Semesta itu adalah nama tempat di mana saya dan teman - teman saya biasa menyewa kursi dengan membeli secangkir kopi atau segelas cokelat panas. Semesta itu adalah nama tempat di mana kasir pemesanan dan kasir pembayaran bersebelahan. Jadi kita datang, melihat menu dan maju sekitar satu langkah dan langsung bayar.
Biasanya saat dituliskan pesanan kita oleh sang kasir, pasti akan ditanya siapa nama saya dan di manakah saya akan duduk.
Dan biasanya saya akan jawab bahwasanya nama saya adalah, "Aril!"
Akhirnya saya pun duduk. Dan beberapa jam kemudian datanglah Ical menyusul saya. Ical pun ditanyai hal yang sama.
"Namanya siapa mas?"
"Kali ini Ical, soalnya Arilnya udah dipake."
Saya dan kawan kawan hanya bisa berjoget - joget ke arah kasir, dan mbak - mbaknya hanya bisa membalas dengan memainkan jari telunjuknya di jidat sambil tersenyum secara independen.
scene singkat yang menarik.
ReplyDeletesaya bisa membayangkan bagian ini menjadi intermezo visual sebuah film anak muda metropolitan (terutama bagian berjoget ke arah kasir).
wahahahaha, jadi kaya mau dibikin film
ReplyDeleteada fb bin?
tulisannya singkat tapi asik ....
ReplyDeletemampir ke blog saya yaa
voccus.blogspot.com
waduh saya gak eksis di fb lip.
ReplyDeleteditunggu scene2 surealis berikutnya.hehe