Kami dibawa dan dipaksa masuk ke ruang BK.
Disekap cukup lama di ruang BK membuat otak kami mendadak waras.
Guru saya datang, mengancam kalau kita akan dikeluarkan.
Kami sempat down, memikirkan bagaimana nasib kami nantinya, bagaimana kalau kami beneran di drop out, bagaimana kalau tidak ada sekolah yang menerima kita lagi, bagaimana caranya untuk meruntuhkan nafsu liarmu..
5 menit setelah guru saya keluar, kami sudah tertawa - tawa kembali, hahah freak ah! emang kayanya kami ga pantes sedih deh.
Akhirnya hp berdering, bapak Kepala Sekolah mengSMS kami
h3Y qMU bOc3n t4kH ?? kLW iiA mAyN" k3 rWan9aN aQ dUkZz, aQ p9Nn BeUtH kTeMw x-An
Hahah ya nggalah, yang ada malah kami diseret ke ruang kepala sekolah.
"Oh yang ini! Emang nih berdua, suka banget bikin yang aneh aneh, yang satu ke sekolah gak bawa apa - apa, yang satu ke sekolah gak pake seragam, udah gitu suka masang petasan pula di sekolah."
"siapa dalang di balik semua ini?"
"Gak tau pak! Ki Gendeng kali yaah." jawab seadanya, di bumbui tawa renyah
"JANGAN BERCANDA, TIDAK LUCU!!"
"Ini sebenarnya siapa yang menyuruh kalian seperti ini?"
"Gak ada pak, inisiatif, untuk mengisi waktu luang saja pak"
"Udah kamu jawab yang jujur!"
"Yah pak itu udah paling jujur pak."
"Terus tujuan kalian nempel - nempel begini tuh buat apa?"
"Ya iseng pak, ngisi waktu luang."
"Udah kalau kalian mau aman, kalian jujur saja sama kami."
"Iya deh pak kita jujur, sebenernya yang nyuruh kami begini itu..
Ya kami berdua ini pak."
"Gak mungkin, buat apa juga kalian begini?"
Alaah give up!!! kami nyerah deh gak tau lagi, si bapaknya minta jawab jujur, sementara kami udah jujur gak percaya
"Coba lihat dompet kalian."
Diperiksa, kemudian dicium - ciumi.
Saya berfikir kan kalo dompet di taro di pantat ya, kalo kentut baunya ke dompet lagi gak sih?
"Kalian ngobat yah?"
"Iya pak."
"Sudah saya duga! kamu make apa?"
"Panadol pak!" Disemutin I berhihihihi sementara saya sendiri berhahahaha, Kepala sekolah hanya cembertu kesal, namun tidak terlalu kelihatan kalo dia sedang cemberut karena mulutnya tertutup kumis. (Sejujurnya saya baru sadar itu kumis, dulunya saya pikir kalau itu adalah pagar pembatas wilayah antara Jakarta dan Bekasi)
"Enggak lah pak kami mah bersih gitu!"
Kepala sekolah melihat dari atas sampai sawah.
bersih gundulmu, dandananmu aja udah kaya ga mandi seminggu!
mungkin itu yang sedang dia pikirkan.
Atau mungkin saja dia memikirkan jemurannya, loh logis dong! bisa aja gitu, apa salahnya si mikirin jemuran?!
"Sekali lagi saya nanya, siapa yang nyuruh kalian?"
"Ya udah deh pak saya ngaku, jadi waktu itu kami lagi jalan di underground blok m, ketemu bapak - bapak baju hitam, kacamata hitam, terus ada codetnya gitu pak di pipi, nawarin duit, katanya cuma tinggal nempel - nempel aja."
(Tokoh fiktif seimprove-improvenya improve!)
Ruangan hening.
"Harusnya kamu jangan mau disuruh begitu."
WTF?! gua udah jujur setengah mati tapi sekalinya gua nyebutin tokoh fiktif langsung percaya gitu?
"Iya pak, abisnya gimana ya kan lumayan.."
"Harusnya kamu tidak tergiur dengan uang."
"Iya pak saya emang bego!" Jawab saya dengan mata berkaca - kaca.(untung saya pernah jadi anak teater, biarpun gak pernah latihan)
"Wajah kalian itu seperti pemakai, jadi orang gampang saja memanfaatkan kalian." intonasinya makin pelan, makin menasehati yang kebapakan gitu.
Saya pura - pura menangis, lumayan lah kelihatannya sih natural banget.
"Maaf pak, saya emang bego, harusnya saya jangan mau disuruh gini, saya nyesel pak, tau gini saya gak bakal mau."
Kepala sekolah dan guru yang daritadi mengintrogasi saya memelas, sementara Disemutin I menahan ketawa.
Air mata buaya pun mulai mengalir.
Akhirnya kami diperbolehkan pulang.
kami diberikan oleh - oleh dari Pak Kepsek.
Ya Surat skors lah masa apel!
No comments:
Post a Comment