"Ada dresscode gak? apa aku pake baju biasa aja?"
"Kamu pake apa aja juga ganteng kok, hahahaha. Tapi aku pake dress."
"Yeee, kalo gitu aku pake blazer, daripada saltum!"
Oke, itu cuplikan SMS saya sama Alda yang akan menghadiri Kondangan Ulang Tahun temennya (jaelah bahasa lo liiiip)
Jadi berhubung tidak ada dokumentasi, saya deskripsikan saja yah. Waktu itu saya memakai Blazer peninggalan nyokep waktu beliau masih singset, berwarna coklat dengan lengan yang ketat merekat, dengan kerah tambahan berwarna hitam yang saya naikkan sehingga terlihat seolah jubah. Dengan dalaman kemeja hitam yang dikancing sampai paling atas, celana ketat membalut kaki dan ditutup dengan sepatu Converse hitam polos dengan tali sepatu dianyam. Tidak lupa Rosario di tangan kiri serta mawar hitam yang saya tempelkan di bagian dada sebelah kanan.
Saya menyebut style saya malam ini, "Uncolorful side of Joker".
Tapi yap yap seperti yang bisa ditebak, banyak orang yang memanggil, "JIMI!"
Berawal dari pegangan ciuman sampai pelukan...
op! op! freak deh, itukan lagu orang! ulang dari mula!
Tapi yap yap seperti yang bisa ditebak, banyak orang yang memanggil, "JIMI!"
Berawal dari orang - orang yang memperlambat langkahnya ketika melihat saya dan mulai berbisik ke teman disampingnya sambil menunjuk - nunjuk saya.
Berhubung saya ramah, saya dadahin saja orang semacam itu, dan nyatanya banyak sekali orang yang saya dadahin malam itu.
Sampai akhirnya saya bertemu beberapa teman lama saya, saya tos - tosan. Dan teman dari teman lama saya tersebut berkata,
"Gayanya upstairs banget!"
"Upstairs?", tanya saya keheranan.
Sampai saya melewati sekumpulan gadis yang bahkan saya tidak sempat lihat wajahnya.
Saya hanya mendengar mereka bernyanyi ketika saya lewat, "Aku di matramaaan..."
"Kau di kota kembang!", saya lanjutkan lirik tersebut, itung - itung latihan kali aja disuruh ikut Missing Lyric gitu. Saya bahkan tidak tahu mereka siapa, saya bahkan tidak sempat melihat kaki mereka menyentuh tanah atau tidak.
Saya hanya bisa tertawa deh menyikapi mereka.
Jimi yah? hhmmm..
Upstairs yah? hmmm..
Tau apa kalian tentang The Upstairs?
Kalau kalian mau komentar, atau setidaknya menghina gaya saya, saya rasa kalian lebih pantas memandang itu sebagai Emo, walau kenyataannya itu juga bukan Emo.
Abisan orang ke Pesta Ulang Tahun udah kaya mau ke Pemakaman sih lo, lip. Hahaha
Sekarang saya tanya ke kalian, kalau kalian bilang gaya saya ini adalah gaya Jimi.
Memangnya rambut Jimi pernah kribo kusut sampai nutupin seluruh telinga, atau dipotong kiri kanannya, dan disisakan bagian atas sehingga terlihat seperti "ayam"?
Memangnya Jimi memakai turtleneck?
Memangnya Jimi memakai semipressed jeans yang sudah mulai robek di beberapa bagian dan memakai sepatu boots tinggi yang juga sudah belel?
Memangnya Jimi memakai Rosario?
Ya kalau gak tau, gak usah sok tau!
Saya rasa dia lebih berminat memakai jaket jeans serta memotong cukup pendek rambutnya dan membiarkannya acak - acakan untuk kesehariannya.
Saya tau, seperti apapun gaya saya, kalian bakal tetap mengidentikan saya dengan Jimi.
Dan sayapun juga yakin, bila ada seorang Flower People, yang ingin mengikuti gaya artis idolanya, dan berdandan ala Karon 'n Roll, kalian pasti akan tetap bilang, "Ih gayanya Upstairs banget!"
Saya juga yakin, kalau ada seorang fans yang ingin mencoba gaya seperti yang Santa Monica terapkan di video clip mereka yang amatlah ciamik tersebut, kalian pasti akan tetap bilang, "Ih gayanya Upstairs banget!"
Dan semua orang dengan blazer akan kalian bilang, "uPsTaiRs bEuTh!"
Ya ya ya..
Kalian hanya akan bilang apa yang kalian tahu, dan apa yang kalian tahu hanya apa yang pasar mau.
Kalian hanya berkutat di Major Label, dengan segala kecengengan dan keklisean lirik dan musikalitasnya dan kalian tidak mau masuk untuk musik lain yang akan jauh lebih berkualitas daripada.. ya, apa yang kalian tahu.
Buat saya gaya saya bukan sekedar untuk style.
Musik saya, mencerminkan sebagian dari diri saya, dan gaya berpakaian saya, mencerminkan sebagian lagi.
Saya memiliki filosofi sendiri dalam pemilihan baju saya,
Sebagai contoh apabila saya memakai atasan Turtleneck polos, dibalut dengan Blazer Tartan, saya akan memakai celana semipress belel dan sepatu boots 8 lubang yang sudah butut sebagai bawahan.
Atasan saya, sebagai simbol kerapihan, serta bawahan saya sebagai simbol keberantakan, dan bahwa keduanya adalah simbol keselarasan, hitam dan putih selalu ada berdampingan, dan tidak ada yang jadi dominan.
Blazer Tartan dengan Turtleneck yang saya adopsi dari gaya berpakaian jaman dulu sebagai simbol kekonservatifan, serta Semipressed Jeans dengan Boots belel yang saya adopsi dari gaya skinhead dicampur punk sebagai simbol pemberontakan.
Yang berarti penolakan saya tentang apa yang sedang jaman.
Bukan, bukan cuma sekedar ikut - ikutan.
Karena saya tidak akan mau menjadi seperti kalian.
Kalian tahu kenapa saya freak?
Karena saya tidak mau disamakan dengan orang lain.
Saya tidak bermaksud apa - apa dengan Jimi, dia seorang frontman yang sangat front dan juga seorang art director yang sangat art.
Saya hanya mau, saya diketahui sebagai saya.
Bukan Jimi,
Bukan Giring,
Atau siapalah itu.
lo emg mirip sm jimmy muthahazam begok hahaha
ReplyDeletekaya udah pernah ketemu gue aja lo
ReplyDeletesuka sotoy dah
nulis namanya aja salah
hahah