28 November 2012

Have you seen this part of mine


Ketika Hujan Tiba


Seberapapun kita mencoba untuk tetap berbahagia dan positif dalam menjalani hidup, kita terkadang lupa bahwa manusia perlu berada di satu titik di mana kita bisa menikmati kesedihan. Seperti hujan yang sering kali kehadirannya justru dimaki dan dianggap menyusahkan. Dialah berkah yang paling sering terlupakan.

Bagaimana langit menjadi mendung, membendung semua panas dan menyeimbangkannya dengan lembab dan tetes air. Apa jadinya bumi bila selamanya dalam kondisi cerah dan dalam kehangatan yang menyenangkan ini.

Ketika hujan, aku ingin berhenti sejenak.

07 November 2012

jangan begitu

Saya senang terlihat bodoh, agar orang lain punya kesempatan untuk terlihat pintar.

Beberapa orang ingin menjadi tinggi dengan merendahkan orang lain, sebagian lagi ingin merendah dengan meninggi - ninggikan orang lain. Lantas kemanakah orang - orang yang menjadi dirinya masing - masing?

06 November 2012

_

Saya kangen Ogrey, Tuhan.

jangan disamakan

kecewa adalah kecewa
maaf adalah maaf
dan dendam adalah dendam

banyak orang yang ingin terlihat lebih dengan sombong, dan terlihat kurang dengan mengeluh. Lantas kemanakah perginya orang - orang yang apa adanya?

05 November 2012

So long, Ogrey



Ogrey hanyalah anjing nakal yang suka menggigit sekenanya, dan buang air seenaknya. Jarang datang ketika dipanggil, selalu lepas ketika diambil. Tapi bukan berarti dia tidak berarti. Dadah Ogrey, selamat berlari liar dengan Gogon disana. Semoga surga para anjing kerepotan mengurusmu dan mengirimmu kembali ke sini. Seperti ketika pertama kali kamu datang dan kami mengira kamu boneka binatang. Padahal memang.

09 October 2012

Tidak pernah ada kata terlambat


Oke, jadi kali itu saya mengucapkan selamat pagi kepada dunia dan bangun lebih awal (saya tidak bilang saya yang bangun lebih awal dari siapapun, saya hanya ingin menggunakan kata “lebih” tetapi tanpa perbandingan) agar bisa menikmati rutinitas saya seperti biasanya sebagaimana mestinya, melbie-an (baca : bersepeda). Lagipula si belalang tempur sedang berada di bengkel guna ganti rantai. Tentu saja dengan rantai motor karena tidak bisa diganti dengan rantai makanan.

Saya berangkat dan sempat berhenti di jalan karena Zilla pengen jajan. Setelah berhenti di Zalan karena Jilla pengen zazan kue jajanan pasar dan es teh kami terus melanjutkan perjalanan, walaupun sebenarnya kami naik sepeda. Sekalipun orang naik pesawat pasti bakal tetap dibilang perjalanan, padahal pesawatnya pesawat telepon. Oh iya, saya hanya ingin memberitahu kalau setelahnya saya total minum 5 es teh sehari, mungkin menurut kalian itu tidak penting, tapi bagi saya memang demikian.

Singkat cerita saya sampai di kampus, dan kalau kalian heran kenapa kami sudah sampai di kampus itu guna menyingkat saja, tidak ada hubungannya dengan jajanan pasar. Sebelumnya saya sudah sms ke beberapa teman saya menanyakan ruang kelas, tetapi tidak di balas. Kalau kalian heran kenapa tidak di balas, tetap tidak ada hubungannya dengan jajanan pasar. Tapi saya sudah tau kalau saya sudah telat 15 menit, dan kalau kalian tetap heran kenapa saya bisa telat 15 menit, oke saya menyerah. Kali ini memang ada hubungannya dengan jajanan pasar. Dan telat itu berarti dikunciin, tentu kalian tidak bisa menggeneralisasi telat berarti dikunciin tersebut, kata “telat” pada lebih baik telat daripada tidak sama sekali tetap berarti “telat”, tidak berarti dikunciin dan berganti makna jadi lebih baik dikunciin daripada tidak sama sekali.

