyakinkan, "masih ada yang ketinggalan gak". Ical menjawab dengan bercanda, "harga diri lo kali ketinggalan" dan kami mengingat - ingat ternyata tas kamera yang berisikan perkakas belum terbawa, akhirnya Ical kembali naik kereta untuk mengambil tas tersebut.

Saya bilang ke anak - anak, "lucu kali yah, kalo lagi kaya gini tiba - tiba keretanya jalan." Dan benar saja keretanya jalan, "Ampun pak masinis! saya cuma bercanda!!!"

Dan Ical pun terbawa kereta tersebut. Dan Ical bahkan tidak keluar untuk sekedar berdadah dadah atau menginformasikan bahwa dia terbawa kereta.

Yasudahlah dadah Ical, sampai jumpa di depan ITB. Pokoknya sampai jumpa di depan ITB.

No comments:

Post a Comment