29 December 2008

Kado Panji

Panji mau ulang tahun, jadi dia sedang merayu - rayu Bokepnya buat minta kado.

"Pah, bentar lagi ulang tahun nih, ngadoin apa?"

"Lu maunya apa? kaos kaki apa gantungan kunci?"

"Yah elah, masa gituan, mobil kek!"

"Mobil? mau yang kenceng apa yang pelan?"

"Yang kenceng lah!"

"Mau yang kenceng?"

"Iye"

"Yang battrenya 4 apa yang battrenya 6?"

Tatakan kopi

Komputer saya sedang diperbaiki oleh tukang reparasi komputer (yaeyalah gak mungkin kan ama tukang cireng)

Okay, jadi si tukang reparasi sedang menginstall ulang komputer saya, dan yuh done know lah kalo itu membutuhkan waktu yang panjang dan sangat membosankan. Akhirnya sang tukang reparasi bercerita tentang masa mudanya, sewaktu beliau ikut berjuang demi kemerdekaan bangsa, halaah lebay, wong si tukang komputernya aja waktu itu baru berusia dua puluh sekian. (hah? sekian? abis ceritanya? cepet amat!)

Jadi dia cerita, waktu itu dia pernah diminta tolong membetulkan komputer di rumah seorang OKB (Orang Kaya Baru), berikut ini percakapan yang dia ceritakan :

"Iya mas, itunya diteken gak bisa keluar)"

"Hah apanya mas?"

"Iya ituloh, yang di itunya, di boxnya, yang buat tatakan kopi!"

"Hah? tatakan kopi? (sambil berpikir, sepertinya OKB ini mempergunakan mousepad sebagai tatakan kopi) tatakan kopi yang mana."

"Yang ini nih, (sambil menunjuk CPU)"

Kalian tau apa yang dia tunjuk?



Yupyup! selama ini dia mempergunakan CD-Rom sebagai tatakan kopi -_-

Cang Cing Nyak Babe

Ini terjadi ketika saya masih SD, saya lupa tepatnya kelas berapa yang pasti saat itu saya belum tau arti dari istilah "schizoprenic" (yaiyalah jago baget kalo anak SD antar kelas 1-3 udah ngerti begituan; pasti kalo gak nyokepnya psikolog, ya bokepnya psikopat ha ha ha)

Saya waktu itu study tour, dan nyokep saya bilang "Kamu pulang nanti bareng encing aja yah?!"

Encing? malu ah udah gede masa puyangnya encing di ceyana.

Halah, iya encing! darah Betawi masih mengalir di darah saya, jadi saya dibiasakan memanggil tante saya dengan sebutan encing. Bukan hanya itu kepada saudara lain saya juga dibiasakan memanggil Inde (bahasa Menado artinya tante) dan dibiarkan tidak tahu nama aslinya. Malah yang lebih parah saya dibiasakan memanggil menurut tempat tinggalnya, seperti Mama Pamulang, (Alm) Mama Halim. Jadi ya jangan salahkan ku, salahkan infra bercinta.

Akhirnya pulang dari Study Tour itu saya duduk saja di depan ruang guru, karena memang encing saya staff pengajar disana.

Sesekali melongok - longok, mencari - cari, dan duduk lagi menunggu dalam sepi. Halaah

Tiba - tiba guru saya lewat, dan bertanya,

"Philo, kamu ngapain sendirian? nungguin siapa?"

"Encing."

"Hah?"

"Encing"

"Oooh, encing kamu, namanya siapa?"

"Encing"

"Iya namanya?"

"Encing"

"Iya nama encing kamu siapa?"

"Enciiing, pokoknya namanya enciiiiiing!!!"

Akhirnya saya sukses membuat keramaian, guru - guru keluar semua, saya ngambek - ngambek yang ngamuk - ngamuk anak kecil gitu.

Dan mereka hanya bisa bertanya - tanya siapakah encing itu

Sampai akhirnya encing saya datang dan saya tetap ngotot namanya encing -_-

Pr dari Obin dan Popo

The rules are simple. Use Google Image to search the answers to the questions below. Then you must choose a picture in the first page of the results, and post it as your answer. After that, tag 7 people!
Whose made these fcksht rules?!

***

the age of my next birthday



kalian hitung saja sendiri berapa jumlah orang di atas, saya suka sensitif kalo ditanya umur, HA HA HA


a place i'd like to travel



Jerusalem!

Tapi kalo nikah, bulan madunya mau ke Venice (nama tempat yang satu ini agak berbahaya untuk orang yang logat sundanya kental, yg mengucapkan "V" menjadi "P" ha ha ha)

(berarti harusnya nama saya jadi Philosophia Venice bukan Philosophia Yeroushalaim ha ha ha)

mengingat kayanya gak ada romantis - romantisnya bulan madu ke Jerusalem, mau ngapain disana? tembok ratapan? hahaha eh tapi gak apa apa sih kali aja gue dapet ilham nemu alat yang lebih canggih dari sendok


a favorite place



Underneath the stars, nengok ke atas sambil nunjuk ada bintang yang jatuh, uuuwwh co cweet beneeer kaya meteor garden


a favorite food



Mie rebus yang dimasak sampai benar - benar lodoh, dengan ekstra saus dan kecap dengan perbandingan 1,5 : 1 serta dibiarkan begitu saja sampai melar. Kadang - kadang juga berguna sebagai pencahar -_-


a favorite thing



Semacam itulah, ngerti kan



a favorite color




Gabungan dari hitam - putih - dan merah soalnya agak agak rasta gimanaaa gitu


a city was i born



Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri


a nickname i had



Philo, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengkilabnya menjadi Olip karena beberapa faktor

Contoh kasus:

Promosi Listerine, mbak - mbak SPG dateng menghampiri saya.

"De, didata dulu yah namanya siapa?"

"Philo (dibaca : filo)"

"Oh (sambil menulis PILO)"

"Philo mbak, Philo!"