Singkatnya ketika saya ingin naik, teman saya turun dan dia bilang kalau kelas Sosiologi Seni sudah dikunci, walhasil daripada bingung ga ngapa – ngapain di kampus saya memutuskan ke warnet untuk gak ngapa – ngapain di warnet, Saya sms teman saya yang lain untuk bercerita tentang pengalaman pagi saya yang dikunciin dengan pamrih titip absen, Tapi katanya ternyata gak dikunciin, dan masih bisa masuk. Kepalang basah, daripada saya gak ngapa – ngapain di kelas mending saya ga ngapa – ngapain di warnet. Dan saya adalah jawaban dari bobroknya generasi muda. Tetapi saya tetap ada niatan memperbaiki diri dan minta dikabarkan untuk ke-sudah masuk atau belum-an kuliah selanjutnya nanti.

Selang beberapa lama, teman saya sms kalau kuliah Estetika sudah masuk. Dengan niatan untuk memperbaiki diri saya berangkat di kampus dan berputar – putar ternyata semua ruangan sepi. Akhirnya saya menemui teman saya yang lain yang sedang mengumpat tentang koneksi internet gratisan namun tidak bisa diandalkan tapi kita tidak punya alas an untuk marah dan bertanya di manakah kelas Estetika. Dia bilang lantai 3 tapi dia juga bilang belum masuk, anak – anak juga masih pada nongkrong di plasa. Bagi kalian yang bingung “anak – anak” di sini maksudnya bukan anak – anak si teman saya tersebut tetapi teman – teman saya juga , nongkrong juga bukan dalam arti sebenarnya karena mereka duduk sambil minum kopi dan plasa juga bukan pertokoan dengan tempat parkir, hanya sekedar tempat yang menunjukkan kalau di kampus itu ada kehidupan.

Saya sempat berbincang panjang dan akhirnya memutuskan untuk kembali mengecek kelas Estetika di mana si rajin bilang sudah masuk dan si woles bilang belum. Ngomong – ngomong kalian tau kalau baju dengan tulisan “woles” sekarang lagi ngetrend? Kalian jangan ikut – ikutan yah, buatlah trend sendiri. Ketika ingin mengecek saya bertemu teman saya yang lain yang mana dari tadi tidak ada yang pernah saya sebutkan namanya satupun dan bisa saja kalian berpikir kalau saya mengarang semuanya karena penokohan yang terjadi sungguh samar – samar, kalau memang begitu yang kalian pikirkan, taruh saja nama kalian masing – masing di setiap peran yang kalian suka agar pergulatan emosionalnya lebih terasa dan mengesankan seolah – olah kalian di sini dan bersama saya melewati hari yang panjang ini. Dan teman saya yang baru dari kelas Estetika itu bilang kalau kelasnya di kunci. Akhirnya saya kembali bersama teman – teman woles membawa berita bahwa kelas sudah masuk, dan kalian semua di kunci. Tapi woles tetaplah woles, selama masih ada si rajin kalian tidak akan heran bila ada satu orang yang dititipi absen satu angkatan. Bayangkanlah, dan kamilah jawaban bobroknya pendidikan.

Moral dari cerita ini :

Tidak perduli seberapa pagi saya bangun, seberapa lama usaha atau seberapa kerasnya saya mencari ruangan. Itu tidaklah penting. Harusnya saya sadar bahwa ruang yang seolah – olah sepi itu ternyata tidak benar – benar sepi, sudah terlalu banyak orang di sana, dan sayapun terkadang bisa masuk kapan saja kalau saya mau, kalaupun tidak semuanya akan tetap sama meskipun tanpa saya. Dan saya tidak seharusnya langsung percaya dengan kata – kata dari siapapun yang ingin saya masuk atau tidak, yang terpenting adalah saya harus memilih, dan setiap pilihan mengandung konsekwensinya masing – masing.

Sebenernya sih gak gitu, Cuma biar kesannya ceritanya heboh dan inspiratif aja gitu. Padahal sih kadit. Hahahaha.

Intinya sih santai hahahah

Blessed love everyone!

24 September 2012

bergerak

Kita pasti akan menjadi orang yang sangat berbahagia nantinya,
tapi hari ini adalah soal membuat langkah.

