Pagi itu saya bangun, dan seperti biasanya saya beranjak untuk mengambil spidol dan mulai menulis di dream journal saya. Tapi sebelum saya menulis, saya meluangkan waktu untuk sedikit mengetik, melalui sebuah telepon selular.
Semalem aku mimpi kamu
Mimpi apa?
Kamu minta aku ngubur kamu
ORANG GILAAAAAAA ._. kok mimpinya jahaaaat!
suruh ganti mimpinya!
Hahahahah, mana bisa.
Aku takut mimpinya punya arti buat masa depan.
Iya, saya tau. Itu hanya sebuah mimpi, saya sebenarnya hanya ingin mendengar respon dia. Kita bisa saja berkata kalau itu cuma mimpi, gak bakal mungkin kejadian di dunia nyata. Padahal kenyataannya kita gak tau masa depan, dan mimpi itu cenderung kiasan.
Mimpi itu bunga tidur. Masa depan itu diatur sama Tuhan dan Nobita
Saya hanya bisa tertawa, dan selebihnya tersenyum. Ternyata dia masih seperti anomali yang sama seperti yang saya temui di baris terdepan sebuah pentas seni beberapa tahun lalu. Hanya saja kini versi lebih baik, jauh lebih baik
No comments:
Post a Comment