Postingan ini saya tujukan untuk Euis di kampung rawa, dengan ucapan salam kompak selalu.
Hahahaha, apa sih lip!
Postingan ini, buat yang ngerasa aja.
Terimakasih buat kalian yang membuat saya bersyukur dengan karya - karya yang saya buat, serta talenta yang Tuhan berikan kepada saya.
Juga untuk "lelucon" yang kalian berikan.
Kenapa harus saya anggap lelucon?
Kenapa tidak?
hahahaha.
Nama saya Olip, waktu ini ditulis saya berusia 18 tahun. Seperti yang kita ketahui bersama, saya suka menggambar. Dan seperti yang kita ketahui bersama, gambar saya jelek. Namun itu tidak membuat saya berhenti menggambar, karena hati saya menyuruh saya untuk terus melakukannya.
Banyak orang yang bilang, "Gambar lo gak sejelek itu kok, lip. Terlalu merendah ih!"
Buktinya gak sedikit yang menjelek - jelekan gambar saya.
Contoh kasus pertama,
Saya bawa sketchbook, waktu itu isinya sketsa muka Mob Barley, ama sketsa muka pesenan orang - orang. Temen - temen saya ngeliat, beberapa memuji.
Thanks God. Kepuasan batin sendiri kalo orang bisa nikmatin apa yang gua buat.
Tapi tiba - tiba, ada yang bilang, "Ih, gambarnya.. JELEK!!"
Wew, mungkin emang jelek sih yah, umm.. gak 100% mirip muka modelnya lah pasti, ya mungkin dia memang jago bikin sketsa muka, mungkin suatu saat, saya bisa belajar dari dia.
Tapi pas saya lihat gambar dia.
Gak tau deh mau ketawa, apa mau nangis kasihan.
Yang gambarnya kaya gini nih yang mau ngatain gambar gue? Ck ck ck.
Atau ya, mungkin saya menggambar. Dilihat teman saya, tanpa pujian, tanpa celaan. Tau - tau besoknya sudah ada gambar dengan bentuk yang sama. Ya, ibaratkan saja kalau gambar saya dengan rambut keriting, dia menggambar dengan rambut yang lurus.
Atau ya, adalagi satu orang lagi. Yang satu ini sangat gemar menghina, cela, dan caci tentang karya yang saya buat. Saya mah gak mau peduli, toh saya mendapat kepuasan tersendiri dari gambar saya yang cemen tersebut.
Tapi suatu hari, dia melihat file saya. Dia meminta gambar saya.
Ya sudahlah, bukan gambar serius juga gitu, cuma gambar iseng - iseng. Saya malah mengaggapnya gambar yang gagal, saya kasih saja.
Besoknya, pas saya liat file dia. Dibawah gambar saya tersebut sudah dibubuhi tanda tangan dia.
Atau mungkin saya gambar dan saya upload ke Friendster, besoknya gambarnya sudah masuk ke Hp dia, dan dia beri nama sendiri, seolah - olah itu karyanya.
Tolong jelaskan pada saya, kasus yang manakah yang plagiat? yang pertama, yang kedua, atau yang ketiga.
Atau semuanya?
Saya mah gak tau apa - apa. Gambar saya jelek, mana mungkin sih diplagiat?!
Atau misalnya.
Hari senin saya menggambar, sebutlah ikan. Dan ada seseorang yang menggambar ikan juga.
Hari selasa saya menggambar, sebutlah kucing. Dan ada seseorang yang menggambar kucing juga.
Hari rabu saya menggambar, sebutlah ikan dengan badan kucing. Dan ada seseorang yang menggambar ikan dengan badan kucing juga.
Hari kamis saya menggambar, sebutlah sepasang ikan dengan badan kucing. Dan ada seseorang yang menggambar sepasang ikan dengan badan kucing juga.
Hari Jumat saya menggambar, sebutlah sepasang ikan dengan badan kucing yang sedang kawin. Dan ada seseorang yang menggambar sepasang ikan dengan badan kucing yang sedang kawin juga.
Ah, itu mah bukan plagiat kan?!
Pasti bukan plagiatlah, mungkin cuma terinspirasi. Karena ada masa dimana dia suka menjelek - jelekan gambar saya.
Masa sih ada orang setolol itu yang mau plagiat gambar jelek.
Terus, saya mau tanya deh, apa kalau saya berniat membuat video stunts maka saya memplagiasi Jackass?
Pertanyaan yang akan saya jawab dengan pernyataan berujung pertanyaan.
Bob Marley adalah raja dari musik Reggae, kita semua juga tahu.
Lantas apakah orang - orang yang memainkan musik reggae setelah Bob Marley merupakan plagiator dari Bob Marley itu sendiri?
Atau mungkin ada kasus plagiator teriak plagiator? Hmm.. mungkin dia tidak pernah melihat karyanya sendiri.
Atau, kalau misalnya contoh kasus.
Saya membuat postingan yang menyinggung soal bomber - bomber.
Lalu ada, sebutlah satu dua orang yang hobinya bikin sebutlah itu graffiti, uang jajannya habis untuk sebutlah membeli kaleng - kaleng cat semprot. Dan gemar menuliskan namanya di setiap sudut jalan.
Tapi dia marah kalau dibilang bomber.
Dia mengaku kalau dirinya bukan bomber.
Dia malah bilang saya munafik.
Lah, memangnya saya bomber? kalaupun saya menggambar di jalan, saya menggambar, dengan menggunakan cat. Kalau begitu itu namanya mural. Itupun frekuensinya tidak sesering itu. Kalau ada yang ngajak gambar, baru deh saya gambar.
Kapan coba saya menulis Graffiti dengan pylox?
Pernah sih, tapi mungkin itu duluuuu banget deh 4-5 tahun kebelakang. Itu juga pengen nyoba media baru. Itu juga gak terlalu berminat.
Di kertas pun, kapan saya membuat graffiti? saya biasanya menggambar, kalaupun menulis, dengan huruf balok biasa. Atau kalau mau lebih rumit lagi, saya mebuat ambigram. Ambigram itu graffiti juga yah?
Saya mah gak tau apa - apa.
Kalau kalian bilang saya muralis, saya tidak akan menolaknya. Karena saya rasa itu adalah istilah yang tepat.
Lantas kenapa kalian yang semacam itu menolak dipanggil bomber? lantas apa yang kalian lakukan dengan kaleng - kaleng aerosol tersebut?
Dibikin sop?
Secara tidak sadar, mungkin ada masa di mana saya menjadi plagiat juga. Setidaknya saya sudah keluar dari masa tersebut.
Kalian mau terus berenang dan tenggelam dalam masa - masa tersebut?
Jih, saya mah ogah, udah tau saya gak bisa berenang.
nampol phil.
ReplyDeleteketika si plagiat ketahuan, terinspirasi adalah alasan yang paling luar biasa.
ReplyDelete