09 September 2012

Berkembang

Satu hal yang saya tau, bila di perjalanan sepanjang ini kita masih di tempat yang sama, itu tidak ada bedanya dengan melangkah mundur. Semua memang tidak akan pernah sama lagi, aku, kamu, kita, kalian, mereka. Semua maju, berubah, dan berkembang. Kalau di sebuah kesempatan kita berpikiran sama, itu hanya karena kita memutuskan untuk bergandengan dan melangkah di jalan yang sama demi berpisah di sebuah persimpangan nantinya. Kalau memang kita memutuskan demikian. Kita juga bisa memutuskan terus kalau kita mau, dengan saling memahami bahwa (jalan) hidup itu pilihan, dan tidak ada yang perlu diperdebatkan mengenai pilihan itu. Pelangi juga tidak akan indah kalau ketujuhnya merupakan satu warna yang sama.
Dan bila tidak ada yang perlu diperdebatkan tentu tidak ada yang perlu dipaksakan. Itulah yang saya tau, dan yang saya tau, saya tidak tau apa - apa.

Di sini saya sekarang, mengenang saya di sana sebagaimana saya yang di sana memimpikan saya yang sekarang. Sebuah paralel semesta, terima kasih Tuhan.Semua pemain lama tentu tau jelas bahwa saya sudah bukan saya yang dulu sebagaimana saya mengetahui mereka juga bukan mereka yang dulu dan kalian tidak akan pernah sama dengan kalian yang dulu. Bila kalian membantah ini, sungguh itu suatu kerugian. Tidak ada bedanya dengan melangkah mundur. "Less freak", seperti kata Bina, salah seorang pemain lama yang masih tetap meluangkan waktu bermain di panggung saya hingga kini bila itu memang kami yang memutuskan demikian.

Saya ingat hari - hari di mana saya akan melakukan apapun untuk sekedar mendapat cap "gila" sebagaimana kalian bisa meluangkan waktu untuk melihat postingan terdahulu. Tapi di sini saya sekarang, dengan rambut gimbal dan baju warna - warni menaiki sepeda yang sama untuk melewati sebuah sawah yang sama setiap harinya di mana ada anak kecil yang tersenyum polos. Saya hanya bisa membalas. Dia tertawa dan menunjuk saya seraya berkata " orang gila".

Lucu, saya yang akan melakukan apapun demi sebuah cap, dan sekarang saya tidak melakukan apapun justru malah merasa jengkel ketika mendapatkannya. Apa yang kita cari? masihkah sama? berkembangkah? itulah yang terus membuat dunia berputar. Apakah dunia harus diam atau justru berputar mundur melawan porosnya?, jangan salahkan dunia jika memang itu yang kita pilih. Siapapun memilih siapapun untuk tetap berada di panggungnya, sadar atau tidak sadar. Dan sekarang, saya hanya memutuskan untuk menyadari kesadaran. Jangan salahkan saya, karena saya tidak peduli. Jangan salahkan saya, karena saya akan tidak peduli. Jangan salahkan saya, karena saya tidak akan peduli. Jangan salahkan saya, karena saya tidak akan.

♥卐,
Olip.




Stay blessed everyone!

28 May 2012

entah ini tentang sepeda atau sego macan atau plasa

Jadi semua ini bermula dari Ijong, salah seorang teman SMA saya yang mengsms saya.

Bila saya bilang "semua ini bermula dari Ijong" bukan berarti Ijong itu Adam, dan semua bermula dari Ijong. Tapi kalau kalian percaya teori darwin bahwa manusia bermula dari monyet terserah kalian ingin mengartikan "semua ini bermula dari Ijong" sesuai penafsiran kalian.

Gua di Jogja nih, kapan ketemuan?


Wah kebetulan banget, gua juga lagi di Jogja nih


Lah elu bukannya emang kuliah di Jogja?


Oh iya, sori gua lupa, besok ke Sego Macan lagi apa?


Sip, kabar - kabarin aja.


Singkat cerita hari sudah menjelma menjadi esok, andaikan hari berlalu secepat itu, sungguhlah kita semua akan menjadi orang orang yang bingung. Saya berangkat kesana bersama Zilla, naik sepeda. Zilla memakai baju kodok. Andaikata Zilla menaiki mobil kodok pasti sangatlah lucu, ada kodok pakai baju kodok naik mobil kodok, dan kami makan di sego macan, bukan sego kodok. Walaupun sego macan bukan berarti daging macan, tapi ya sudahlah lupakan saja.

