29 January 2009

Hilang tanpa bilang Semua dalam kata

Kapan
Dari janda menjadi ganda
Organ tunggal janda campuran

Dengan yang bervolume berlebih
Terbalut rambut
Tebal terpintal

Yang tenggelam dalam secangkir kopi

Pekat

Hitam melekat

Ditambah kanji jadi merekat

Melebur

Seperti bubur

Bubur kertas

Menjadi kanji, jadi merekat

Erat

Dalam dekapan hangat

Jika dan hanya jika
Terjadi saat

Di pintu rumah menyapa
Untuk sebuah iya,
Harganya berapa?


Agar yang berdua
Lekas bersatu
Dalam naungan kata restu

Tapi kadang saya skeptis
Merasa bimbang untuk merintis


Karena merasa tidak pantas
Lalu? Lantas?
Lalu lintas?!

Diburu
Rasa cemburu
Tenang saja,
Saya tidak terburu - buru

Untuk merajut ulang
Antara yang terpintal dengan yang kusut

Memulai awal
Dari ulang
Memulai ulang
Dari awal

Bisa tidak, yah?
Pasti bisa!
Ular saja berbisa
Masa saya tidak bisa

Saya rindu
Melangkah bersama
Rekan dalam tindak kejahatan

Yang hiper dalam hal aktif
Yang hiper dalam hal bola

Bola kasti
Melayang, jatuh, memantul

Jelas karena dipukul

Kalau tidak itu namanya sihir
Karena berakal pakai berpikir

Untuk semua khayal tiap malamnya
Untuk sebuah "rahasia" tiap harinya
Walau yang ada tidak persis bayang dalam awang


Terimakasih Kausa Prima telah memberi

Tangan yang mengulur di kala saya terpuruk
Sebelum semua bertambah buruk

Bahu yang memapah
Serta linggis yang mencongkel paksa
Membuka mata, menatap realita

Memberi pola pandang dan sudut pikir
Baru serta berbeda

Bila memang benar adanya
Ini jawaban sebuah rahasia

Mungkin saya akan girang
Tertawa riang, seraya bernyanyi
"Tereret jungkir balik"

Atau kelak Tony Waluyo Sukmoasih bernyanyi
"Paris Van Java" serta "Ngayogyakarta"

Persetan dengan itu semua!

Karena saya tahu Engkau tahu
Segala sesuatu yang saya tidak tahu

Kapan
Dari janda menjadi ganda
Organ tunggal kutunggu gandamu

4 comments: