25 January 2011

Sekaten gone wild

Damar, yang kali itu datang dengan memakai kacamata bulat (dan sebenarnya saya harapkan membawa spanduk bertuliskan “imagine peace”) memang datang untuk memfoto saya kali itu. Dia lantas memberikan saya make up kit dan menyuruh saya untuk lekas merombak wajah saya sembari dia mengatur kameranya sendiri. Baik saya, maupun dia tidak ada yang bisa mempergunakan ini sebelumnya, jadi hasilnya gagal seperti ini.


Hahaha, sebenarnya bukan gagal, tapi memang dimaksudkan jadi seperti itu. Sebenarnya bermaksud lebih, tapi ya kembali ke kalimat awal, baik saya, maupun dia tidak ada yang bisa mempergunakan ini sebelumnya. Tujuan selanjutnya adalah kilometer 0. Dan sebelum berangkat saya sempat usul ke Damar untuk tidak usah memakai helm. Damar bertanya kenapa, dan saya pun langsung mengilustrasikan begini.
Kami naik motor, tidak pakai helm. Pak polisi lihat dan kami diberhentikan, pak polisi bertanya:

Kenapa yang belakang gak pake helm?
Hah?
Itu kenapa yang di belakang gak pake helm?
Apaan sih pak? Yg di belakang siapa? Saya sendirian gitu.
. . . . .
Pak, saya buru – buru nih
. . . . .
Pak!
. . . . .

Untuk mempercepat waktu, akhirnya rencana tidak berhelmnya dibatalkan. Kami keluar komplek dengan suasana ba’da maghrib yang selalu gelap di jalan keluar komplek saya. Dari arah berlawanan, ada seorang gadis yang sedang santai bersepeda dan wajahnya langsung shocking pink melihat wajah saya. Saya hanya diam, diam dalam arti sesungguhnya, menahan kedip, menahan gerak, serta menahan napas. Entahlah apa yang dipikirkan gadis itu, semoga kamu baca blog ini ya, dik.

Kami sampai, dan ternyata tidak seramai yang diharapkan. Tapi kami tetap mengambil beberapa gambar dan beberapa orang yang lewat beristighfar. Akhirnya kami melanjutkan ke sekaten. Kata si Damar masuk sekaten bayar. Saya tidak yakin, soalnya kemarin saya datang dan tidak bayar. Tapi kemarin Damar datang dan bayar. Yasudahlah kami jalan saja dan kata mas – mas yang jaga “yasudahlah, masuk masuk.”

Entahlah, saya merasa lucu di sekaten seperti ini dengan reaksi orang yang berbeda – beda. Ada yang mungkin menganggap saya sebagai personel band metal hidrolik, ada yang mungkin menganggap saya sebagai ikon makanan cepat saji cepat mati, ada yang lari ketakutan melihat saya, ada yang tersenyum kecil, banyak anak kecil yang tertawa dan saya ajak salim, ada juga penjaga yang bertanya, “kui lanang po wedho?”.

Begitulah dan kami foto lagi. Saat pengambilan gambar disini ada yang histeris liat saya, akhirnya saya ikutin saja, di ngumpet di balik temannya, dan temannya tertawa dengan puasnya. Akhirnya saya dan Damar pindah tempat, tapi ternyata ketemu mereka lagi. Tapi dia tidak sadar kalau kami sedang berfoto di belakang dia, di posisi di mana dia sedang memfoto teman – temannya. Akhirnya saya menghampiri dan benar – benar dalam posisi di belakang dia. Dia menoleh histeris dan teman – temannya tertawa lebih puas dari sebelumnya.
Kami jalan lagi dan ada ibu – ibu yang bilang “temboke mlaku”, dan banyak anak kecil yang dadah – dadah. Sebenarnya saya bingung, kenapa malah anak kecil excited, dan remaja yang histeris melihat saya. Dari situ kami lanjut ke awul – awul.

Dimulai dengan mbak -mbak stand motor yang semuanya ketakutan melihat saya, saya datang semua berhamburan. Seolah - olah galasin, seolah - olah bukan. Akhirnya saya duduk sementara dia promosi sesuatu yang tidak saya simak dengan baik. Dia bahkan tidak tau saya menyimak atau tidak karena dia tidak berani menatap saya, mungkin karena dia tau cinta itu dari mata turun ke hati.



Kemudian dilanjutkan ke tempat baju, di mana malah banyak yang ingin berfoto dengan saya. Semisal mas - mas angkringan.


Ada juga yang minta di foto, tapi pas saya samperin mukanya panik. Dia bertanya,

Ngapain nih?! Ngapain nih?!
Lah katanya mau foto?
Bayar gak nih?
Nggak lah..

Setelah saya bilang gratis, yang di mana tadinya yang ingin difoto hanya satu orang akhirnya membelah diri jadi sekian.



Kemudian saya lanjutkan lagi difoto di beberapa tempat, lalu akhirnya bergegas kembali pulang.
Di jalan ada anak kecil melihat saya dan dengan polosnya berkata, "ih putih banget!" Dan selanjutnya ada yang bertanya kepada saya, "Mas itu asli, mas?" dan saya jawab, "asli kok!"

Soalnya dia nanyanya gak spesifik, dia gak jelas nanya yang asli itu gimbalnya apa warna kulit putihnya. Kalau gimbalnya ya jelas asli, tapi kalau dia lebih spesifik nanya, "Mas itu warna kulitnya asli mas?" Pasti saya jawab, "HELLOOOOOOOOOOOOOO?! GILE AJE LOOOOO", sambil menjentiknyamukan tangan ke udara.

Akhirnya dilanjutkan untuk singgah makan ke tempat saya biasa makan. Saya datang dan ibu - ibu penjualnya sempat shock namun akhirnya tertawa melihat saya senyum. Si bapak yang jual tadinya juga sepertinya ingin menjitak saya tapi lupa kalau saya tidak bisa dijitak.




Kami mengobrol banyak, dengan seorang balita yang riangnya tertawa melihat saya. Dan semua berakhir dengan bapak penjual yang menyuruh saya ikut acara lawak. Terimakasih ya pak atas sarannya, nanti akan saya pertimbangkan dengan wakil sekertaris saya demi kemaslahatan umat bersama. Wassalam


ANW, fotonya nyusul.

17 January 2011

Lembur Sak Modare

Pekan yang panjang, dan akhirnya saya terbebas dari sebuah sistem bernama Ujian Agak Serius atau yang biasa disingkat sebagai UAS. UAS itu sendiri merupakan kelanjutan dari sistem bernama Ujian Tidak Serius atau yang biasa disingkat sebagai UTS. Dinamakan begitu karena kenyataannya demikian. Dan itu tidaklah penting. Yang penting saya sudah terbebas dari jam malam yang memaksa insomnia.

Kali itu adalah katanya hari terakhir UAS, dan kali itu adalah ujian sketsa. Kalian tau syarat agar bisa ikut ujian sketsa itu adalah menyerahkan sketsa minimal 400 lembar, dan kalian tidak perlu tau kalau saya membuat 300 sketsa dalam semalam. Yang perlu kalian tau adalah saya ngantuk, dan saya tidak tau berapa total sketsa yang saya buat, yang penting saya tulis 402. Dan saya kumpulkan itu tumpukan kertas dan saya berikan kepada dosen saya yang seniman itu. Dan Dosen saya yang seniman itu kasih saya 4 lembar kertas agar bisa saya gambar. Itu namanya ujian sketsa.

Oh iya, sebelumnya saya beritahukan kalau katanya ujian sketsa diadakan jam 8 dan pada kali itu sudah setengah sembilan baru ada sekitar 5 orang. Saya yang berbaik hati sudah sms teman – teman saya untuk segera masuk, dan saya segera pergi duluan bersama 2 orang teman saya yang lain untuk menggambar kertas yang diberikan oleh dosen saya yang seniman itu. Menggambar kampus di atas kertas, dan pada akhirnya kertasnya kembali diserahkan ke kampus.