"Oh, maaf (sambil mencoret dan menggantinya dengan FILO)

"Pake PH mbak!"

"Oh iya iya (Sambil mencoret dan menggantinya dengan FHILO)

"zzz! ya udah deh, nama saya OLIP!"

"Oh, olip! bilang daritadi aja gitu kan gampang! (sambil menulis OLIVE)


a college major I'm going to take



FSR ISI! hahaha, Rere pernah bertanya begini:

"Kak, kalo kuliah mau dimana?"

"Paris."

"Paris?! Waaaw, dimana?"

"Art Institute of Indonesia"

"Wah dimana tuh?"

"Paris!"

"Paris dimananya?"

"PARang tritIS"


name of my love



Dewi persis! AKU PADAMU! paling bisaaa aja nemu cara - cara baru untuk membuat "kemben melorot" dan lain - lainnya tampak sebagai unsur ketidaksengajaan ha ha ha

a bad habit



menjelang skizofrenia, kadang begini kadang begitu mood naik turun drastis -_-, sabar sabar yah hahaha


a hobby



Do the doodle, kapanpun dimanapun, terutama pas ulangan matematika, HA HA HA

wishlist



Longlasting sama icul ;D

25 December 2008

Pr dari Utie

Foto ini diambil waktu gue lagi tidur di senayan nunggu giliran joget - joget, karena bangkunya terlalu silau, akhirnya gue berniat untuk pindah ke kursi atas, yang juga lebih adem, dan tiba - tiba, JEPRET!




This is the rules :
take a recent photo of yourself or take a picture of yourself right now
don't change your clothes, don't fix your hair, just take a picture
post that picture with no editing
post this instruction with your picture
tag 10 people to do this
Oops, i broke one of the rules just now hihihi



Obin, PR lo nyusul

Serius lah kita kali ini

Dunia punya cerita, cerita tentang cinta, cinta cinta cinta te cinta

pada stress dan gak sedikit yang gila
mati (mampus) minum racun serangga
gantung diri di pohon jengkol
nubrukin badan ke bis kota yang sedang mangkal
lompat melompat dari gedung bertingkat

karena cinta

DEMI CINTA


Kutipan lirik dari salah satu lagu Marjinal - Cinta pembodohan part II, kalau mau liat lengkap, yah cari lah di google, beli kasetnya kek, dikira gue situs lirik lagu, kali.

Gak tau kenapa gue suka aja ama nih lagu dari dulu, realistis aja, terlebih lagi buat orang yang gak realistis soal cinta. Walaupun kenyataannya gue bukan anak punk, dan gue juga gak nemu definisi pasti soal cinta.

Yang gue tau cinta itu ada seiring berjalannya waktu.
Tapi seiring berjalannya waktu juga, cinta itu hilang.

Yang gue tau cinta itu ada saat dimana lo mengenal pasangan lo lebih dalam
Tapi kenapa saat lo mengenal pasangan makin dalam, cinta itu pudar?

Gak tau lah, bingung, toh yang pasti emang Tuhan nyiptain cinta bukan buat dipikirin, buat dirasain toh.

Salah seorang temen lama gue cerita, kenapa dia putus.

Karena sebulan sebelum dia diputusin, dia ngerasa gak pantes buat mantannya, jadi sadar gak sadar dia ngejauhin mantannya, sebulan kemudian mantannya minta putus karena gak tahan dijauhin gitu.

Nyeh, jadi semua berasal dari ngerasa gak pantes yah. Padahal selama setengah tahun lebih sekian bulan ini (yang gue lihat sih) mereka adem ayem aja, pasti lah ada kerikilnya dalam hubungan, tapi mereka bisa ngehandle itu, seberapapun jarak yang ngebentang diantara mereka. Kalo aja temen gue gak pernah berpikiran kaya gitu, mungkin aja mereka masih jadian sampe sekarang.

Gak tau deh ah kalo soal ngerasa gak pantes gitu, berarti semua soal pikiran kita masing - masing yah, soal ego sih.

Peri biru saya bilang, kalau dia benci saya yang sekarang, saya itu rumit, katanya.

Ya, mungkin memang dia yang belum kenal saya lebih dalam, iya mungkin saya memang lebay, tapi saya selalu membahas semuanya ke hal yang kecil, hal yg mendasar, karena semua hal besar, diawali dari hal kecil kan?!

Masalah prinsip
Pola pikir gue, cara gue mandang hidup emang susah buat dimengerti, tapi ya kalo kamu coba buat ngerti, aku bakal nyoba lebih ngerti lagi soal pola pikir kamu.

Aku tau, pasti posisi kamu gak nyaman, aku juga gak nyaman, nge
(jangan ada yng berfikir gak nyaman disini karena faktor pembalut yang geser!)

Aku juga gak mau nyalahin kamu yah, mending nyalahin lampu (serius ah, gak lucu nyeeet!)

Postingan gue yang paling pertama, ngebahas soal lilin

Gue cuma gak mau, gue jadi lilin terus, gak enak rasanya.

Peri biru juga bilang, kalo semuanya jadi lebih berat, gak seperti yang dia (dan gue) pikirkan kalo semuanya bakal sama seperti waktu proses.

Ya emang gak akan sama kan, waktu masih proses, kamu bilang sayang ke aku aja aku bisa ampe loncat - loncatan, teriak - teriak di lapangan (ya memang bukan hal yang aneh buat seorang Philosophia)

Karena ya waktu proses, belom ada hubungan yang lebih mengikat dan status kepemilikan, walaupun kamu gak setuju sama teori aku soal hubungan yang mengikat dan status kepemilikan ini, karena emang kita belum berhak, belum waktunya sampai menyandang status Mr dan Mrs.

Ya pasti udah lah, pasti dari tiap tingkatannya bakal tambah perasaan, atau apa yah namanya, yang lebih dan makin mengikat. Dan pasti udah lebih mengikat lagi kalo udah menyandang status Mr dan Mrs.