Singkat kata kami sampai dan ngobrol - ngobrol sebagaimana teman mengobrol. Di sana sudah juga ada Ical dan Almas. Ternyata si Ijong sudah kuliah 2 semester di Jogja dan dia baru inget punya nomer saya, dan baru sekarang ini ngabarin, apapun yang dia lakukan, terserah saja.

Setelah dari sana saya dan Zilla memutuskan untuk ke Plasa.net. Itu bukan nama situs, itu nama warnet, walaupun kami mungkin saja ke warnet untuk membuka situs, tapi bukan itu maksud kami. Kami naik sepeda di tengah malam dan di jalan menuju plasa, kami menemukan dua orang pasangan. Tentu saja menemukan pasangan di jalan situasinya tidak sama dengan menemukan uang di jalan, yang mana bisa kita ambil atau kita kembalikan ke entah siapa. Tapi yang saya tau uang tidak mungkin berantem,tidak seperti pasangan yang kita temui itu.Walaupun uang bisa membuat pasangan berantem,tapi belum tentu itu sebabnya. Kita tidak boleh main tuduh, karena tuduh bukanlah main - mainan.

Pasangan itu naik motor, dan jelas pasangan itu naik pitam. Karena mereka sedang bertengkar hebat, walaupun bertengkar itu bukanlah sesuatu yang hebat dan bisa dibanggakan, tapi sungguh bukan itu maksud saya. Saya tidak tau sebabnya yang jelas itu mengakibatkan si cowok langsung turun dari motor. Sepintas terlihat mereka baik - baik saja, seperti orang yang sedang jogging sambil mengejar motor. Hanya saja itu malam hari dan mereka saling mengumpat, walaupun tidak boleh mengumpet malam - malam, tapi sungguh itu adalah dua kata yang berbeda.

Saya dan Zilla meninggalkan pasangan itu dengan amarahnya masing - masing, namun ketika si cewek membanting motornya di tengah jalan, kami mendadak berhenti sejenak. Karena masalah dua orang itu telah menjadi masalah pengguna jalan yang lain. Saya pun berpikir, untung mereka naik motor, saya tidak kebayang kalau mereka naik mobil, mereka berantem dan mobilnya dibanting. Sungguh itu bukanlah hal yang bijaksana dan masuk akal.

Kami pun terus melaju, sampai ke flyover lempuyangan dan kami lewat atas, menggenjot sepenuh hati dan turun dengan suka hati, sungguh menyenangkan hingga tak terasa kami sudah sampai plasa. Sungguh, sebenarnya perjalanannya berasa banget, saya hanya ingin mempersingkat saja.

Plasa ada sebuah warnet dengan fasilitas Free wi-fi. Bila kalian pikirkan itu adalah hal yang lucu, tapi begitulah keadaannya, dan orang yang datang kesana biasanya memang bukan untuk online semata, karena biasanya mereka membawa harddisk. Walaupun kalau membawa harddisk bukan berarti gak boleh online. Yang jelas kami disana untuk memenuhi Nesta -nama harddisk saya, sampai pagi. Tidak sampai penuh, tapi sampai pagi. Sampai kami pulang dengan adzan subuh dan cicit burung.

Saya sedang bersepeda di jalan bersama Zilla sampai ada yang berdehem di belakang saya, seorang anak kecil. Entah dia berdehem karena tenggorokannya tidak enak, atau karena dia tidak punya bel. Yang jelas akhirnya dia maju dan saya kejar dia, tadinya mau saya kepung sama Zilla, tapi dia keburu menyeberang karena dia keburu - buru. Bla bla bla dan akhirnya saya sampai di rumah, dan kamu sampai di akhir cerita. Selamat!

25 May 2012

gombal gimbal gembel

As Salam, perkenalkan nama saya Philosophia.

Hanya karena ada Sophia dibelakang kata Philo, bukan berarti saya harus dipanggil mbak kan.
Tapi saya bersyukur diberi nama yang agak cukup entahlah bagaimanapun itu. Saya jadi bisa melihat sedekat mana hati seseorang dan sejauh mana pemikirannya hanya dengan cara dia menanggapi nama saya.

Dan saya gimbal.

Hanya karena saya gimbal, bukan berarti saya seperti apapun yang kalian semua pikirkan tentang semua pikiran kalian apapun itu. Tapi saya tau apa yang kalian pikirkan jika kalian termasuk ke dalam golongan orang - orang yang awam dan beruntung. Yang mana gemar mempertanyakan pertanyaan yang sama.

Saya akan coba urutkan pertanyaan, dari yang paling sering muncul.

1. Gimana keramasnya?

Saya gak pernah keramas mas/mbak. Biasanya kalo udah gatel saya tumpuk di cucian kotor, terus besok paginya saya laundry.

Ya keramas mah dikucek - kucek pake sampo. Kalo saya lagi mood keramas pake sampo, kaya kalian - kalian semua yang rambutnya sehalus jalur sutera. Tapi saya lebih suka keramas dengan cuka apel atau madu atau santan atau garam atau teh atau apapun itu yang biasa kalian temukan di dapur tanpa kalian sadari kegunaannya lebih dari yang kalian sadari. 

saya heran dari sekian banyak orang yang menanyakan ini, tidak pernah ada satupun yang nanya
"itu ngeringinnya gimana mas?"

Padahal itu jauh lebih masuk akal untuk ditanyakan karena memang lebih susah hahaha.

 
2. Gak pernah keramas ya?

Pernah. Tapi semenjak ada UFO yang mendarat di belakang rumah saya, dan menghapus semua memori saya termasuk tentang UFO tersebut sehingga saya tidak ingat kalau pernah ada UFO yang mendarat di belakang rumah saya,  saya tidak ingat apa - apa lagi tentang esensi kehidupan ini.

Kalau orang yang nanya sendirian, pasti dia bakalan anteng dengerin. (kalau saya sendiri yang nanya ke saya sendiri, pasti saya bakalan ganteng dengerin). Tapi kalau dia berdua, pasti yang satu lagi yang gak bertanya akan menjawab pertanyaan temannya. "Engga lah pasti gak pernah". Dan mereka akan berdebat sendiri, dan dengan sendirinya lupa dengan saya, sehingga saya tidak perlu menjawab apa - apa lagi. Tapi kalau dia bertiga dia pasti bikin trio dan kalau lebih dari 4 dan lima diapasti bikin boyband.


3. Itu asli mas?

Semenjak saya kuliah seni saya menyadari kalau tidak ada lagi yang orisinal, semua hanyalah pengulangan dan pengulangan, walaupun selama saya kuliah seni tidak pernah ada ulangan, yang ada hanyalah ujian. Dan itu adalah demi kita mencoba agar kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur.

Tergantung "asli" yang dimaksud itu apa. Kalau asli rambut saya, iya. Kalau asli dari lahir, nggak. Kalau asli menjadi gimbal dengan sendirinya dan bukan buatan, iya dan nggak. Apakah itu asli rambut? bukan, ini pel - pelan yang udah kebangetan butek.



Hahah udah ah entar saya lanjut lagi, saya lagi diajak ketemuan sama temen lama saya.
Semoga aja bukan MLM gaya baru.
Gaya Baru Malam.
Surabaya Gubeng - Jakarta Kota.


18 May 2012

yang alami alami

Jadi gini, waktu itu saya lagi bobo - bobo ganteng di rumah. Rumah siapa? rumahnya Pak Eko yang saya bayar setahun untuk jadi rumah saya bagaimanapun kondisinya. Tiba - tiba ada yang memanggil saya, dari luar dia bilang "permisi!". Sebenarnya sudah jelas dia bukan memanggil saya, tapi itu bahasa yang sopan untuk mengusir pemilik rumah keluar, semakin kencang memanggil, semakin kencang pula langkah penghuni rumah keluar.

Tiba - tiba saya melihat mbak - mbak membawa shampo. Sebenarnya yang pertama saya lihat adalah wajah si mbak terkejut, dan dia pun bertanya.

"Misi mas mau nanya disini make samponya apa yah?"

Saya tau mbak ini sales, walaupun tidak tertulis jelas di jidatnya, tapi percayalah saya ahli psikologi bisa membaca pekerjaan orang hanya dengan sekali lihat (jikalau dia memakai nametag). Tadinya ingin saya jawab

"emang mau tau banget yah? saya pakai yang alami - alami" sambil mijit mijit rambut, tapi sumpah apa banget hahah. Sebenarnya saya mau jelaskan kalau saya bukan tipikal orang yang suka pakai sampo, tapi kalau saya jelaskan saya bisa gantian balik bikin tutorial ngeracik sampo sendiri dari cuka apel buat si mbaknya.

"Nggak make sampo mbak."

