21 July 2011

Mutual Friends Gathering #3

Hebat ya! udah ketiga aja. Saya aja gak inget apa pernah ngepost yang pertama ke sini. Saya aja bahkan sempet lupa yang kedua dimana. Yang jelas kali itu saya ingat ada di parkiran motor Blok M, sama Ical, lagi ngopi walaupun gak bawa flashdisk. Lagi nunggu Kintari walaupun dia sudah punya pacar tapi kita berdua tetap saja rela nungguin dia. Gak berapa lama, gak sampe sebulan akhirnya Kintari datang bulan.

Dari situ kami gak langsung berangkat kemana - mana, menunggu kabar dulu dari Fiya, setelah Fiya berkabar, barulah kami berkabur menuju Galnas dengan menggunakan Transjakarta. Tapi sebelumnya kami transit dulu di Harmoni, sembari menunggu Zilla. Tentu saja Zilla yang dimaksud bukan Zilla yang ini.


Gila aja ya kita nungguin Damian "Junior Gong" Marley A.K.A. Zilla di shelter Harmoni kayanya ampe gimbal gue nyentuh tanah juga gak bakalan dateng. Zilla yang saya maksud adalah gadis yang baru saja menerima anugerah sekaligus tertimpa musibah karena tiba - tiba jadi jadian dengan saya. Dari sana akhirnya kami semua berangkat menuju Galnas dengan kondisi sudah telat setengah jam dari yang di jadwalkan sebelumnya dengan Fiya dan Riri. Satu shelter sebelum Galnas, Ical bermonolog apakah ini akan ke kanan atau ke kiri, ternyata ke kanan dan kami melewati Galnas begitu saja dan menyebabkan kami harus ikut Transjakarta sampe Senen (Shelter Senen maksudnya, kita juga gak mau sampe berhari - hari di dalam Bus yang dulunya dingin tapi sekarang sudah tidak lagi itu) dan kemudian kembali ke shelter Gambir I. Singkat katanya sih kita salah turun, tapi PR. Dan telat sejam dari jadwal.

Akhirnya kami sampai di Galnas, sekarang jumlah orangnya menjadi 28, dan mari saya sebutkan satu persatu. Disana ada Ical, Kintari, saya, Zilla, Fiya, dan Riri. Loh kok cuma 6? tadi katanya 28? Iya memang ada sekitar dua puluh delapan, tapi saya kan gak bilang kalau semuanya itu teman saya. Kami di sana seperti selayaknya orang menonton pameran dan ketika saya lihat HP ternyata sudah ada 3 SMS dari Nadine yang menyatakan dia sudah sampai, dari tadi, dan baru saya lihat. Dan akhirnya saya samperin itu Nadine. Nadine lalu masuk, melihat - lihat sebagaimana yang kami lakukan, dan akhirnya kami semua keluar bersama - sama untuk pindah ke Ragusa. Saya bilang ke Nadine yang dari Malang itu kalau Ragusa itu es krim paling enak se Jakarta, tapi kemudian saya ralat karena sebenernya biasa aja.

Lalu saya bilang kalau Ragusa itu es krim paling tua seJakarta, jadi es krimnya disimpen dari zaman belanda sampe sekarang, kalau ada pesanan baru dikeluarin. Maksud saya sih sebenarnya agar terkesan berkelas seperti anggur, tapi malah terkesan menjijikan ya. Yasudahlah itu tidak penting karena sekarang kami semua ada di Ragusa, dan sekarang sudah ditambah dengan seorang Hanna. Kami semua bercerita banyak di sana. Sampai ke sebuah dialog yang cukup serius walau tidak seserius yang ada di TV One.

"Gue tuh kaya gitu karena gue peduli sama temen gue.", itu kata seorang Hanna.

"Tapi sekarang  justru lo kehilangan temen lo, kan?",
itu kata seorang saya seorang diri.

Yang saya lihat sebenarnya lucu. Sebenarnya ada dua orang sahabat yang peduli satu sama lain. Namun sayangnya manusia itu seperti uang logam, yang punya dua sisi. Pasti ada sisi baik, dan pasti ada sisi buruknya. Jadi tidak ada yang sepenuhnya salah, dan tidak ada juga yang sepenuhnya benar. Namun sayangnya di antara persahabatan dan kepedulian, seringkali ada ego di tengahnya. Ego loh ya, gak pake "B". Kalo pake "B" jadinya egob. Sudahlah, kita semua sudah besar, dan karenanya kami semua akhirnya cabut dari Ragusa. Saya tau itu tidak nyambung, tapi yasudahlah. Intinya kami semua beranjak dari Ragusa.

Tujuan selanjutnya adalah TIM. Dan kali ini di TIM, sudah tidak ada Zilla, Hanna, Fiya, dan Riri. Mereka semua pergi meninggalkan kami, tetapi mereka tidak jahat. Mereka hanya punya kepentingan pribadi masing - masing. Saya, Ical, Nadine, dan Kintari memutuskan untuk ke Planetarium, menikmati bintang di kala matahari masih sibuk bercahaya. Keluar dari sana, Nadine ingin melihat IKJ, pergilah kami ke dalam.

"Ini IKJ?", tanya Nadine

"Iya, ini udah kampusnya", jawab Ical

"Kalo aku jadi kuliah disini gimana yah?", tanya Nadine lagi

Lalu ada mahasiswi yang datang melewati pagar melalui tangga. Kalau kalian anak IKJ, saya tau kalian lebih paham dari saya.

"Tuh, kaya gitu", kata kami kepada Nadine

Kami baru saja ingin masuk ke dalam sampai tiba - tiba ada mas - mas nyaut - nyautin kami. Ternyata itu Idham, dan akhirnya kami mengobrol untuk kemudian mencari makan. Di sana kami makan dan membahas tentang Ivan yang tidak bisa datang dan disusul dengan Toro Elmar (atau biar lebih lucu mari kita panggil dia Toro LMAO) yang sudah sampai dan kami nyamperin dia. Gak berapa lama datang Sofwan dan selanjutnya saya sudah tidak ingat lagi karena terlalu banyak kenalan yang saya kenali di sana.

Dan singkat kata, kita sudahi aja agar terkesan kentang. HAHAHAHAH

No comments:

Post a Comment