Mungkin itu juga yang jadi faktor, walaupun gue bingung juga, kenapa kenyataannya proses lebih menyenangkan daripada kalo sudah bener - bener dapet.

Gue pernah jadian sama seseorang, prosesnya mah menyenangkan banget, berbunga - bunga citra lestari gimana gitu, tapi pas udah jadian

Nyeh! gak ubahnya dari replika sebuah neraka, udah ketauan banget tuh kalo gue ampe nikah ama dia bakal cerai di tahun pertama. ( kalau nikah aja cerai di tahun pertama, ya pacaran harusnya gak ampe nikah lah -_- mana tahaaaan )

Dan gue juga masih bingung, kenapa yah.

Karena kata "Sayang" adalah kata yang jarang terucap, bukan juga maksudnya kalo udah jadian kata sayang itu jadi gak penting. Cuma ya gimana, kalo jadian, pasangan bilang "Aku sayang kamu", pasti ya dibalas dengan "Sayang kamu juga" atau semacamnya lah.

Gak kaya waktu masih proses, aku ngomong "Pagi sayang", pasti kamu balesnya lama, nunggu reda dulu karena hati kamu udah berbunga - bunga dan flying - flying melting - melting gimanaaa gitu.

Tadinya, aku kepikiran sampe sini, dan aku jadi gak mau ngesahin hubungan ini, ya biarin aja jadi kaya gitu. Tapi gak mungkin juga kan, gak mungkin juga gantung terus gitu. Yang ada.. malah, ya kamu ngerti sendiri lah

Dan gue masih bingung

kenapa

dengan proses dan hasil dari proses itu

kenapa

Apa emang rasa penasaran?
Kalau udah jadian kan rasa penasaran itu gak sekuat dulu

Tau deh ah

Biarlah waktu bicara bawa papirnya


Hush!

Biarlah waktu bicara bawa takdirnya


Maaf, maaf
abis temen gue kalo nyanyi gitu mulu ha ha ha

24 December 2008

Natal Hitam

Malam natal kemarin, semua gelap, salju pun enggan turun

(Okay kesalahan pertama hari ini, point pertama : Malam memang gelap, kalau jingga itu senja, kalau oren itu the Jak, Point kedua : apa bedanya jingga sama oren? -_-, poin ketiga : Indonesia gak turun salju)

Malam natal kemarin, Suaterpit datang ke rumah saya.

Mencambuk jiwa saya, menjadikannya makin kelam.

Peri biru juga hilang, enggak tau kemana.

Dia gak bisa berbuat banyak buat saya, karena saya bahkan gak bisa berbuat apa - apa buat dia.

Saya seakan lupa mantra untuk memanggil peri biru datang, dia hilang, sejenak muncul, terus hilang lagi.

Sinterklasnya mana?

gak tau, nyangkut kali di cerobong asep, cerobong asep saya kan kecil, udah gitu kemaren apinya saya nyalain pula, gak tau banget deh nasibnya gimana.

Lantas mana kado natal buat saya -_-


(Udah diem diem aja, skip aja postingan ini saya tau kalian gak bakal ngerti)

20 December 2008

19 December 2008

Apa ini apa itu?




Gambar ini diambil ketika Nanda sedang mencoba mengambil entah apa yang dia coba ambil

16 December 2008

Dua sejoli mengikat janji

Dua pasangan ini sedang memadu kasih, sebut saja nama mereka Olip dan Icul. Mereka sedang berpandang – pandangan, sesekali Icul mengerlingkan matanya, Olip hanya tersipu malu – malu, sambil curi – curi kesempatan mencolek lengan Icul. Icul pu malu – malu, terkikih riang sambil menutup senyumnya dengan tangan. Begitu juga dengan Olip.

Hahahaha Nggak deng, boong. Saya lagi meluk Icul dari belakang, lalu saya bilang,

“Nge, aku sayang kamu..”

Tadinya sih saya pengen bilang, “Nge, selingkuhan aku hamil.” Tapi takut Iculnya marah,eh Icul marah gak yah, kayanya sih ngga, dia kan pengertian. Hahaha ya, kali dah begitu, lip.

Kalau ada teman – teman yang sudah kenal saya dari lama dan bertanya

“Lo pacaran masih tampol – tampolan, tampar – tamparan gitu, pil?”

Jawabannya “Tidak!”

Saya kapok dengan tipikal pacaran yang hardcore gitu, terakhir kali, saya ditonjok sama mantan saya, iseng sih becanda – becandaan, tapi gak lucu yah becandanya hahaha.

Yang ada malah saya merasa rahang saya melenceng dari posisi seharusnya dia berada, atau dalam istilah medisnya “salah orbit.”

Jadi tiap saya nguap, pasti rahang saya bunyi “Kletek!”

Serius, saya gak becanda -_-

Apalagi pas makan, terutama pas makan kerupuk, pasti bunyi “Kriuk!”

Yasudahlah, yang lalu biarlah berlalu jangan dibiarkan berlalu – lalang.

Okey kita ulangi, balik lagi ke tema awal.

Saya lagi meluk Icul dari belakang, lalu saya bilang,

“Nge, aku sayang kamu..”

“Aku juga sayang kamu, nge."

“Kamu janji yah sama aku..”

“Iya, janji apa?”

“Kamu..”

“Iya, kenapa?”

“Kamu jangan pernah operasi kelamin yah.”

Entah kenapa, tiba – tiba saja Icul melepaskan pelukan hangat saya ( Ralat! pelukan panas! Soalnya kayanya waktu itu ACnya rusak deh -_-, gak berfungsi sebagaimana mestinya)

Kenapa yah? Memangnya saya salah ngomong yah? Saya kan hanya ingin meluapkan perasaan saya, kenapa yah Icul kok ekspresi mukanya langsung berubah.

Mungkin yang soal selingkuhan saya hamil itu, enggak kok saya bohong! Lagipula saya gak pernah selingkuh, eh..pernah deng sekali.

Abisan waktu itu ujan – ujan dingin, eh ada kucing masuk ke kamar saya, saya telentangin, eh taunya betina, yasudahlah terjadilah perbuatan zina tersebut, maaf yah nge.

Aduh, teman – teman bantu saya dong, apa yang harus saya lakukan?

13 December 2008

Pro dan Kontra versi benerannya (bagian kedua)

Oke oke, kali ini saya posting yang benerannya deh, jelas – jelas album itu fiktif (gak ada yang mikir kalo album itu faktual gitu, lip,! Yang ada juga orang – orang nganggep album itu faksit)

Pro dan kontra datang mengomentari gambar tersebut. Lebih banyak kontra sih.

“Katanya antikekinikinian, kok make headband?”, begitu katanya.

Emang headband masih ngetrend yah?

Saya dari dulu pengen banget make headband warna merah kuning hijau, berhubung teman saya menyediakan “JASA HEADBAND DAN CHEAT RAGNAROK” (emang ragnarok ada cheatnya, kali dah hari gini masih ragnarok aja -_-) ya saya bikin aja, berhubung saya memang suka berkostum terlalu masa lalu. Namun seringkali ide saya keburu “ngetrend” duluan. Sebagai contoh, belum lama ini saya pernah ke 81 make keffiyeh loh! Pasti dicapnya ”gowl beut” sih Lip. Tapi gimana dong, dari dulu pengen banget jalan gue pake gamis, pake kacamata, terus pake keffiyeh, terus jalan ama pacar, nah pacar gue pake kerudungan gitu, terus pake cadar deh.

Jadi kan kalo jalan, kali aja ada yang manggil.

“Eh, A’a, Assalamualaikum, ini teh istri barunya lagi.”

“Walaikum salam. Iyah, Alhamdulillah, A’a mah ikut iklan ting – ting ajah, satu mana cukup.”

“Lah A, kan istrinya udah dua.”

“Ah Teu nanaon, A’a suka yang ganjil – ganjil, biar kalo bosen bisa dijadwal, betul tidak?”

“Tidak. Terserah aja deh, balik dulu yah A, Assalamualaikum.”

“Walaikum salam”


Tapi apa daya, belum terealisasikan Keffiyeh keburu dan terlanjur melekat sebagai “Asesoris anak jaman”, begitu juga dengan headband. Pula lagi, saya belum nemu pacar yang redho digituin hahah. Icul mau gak yah?!

Nge, kamu mau gak? Kalo mau sms sms A’a aja yah! ;)


Dan headband disitu dipakai untuk menambah kesan jadul. Toh kenyataannya headband bukan mode jaman sekarang toh, udah dari jaman dulu, dan saya memang gemar berpakaian tempo dulu. Jadi pengen aja foto sok – sok cover kaset gitu, gara – gara belakangan ngeliat cover kaset Bob Marley and the Wailers, jamannya masih pada belom gimbal, sama covernya Jimmy Cliff. Kok cover albumnya lucu yah, jadi pengen.
Dan kalaupun masih dianggap, “ah tetep aja lip, lo kemakan omongan lo yang katanya antikekinikinian!”

Kalau memang begitu? Karon ‘n Roll juga kekini – kinian dong?




Kalau menurut saya pribadi yah, kekini – kinian itu mengikuti tanpa menyaring. Main pake aja tanpa mikir pantes apa nggak.

Kaya waktu itu saya pernah duduk – duduk di depan bioskop, tau – tau ada orang keluar, bukannya lebay yah, tapi emang beratnya kira – kira menjelang 200 kilo deh, pokoknya GEDE BANGET deh tuh orang, tadinya saya pikir itu layar bioskopnya jatuh, tapi ternyata itu beneran orang. Dia memakai cardigans, kaos ketat dan legging. Nah lo pikir aja, dia pake legging! Jadi kalo jalan kiwir – kiwir gitu. Kaya daging glonggongan. Dia pikir lucu kali yah pake baju gitu. Dikira pantes kali -_-

Jadi kalo emang pake headband dan tema berpakaiannya memang tempo dulu ya saya pikir pantes – pantes aja. Asal jangan numplekin semuanya aja, misalnya; berhubung keffiyeh, headband, kacamata gede, baju dengan warna nabrak, sneakers, lagi pada in, lantas ditumplek semua ke badan. Nah itu baru kekini – kinian.

Inti dari semuanya sih kalo menurut saya yang penting pantes. Gue baru tau katanya anak (yang katanya) metal jaman sekarang make headband, meragukan kemetalannya banget deh -_- . Ya pokoknya mau digimanain juga, memang terlihat, siapa yang berani terlihat beda, yang memang memakan jaman dan mana yang hanya termakan jaman.

Terimakasih, salam sayang selalu


Philosophia Yeroushalaim

P.s. : 4 x 4 = 16
Sempat tidak sempat harus dibalas :)



Oh iya itu yang dalam kurung katanya janji gak ngomen – ngomenin lagi, kok masih aja bawel sih!

Pro dan Kontra (bagian satu)



Pro dan kontra sempat keluar dari beberapa pihak mengenai album ini. Terutama kontra, yang datang dari FPI serta FHM (loh, kenapa FHM?! Bukannya FHM itu?) dikarenakan nama dari band ini yang dianggap cabul.


POSITIVE VIBRATOR


Padahal, menurut salah satu personil band ini, nama itu diambil dari salah satu lagu Bob Marley yang berjudul Positive Vibration. “Kami bermaksud menjadi orang – orang yang memberikan getaran – getaran positif, maka kami memutuskan untuk menjadikan Positive Vibrator sebagai nama band kami”, Jelas Olip yang merupakan manajer merangkap sebagai vokalis, gitaris, bassis, drummer, perkusionis, serta keyboardis band ini.(Lah berarti sendirian dong, iseng amat sih nih orang). Serta di salah satu lagu yang berjudul “This is love” yang dimana terdapat bait “This love this love sometimes sometimes there is no the logic” yang dianggap menjiplak lagu dari Agnes Monica, “Cinta ini, kadang – kadang tak ada logika.”

(Nah lo pikir aja ini kan ceritanya band jaman baheula, ngapa jadi Agnes Monica? Waktu band ini sedang naik daun [ini band apa ulet?] pasti Agnes Monica masih sibuk dengan program tralala – trililinya)


Agnes Monica


Oke, yaudah deh, salah satu lagu di album ini dianggap menjiplak bait lagu Vina Panduwinata, “Di dadaku, ada tanganmu..” (loh kok tangan sih? Bukannya senyum yah?)

Bodo ah, ini siapa sih yang dalam kurung ngomenin mulu!

( Iya iya mas, maaf yah, saya kan cuma mau meluruskan )

Udah gak usah, saya suka kok keriting!

( Oh yaudah mas, jadinya diapain nih? )

Diblow aja!

( Blow aja? )

Iya, blow – job

( Ah si mas mah bisa aja ;) , ngomong – ngomong maaf loh kalo kita bawel )

Gapapa kok, tapi jangan gitu lagi yah

( Iya deh janji *kelingking* )

Gitu dong *kelingking* ;)


Kembali ke topik. Serta di pojok kanan bawah, tertulis “1 BONUS TRACK”, padahal mah lagunya gak ada yang baru. Akhirnya album ini ditarik dari peredaran. Iya ditarik dari peredaran, peredaran darah! Soalnya gak muat, daripada nyangkut.


(dikutip dari Muterin Indonesia, kamis 30 februari 1982)


Hadaaah.. apa sih lip, suka freak deh!

i'll never let you lost in blue



Ngerti gak?

12 December 2008

Efek rumah barbie

Menjelang Tardigras

Nad yang notabene penggemar Efek Rumah Kaca (kalo saya sih penggemar efek rumah miring) bertanya kepada Rara

"Ra, Efek Rumah Kaca jam berapa? siang apa malem?"

Tiba - tiba Cory menjawab

"Ya siang lah Nad, kan ada sinar matahari - sinar mataharinya yang mantul2 gitu."

Ck ck ck..Cory..Cory..Bukannya istighfar

Kamu juga manis

Selalu
Seperti 6 hari yang berlalu
Kamu tetap saja manis
Gemblong juga manis

Kemudian
Di hari kesekian
Kamu tetap manis saja
Tapi gemblongnya sudah tidak

Sepertinya basi

Lantas aku sarapan apa?

12 ke 12, menjelang 12

Sensasi mau mati
Mendadak terjaga di malam dengan perut tanpa isi

Pencarian tanpa hasil demi seipiring nasi

Makin menjadi karena diiringi

Paduan suara dalam hati berisik

Berteriak, sisanya bernyanyi

Nah lo Nah lo
Anak orang dikeja nangis
Bapaknya panjang ***is
Dicium bau amis


Maaf yah sayang ;(

Bagus bangeeet!

Ba’da Solat Zuhur, anak – anak sedang memakai sepatunya masing – masing. Beberapa sedang iseng melempar sepatu orang lain, dan sisanya tidak ngapa – ngapain karena sepatunya disita. Hah? Di sita? Sita temennya Icul? Ngapain dia ngumpetin sepatu anak – anak Sumbangsih, iseng amat sih, heran?!

Sampai tiba – tiba guru sejarah saya datang, sebut saja namanya Bagus, halah emang namanya bagus, wiih bagus banget yah namanya. Guru saya yang ini mempunyai hobi yaitu ke WC, halah semua orang juga mau gak mau harus ke WC setiap harinya. Tapi dia punya WC sendiri yang saya belum pernah lihat orang lain main – main ke WC itu, karena kuncinya dia bawa – bawa terus. Jadi dia masuk dan langsung mengunci pintunya, entah apa yang dia lakukan di dalam, lalu keluar lagi dan mengunci lagi pintunya, entah kenapa WC itu tidak dibuka untuk umum. Yaiyalah, WC kan ditutup, kalo dibuka ya malu dooong, masa diliatin orang – orang, kan udah gede. Yasudahlah apapun yang dilakukan bapak itu, kita tidak boleh Suudzan, marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing.

Sudahlah tidak usah dibahas, itu hanya intermezzo. Okeh! Kita mulai saja ceritanya, ayo anak – anak duduk yang manis.

Guru saya itu kebingungan, entah apa yang dia cari, yang pasti bukan anak kambing (eh mungkin saja yang di WC itu anak kambing?! Mungkin gak sih?!)

“Kamu lihat sepatu bapak gak?”, tanya beliau (halah daritadi kata gantinya “dia” kenapa jadi “beliau“ gini tiba – tiba) kepada Panji.

“Nggak, pak.”

Kemudian si guru itu sibuk mencari lagi, tak lama datang lagi ke Panji.

“Kamu lihat sepatu bapak gak?”

“Kagak Pak!”

“Lah kamu kan daritadi duduk disini.”

“Lah saya gak lihat sepatu bapak, sepatu bapak aja saya gak tau yang mana?!”

Dialog itu terulang beberapa kali, bukan salah pita kaset, entah salah siapa, kalian tebak saja sendiri.

“Sepatu bapak mana?”, lagi – lagi dia nanya lagi.

Sampai akhirnya ada salah seorang teman saya yang berkata,

“Bapak pake sendal, kali!”

“Oh iya! Untung kamu ngingetin!”

-___________-

English today

Saya, Panji, dan Dayu sedang ada di rumah Dudul untuk transit.

Hahaha, sebenernya saya sih numpang makan, soalnya entah kenapa rumah Dudul sering jadi pangkalan tukang jajanan, iya semua ada, seperti membawa kembali ke masa SD dahulu. Kalo si Panji sih gak tau deh numpang apa, kalian boleh nebak – nebak sendiri.