Kalau kamu kamu yang rambutnya kaya kama sutera bilang demikian pasti si mbaknya bakal bilang "masa sih? ah sumpe lo? sumpamipa?" dengan nada genit nempel - nempel mata ngedip - ngedip naekin alis yang sebelah kanan doang gitu sambil senyum senyum funky.

"Jadi saya mau nawarin pantene, mungkin mas mau nyoba pantene."

Ini bisa berarti si mbaknya itu perhatian dan seakan berteriak "sadarlah nak, hari yang dijanjikan akan segera tiba, keramas lah kamu dan berbuat baik pada sesama" atau dia sekedar ingin menekankan pada berbuat baik pada sesama (dan belilah produk saya ini)

"Nggak mbak, saya gak make sampo."

Si mbak dalam posisi terpojok dan ingin berteriak "iya gue tau, tapi bos gue gak mau tau"

"Mau dicoba dulu mas?"

Menurut lo gimana? gue coba dulu, pas abis keramas, botolnya tinggal setengah dan bilang, "kayaknya engga deh mbak."

"Nggak mbak, makasih."
"Yaudah, makasih mas."

~tamat~


Saya tau yang ada di pikiran kalian pasti bilang, "apaan sih, gak penting."
Kalian juga pasti tau yang ada di pikiran saya pasti bilang, "bodo amat."

Reincarnation


Silkscreen on paper juga

Deep



Silkscreen on paper

03 February 2012

dan demikian, begitu pula

Tersebutlah cinta mati. Dan begitulah adanya. mematikan.
Berseberangan cinta hidup,
yang menghidupi, mencintai kehidupan.

29 January 2012

Ayah

Asap yang dulu mengepul kini mengepal, meninju gaung nada picisan yang menemani kaki - kaki renta yang menjembatani meja kursi. Mengalunkan pemikiran yang entah apa, untuk sekedar beristirahat dari pikulan yang kini kian berdebu oleh makhluk berjaring yang anti sosial.

19 January 2012

dreadlove

Thank God i'm blessed,

and thank You for giving her to me as my blessing.

elegi seleksi

Kokoh pun kikis, terurai dan larut. Pasang pun surut. Kembali bersama ombak yang membelai mesra mengenang derai tawa yang kian sendu. Sedu sedan. Membelai tiap helai ganggang - ganggang mimpi yang kini sudah terlanjut berarak dalam jingga. Dan pecah, menuju ke tempat yang akan membuat anjing - anjing yang membaca koran dengan pipanya kembali menyalak riang.

14 January 2012

lebih baik dibiar mengalir

diawali dengan berapi - api 
lalu menggebu - gebu menjadi abu

semangat membara menjadi bara
sekarang menjadi arang

kelak tetap menjadi abu

mengelabui

menyisakan kelabu

02 January 2012

Saya putus di hari pertama di awal tahun ini

Hari pertama di tahun 2012, hujan tidak kunjung berhenti. Mengisolir saya di dalam kamar 3x4 yang harus saya bayar perbulan itu. Tapi itu tidaklah penting, karena yang penting adalah hp saya digetar oleh nomor tidak terkenal. Beginilah isinya,

yank. beliin dulu pulsa simPATI di nomor baruku ini. sekarang penting, nanti aku tlpn trmis.

Sumpah demi apapun itu apa banget, apa coba trmis itu? terima kaish? Eh, seharusnya bukan hal itu yang saya permasalahkan ya. Sumpah demi apapun itu apa banget, saya tidak pernah memanggil Zilla "yang", apalagi dengan "nk", begitu juga sebaliknya. Tapi smsnya tetap saya bales. Beginilah isinya,

s@#$%^ dulu. kamu katanya janji mau ny@#$%^ aku.

Tapi tidak dibalas, lalu saya sms lagi.

yank. nomor lamanya dihapus apa gimana nih

Masih belum dibalas, teruslah berusaha wahai Olip!

yank. coba kau jujur padaku. sayank, masih pantaskah kau kupanggil sayank.

Masih belum dibalas, kali ini saya mulai serius.

yank. kamu jangan mulai lagi deh. kalo dalam 5 menit kamu blm bales kita putus

17,43 detik kemudian saya sms lagi.

KITA PUTUS! gue capek sama lo! dasar binatang jalang! aku ingin hidup seribu tahun lagi!



tragis!