Sampai akhirnya Panji mengacak – acak laci meja komputer Dudul dan menemukan diary – diaryan gicu deeech!

Hahahaha, lucu juga bacanya, sampai tiba ke sebuah tanggal dimana bertuliskan.

“Me kiss my Boyfriend in prom of SMP Sumbangsih”

“Dul, lu kapan ke Promnya SMP Sumbangsih?”, tanya saya dan dua orang lainnya.

“Hah apaan sih?!”, jawab Dudul.

“Elu makanya sini! Malah joget – joget! Heran?!”, kata saya lagi.

“Oh itu salah, harusnya “F” bukan “P”, itu tuh udah gue coret – coret tau!”, bela Dudul.

“Laah? Maksutnya apaan sih?”, tanya saya makin bingung.

“Iyah itu tuh Me kiss my boyfriend in from of SMP Sumbangsih?”, ngotot Dudul

“Hah? Maksudnya? Lo nyium Panji di depan Sumbangsih?”, tanya saya makin bingung.

“Iyalah”, jawab Dudul lagi.

“Iyadah”, jawab saya pasrah, ter se rah.

09 December 2008

Like mother like daughter

Masih ingat Puput?
Yang pernah saya muat ceritanya di cerita ini

Okay sekarang saya akan bercerita tentang percakapan yang terjadi di keluarganya.

“Bu, ibu musti tau yah, cowok yang ditaksir Puput tuh mukanya kayak combro!”, kata kakaknya Puput kepada ibunya. ( ibunya siapa? ya ibunya Puput lah, masa ibunya saya, iseng amat! Btw, tenang saja, kalian gak sendirian kok, saya juga bingung kenapa banget musti combro.)

“Mana nak, mana nak, sini ibu liat.”, jawab ibunya dengan bijaksana.

“Nih bu!”, kata kakaknya sembari menunjukan foto lelaki itu, halaaaah jadi kaya judul lagu Souljah -_-

“Ah ngga kok, gak kaya combro, manis kok....”, jawab ibunya.

“...kayak misro”, sambung ibunya lagi. -_-


fyi yang underlined bisa diklik
dan rasanya misro memang manis, seperti saya ;))

wakakakak

07 December 2008

Hari potong kambing sedunia

Okey

Semua berjalan aman, pagi ini gue gak gumprang - gumprang, terus gue cek, gak ada nying - nying, dan gak ada sapi masuk rumah gue.

Thanks God!

Gue ke masjid, berhubung udah rame jadi gue dapet di luarnya, gak di dalem mesjidnya. Untung gue bawa sajadah. Tapi pas gue liat - liat kok aneh yah.

Sebelah kanan gue bapak - bapak, belakang gue juga bapak bapak.

Tapi kok depan gue ibu - ibu, kiri gue juga ibu - ibu, LHA INI GIMANA BANGET SHAFNYA -_-

Tau ah, gue menjalankan semuanya seperti biasa, dan di penghabisan gue baru inget, kebangetan banget dah MASA GUE LUPA WUDHU LAGI -_-

Selesainya, gue pulang, semua masih aman, gak ada nying - nying masuk panci, gak ada sapi masuk rumah, dan gak ada sapi masuk panci, kalo ampe ada, ya gue bingung.

Gue makan, tiba - tiba..

Emang sih gak ada nying - nying yang masuk panci, gak ada sapi yang masuk rumah.

Tapi ada orang gila masuk rumah gue -_-

Namanya Ida Bego, cukup famous sih di Pondok Pinang, lebih famous daripada Dewi Perssik, cuma kalo soal body sih, boleh diadu. Diadu sama kambing, tau ah BETE gue, udah biasa sih beliau (halah beliau) masuk rumah orang, cuma ganggu ritual makan banget ah hahah, untungnya dia gak ngambil barang. Jadi dia suka masuk ke rumah orang terus buka kulkas terus ngambilin barang, gue curiga mungkin dia pura - pura gila biar bisa makan gratis.

Ya sudahlah akhirnya gue berangkat ke sekolah buat jadi panitia Qurban.

Pas gue nyampe, gue kaget banget ada sapi, yaa entah sapi atau kebo, mungkin anoa tapi yang pasti itu gede banget. Temen gue bilang sih itu kuda. Gue gak setuju itu kuda, gue rasa itu Baphomet yang sudah ditaklukan! Hail to the Lord! kerajaan setan telah ditaklukan, halaah hahah apa sih lip!

Lagi ngeliat Baphomet itu mengantar nyawanya Dayu datang, dan bilang,

"Masa tadi gue telat solat"

"Hah gimana?"

"Iya kan tadi gue nyampe, terus gue duduk kan lagi khotbah gitu. Gue bingung kok khotbah dulu yah, tapi ya gue pikir emang gitu, lo tau gue, kan. Tapi kok khotbah kelar, orang - orang pada pulang."

" -_-' , udah day? kalo udah gue mau liat sapi lagi nih."



Ngomong - ngomong, selamat Idul Adha semuanya

fyi, kata kata yang underlined bisa diklik untuk melihat gambar

05 December 2008

Kenapa harus DISEMUTIN?

Sebenarnya bukan saya yang pertama menggunakan nama ini, sudah saya tekankan (siapa yang ditekan? Apanya yang ditekan – tekan?) bahwa saya generasi kedua dari Disemutin. Jadi tentu saja yang pertama memakai nama ini generasi pertama, gak mungkin kan generasi ketiga.

Kata – kata Disemutin menyebar rata di tiap pelosok sekolah, dari mulai meja piket sampai ke kantin, dari kantin sampai ke meja piket (lah berarti gak nyebar dong, orang cuma di kantin ama di meja piket doang). Entah kenapa terdengar begitu catchy dan filosofis untuk saya. Simple dan memiliki arti yang luas.

Pada awalnya ketika orang bertanya, “Kenapa harus disemutin?”
Saya pasti akan menjawab, “Kenapa gula disemutin?”
Sang penanya akan menjawab, “Karena manis.”
Saya meneruskan, “Terimakasih.”

Nyeh muka sang penanya pun langsung berubah menye dan mengganti topik pembicaraan, karena itu posing ini saya buat untuk menjadikan jawaban panjang dari pertanyaan tersebut. Bukan jawaban panjang yang soalnya ditulis baru ditulis jawabannya, maksutnya saya akan menjabarkan, “Kenapa harus disemutin.”

Jadi begini, sebenarnya bukan saya yang pertama menggunakan nama ini, sudah saya tekankan (siapa yang ditekan? Apanya yang ditekan – tekan?) bahwa saya generasi kedua dari Disemutin. Jadi tentu saja yang pertama memakai nama ini generasi pertama, gak mungkin kan generasi ketiga. (Hadaaah sampe kapan lo mau nulang – ngulang ngalor ngidul gak jelas gini.)

Ya karena disemutin, sangat erat kaitannya dengan semut, gula, dan manis. Tiga kata yang sangat luas untuk diplesetkan.

Banyak sekali istilah - istilah yang bisa dipakai dari kata – kata itu. Seperti misalnya sebuah sensasi yang disebut “kesemutan”, inilah yang membedakan manusia dengan semut, manusia bisa kesemutan, sementara semut gak bisa kemanusiaan). Juga kalau mau disuntik, dokternya pasti bilang, “gak sakit kok, rasanya kaya digigit semut.” Nyeh semut apaan yang bisa nembus kulit terus diteken, ditarik lagi. Terus ada lagi, kalau mau bersih – bersih ada istilah operasi semut, mari kita bayangkan sekecil apa pisau bedahnya. Lalu, kalau – kalau tv rusak pasti bilangnya tvnya disemutin, atau itu program “semut lagi tawuran”. Dan tentunya masih banyak lagi istilah – istilah yang erat dengan semut, gula, dan manis. Mau sampai sepanjang apa postingan ini kalau saya jabarkan semuanya.

Selain itu banyak juga pribahasa – pribahasa (yang dua orang tolol ini ciptakan sendiri) yang bisa dibuat dari kata – kata ini. Seperti misalnya “Semut bisa ngalahin gajah” Gak percaya? Coba suit! Disini saya mengartikan pribahasa ini “Jangan takut hanya karena kita kecil, sebab ukuran bukan jaminan.” Atau dalam istilah asingnya “size doesn’t matter”. Tapi entah kenapa sepertinya untuk orang Indonesia Size does matter banget, buktinya cucunya Alm. Mak Erot masih laku didatengin, masih rame sampe sekarang.

Ada juga “Ada gula ada gua” atau dalam pribahasa aslinya, “Ada gula ada semut”, yang disini saya mengartikannya sebagai, “Ada aksi ada reaksi” Ada sesuatu yang dilakukan, akan ada sesuatu yang ditimbulkan, atau kaum – kaum Hindu menyebutnya “Karma”. Ada juga “Habis manis terbitlah terang, habis gelap sepah dibuang”, nah yang ini belum ada artinya, saya iseng – iseng aja ngacak – ngacak kata hahahah.

Banyak juga aliran musik yang merupakan penggabungan antar sebuah aliran musik dengan disemutin, seperti misalnya DiskoMutin, diSKAmutin, diseMetal, RaggaMuttin, dan masih banyak lagi yang makin disebutkan makin maksa hahaha.

Dalam pembahasan yang lebih serius, semut merupakan salah satu binatang yang dimuliakan Tuhan, yang dimana terdapat surat An-Naml dalam Al – Qur’an yang berarti semut. (Mungkin ada pengikut agama lain yang di kitab sucinya juga menyebutkan tentang semut bisa konfirmasi ke saya.)

Selain itu, flashback ke jaman dulu. Dimana saya masih piyik – piyik, saya pernah memotong buku tulis saya, menjadikannya dua bagian, memotong sesuai ukuran buku komik doraemon, dan menggambar – gambarnya, menjadikannya sebagai komik handmade pertama buatan saya sendiri yang dimana saya beri judul “Prajurit semut”. Ya ceritanya standar pola pikir anak – anak kelas 2 SD lah yang kebanyakan didoktrin kartun, tentang sebuah batalion semut, jadi itu ceritanya tentang tentara – tentara semut gitu. Karena saya suka ngeliat semut jalan di dinding lucu kaya tentara. (Tadi katanya didoktrin kartun, terus karena lucu ngeliat semut, lah yang bener yang mana, gak konsisten.)

Karenanya saya sangat tertarik untuk menjadi generasi kedua dari disemutin ini, sekian untuk hari ini pembahasan soal “Kenapa harus disemutin?”-nya. Jumpa lagi lain waktu pada topik dan pembahasan yang sama. Jangan lupa terus membaca Makinglaugh.blogspot.com dan tetap merdeka!

04 December 2008

Udah belom?

Saya baru pulang dari rumah teman saya, lengkap dengan seragam SMP, sebuah tas selempang dan sebuah buku tulis (apanya yang lengkap, coba?!). Buku tulis itu jyga hanya saya jadikan modus bahwa saya belajar kelompok di rumah teman saya. Karena memang tujuannya hanya ke rumah teman saya, saya tidak membawa apapun kecuali yang disebutkan tadi.

Saya naik bis, entah kenapa kosong melompong, hanya ada saya sendirian, abang supir dan abang kenek (Hadah, itu bertiga, goblok! -_-). Tiba – tiba datang dua orang tidak diundang (ya iyalah emang ada gitu undangan naik bis bersama, tada kesan tanpa kehadiranmu? Gak ada kan). Memepet – mepet saya. Dugaan awal saya mereka pedofilia, masih ada hubungan darah dengan Robot Gedek, ternyata saya salah.

“Lo tadi ikut tawuran ya?!”, salah satu di antara mereka mulai mengintrogasi saya.

Halaah, ini lagi! Ternyata masih ada orang yang lebih modus dari saya. Jelas – jelas itu hari itu semua sekolah sedang libur, sayanya aja iseng pake seragam biar bayarnya murah. Saya sudah sangat paham sekali, ini hanyalah modus, diawali dari pertanyaan – pertanyaan, lalu bongkar – bongkar tas, dan barang berharga pun pindah tangan.

“Kagak, gue baru pulang dari rumah temen gue”, jawab saya.

“Ah boong lo! Tadi ade gue abis digebukin, kena tujuh belas jaitan, tadi lo ikut – ikutan juga kan tawuran, sini gue periksa tas lo kali aja ad giri gitu – gitu.”, Kata si orang modus itu.

“Tuh periksa aja!”, jawab saya sembari melepaskan tas selempang saya yang benar – benar hanya berisikan sebuah buku, saya tidak bawa handphone atau barang – barang lain yang berharga.

Orang itu memeriksa tas saya, membuka semua reseleting, saya hanya menahan tertawa melihat mereka kebingungan tidak menemukan apa yang mereka inginkan, mereka terus menerus menggeledah, walaupun sudah berulang kali mereka menggeledah dan tidak menemukan apa apa.

“Ah, coba sini gue periksa dompet lo, kali aja ada silet”, kata orang itu.

Nah lo pikir aja mana ada orang tawuran bawa – bawa silet, mau debus, kali!
Saya pun memberikan dompet saya.

Orang itu membuka dombet saya menggeledah sampai ke sela terdalam, namun tetap tidak menemukan lebih dari dua orang Patimura yang enggan tersenyum, jadi saya yang tersenyum melihat mereka sepertinya frustasi.

Akhirnya mereka menggeledah saku – saku saya, dugaan bahwa mereka keturunan Robot Gedek kembali muncul. Mereka bolak – balik memeriksa tas saya, dompet saya, dan saku saya, mereka benar – benar tidak menemukan apa – apa terkecuali uang dua ribuan tadi.

Saya pun berkata, “Udah belum? Kalo udah gue turun nih.”

Akhirnya saya turun sambil sumringah sendir, dan kata – kata itupun jadi cikal bakal respon dimana saat teman saya sedang melawak, atau membual bla – bla – bla, atau sedang bicara yang tidak ada tujuannya

“Udah belom? Kalo udah gue ketawa nih”

Atau seringkali jadinya begini

Misalkan dia sedang melawak, lucu ataupun tidak lucu saya akan bilang

“Itu lucu nggak, kalo lucu gue ketawa nih”

Misalkan dia menjawab, iya ataupun tidak, atau bahkan tidak menjawab sama sekali, saya lantas akan merespon,

“HA HA HA, udah kan? Ya udah ya males gue ngomong ama lo.”

Ye serius

Udah yah males gue ngomong ama lo.

Dah.

Kronologis lebih tragis

Heran yah kenapa ada sapi di ruang tamu?

Sama, yang pasti sapi itu untuk keperluan kurban, sedang diangkut pick up untuk dipindahkan, sang sapi loncat dan lari, terjadilah kejar – kejaran film India antara sapi putih bertanduk tumpul itu dengan si abang supir pick up, bedanya disini tidak ada tarik menarik sari dan sapinya tidak berjoget – joget setiap kali melihat pohon.

Terang saja abangnya Dayu shocking pink. Lagi nyuci mobil basah – basah seksi tau – tau dari spion terlihat sapi berlari makin lama makin kencang ke arah rumah.

Yang saya heran, kenapa gitu sapinya lari – lari udah bener – bener lurus tau – tau tiba – tiba belok gitu aja ke rumah Dayu.
Mungkin sapi itu tau rumah Dayu banyak makanan ringan dan juga sering jadi tempat mesum makanya dia iseng – iseng nyoba kali aja ketemu sapi betina juga.

Yang jelas, Dayu mematung, diam gak ngapa – ngapain masih shock tau – tau ada sapi masuk rumah, abangnya Dayu marah – marah kenapa Dayu diem aja, abang – abang pick upnya heboh.

Dan nyokapnya Dayu berniat keluar kamar, buka pintu dan disambut oleh wajah seekor sapi nan lugu.

Nyokapnya Dayu hanya bisa istighfar sekencang – kencangnya diikuti dengan menutup pintu, sekencang – kencangnya juga.

Lebih tragis!

Viano, kakak dari Dayu sedang mencuci mobil.

Semua berjalan seperti orang mencuci mobil pada umumnya, sampai dia melihat ke spion, shock, dan berteriak,

“DAYU, TUTUP PINTUNYAAA!!”

Dayu hanya berjalan santai, keluar kamar, sambil masih terus bertanya – tanya kenapa sih teriak –teriak. Abangnya Dayu terus berteriak – teriak, dan Dayu hendak menutup pintunya.

Tapi apa daya

Semua sudah terlambat

Ada SAPI di ruang tamu.

Ngelem, mabok aisha aibon

Terbaik, yang sejauh ini saya dapatkan
Yang tetap manis meski tanpa pemanis buatan
Dimana emosi mencair dalam satu ucapan
Dimana elegi menguap dalam satu dekapan

Semoga bukan dipajang lalu hilang di etalase
Semoga bukan sekedar singgah, sekedar fase
Semoga tidak melayang, menukik,menghantam
Semoga tidak kian meredup menyisakan kelam

Aright, Aright me done know nothing everlasting
Everything will be gone as di time goes swing and swing
However ever, darling, You should know one thing
At this time for i and i you means everything

Semoga dirasakan apa yang Tuhan sematkan
Semoga benar disematkan semoga kelak dirasakan
Lepas Simpul seringai lekas berfikir!
Saya bosan jatuh cinta, jadikan ini yang terakhir