Sepertinya teman – teman saya sudah pada berdatangan karena satu persatu mereka mulai sms saya, begini,

Lu dimana?

Mas Pur
(atau yang lebih akrab saya sebut sebagai Warung Makan Freddy Mercury, dikarenakan kumis yang jual familiar dengan kumis si freddy)

Emang belum masuk?

Udah

Lah lu ngapain di Mas Pur?
 
Namanya laper

Iya, itu sudah jam sepuluh dan saya masih santai – santai saja padahal katanya ujian berlangsung sampai jam dua belas. Dan dari situ berangkatlah saya duduk – duduk ke sebuah bangunan belum jadi yang saya sebut gedung hamil. Saya namakan begitu karena gedungnya belendung di atas. Dan karena gedungnya belum jadi, saya gambar gedung sebelahnya yang sudah jadi sejak bertahun – tahun yang lalu, UPT galeri dan perpustakaan namanya. Dan ketika sedang menggambar, mas – mas kuli bangunan di dekat situ menyuruh kami untuk pindah, katanya mau tes hydrant.

Dan boom.. kalian pernah liat tes hydrant? Belum? At least kalian sudah pernah nonton sinetron kan, yang setiap scence hujan bisa dipastikan bersumber dari air pemadam kebakaran, begitulah kurang lebih. Lucu, sejenak saya berlari – lari sambil teriak “mandi ujan mandi ujan” sambil melihat motor yang melewati proses panas – basah – dan panas lagi. Dan setelah itu kembali melanjutkan gambar dan pindah lokasi. Dan ternyata teman – teman saya sudah hampir semuanya menyelesaikan ujiannya. Dan pada akhirnya saya ikut menyelesaikan juga dan akhirnya saya kumpulkan dan akhirnya membantu teman – teman saya yang belum selesai mengerjakan tugas 400 sketsanya. Itulah gunanya teman, walau saya tidak yakin punya saya sendiri lulus -_-.

Dan kemudian saya pulang dan menikmati tidak melakukan apa – apa. Dan kemudian Desta beserta Kintari datang dan selanjutnya kami berangkat menuju Sekaten. Sekaten itu sendiri adalah acara menyambut Maulid Nabi di Jogja, jadi jangan pernah berpikir sekaten itu adalah verb ketiga dari skate, karena sungguh itu tidak ada hubungannya. Dan disana saya senang, karena saya mendapat jaket yang membuat saya tampak seperti atlit salah negara.







Dan dari sekaten kami berangkat lagi dengan sepeda untuk rapat. Rapat apa? Rahasia! Yang bukan rahasia adalah kami berkeliling malam di Jogja dengan sepeda. Maaf yah karena saya hippie bukan hipster, jadi harap maklum jika sepeda kami non-fixie semua.
















Dan kemudian kami pulang ke kosannya Ical untuk hibernasi.
Keesokan harinya itu sudah sore, dan saya pulang dan kembali lagi ke kampus untuk membantu Ical menyelesaikan tugasnya. Dan karena tugasnya Ical kali itu mempergunakan airbrush, agar terjadi simbiosis mutualfriends, saya bawa saja sepeda saya turut serta naik lantai 3. Saya hanya ingin memberitahu, naik sepeda keliling lorong kampus di tengah malam itu rasanya sangat menyenangkan. Ya, begitulah. Dan keesokan harinya kami hibernasi lebih panjang dari sebelumnya.

11 January 2011

S*WON

Saya baru denger SM*SH

dan gak ada hal lain yang bisa saya bilang, selain

You know me so well (dibawakan dengan sengau charly st12)

08 January 2011

Cinta Fitri season 27

Sebenarnya dialog ini sudah sangat lama. Dialog yang terjadi oleh dua orang muda mudi yang sedang dimabuk cinta fitri. Sebenarnya si Chibi yang dimabuk cinta fitri, saya mah cuma ngimbangin aja. Sms pertama diawali dari saya.


Kamu lagi apa?

Lagi di hatimu

Oh, aku pikir kamu lagi di otakku 
Soalnya dari tadi aku mikirin kamu

Masa hati kamu gak deg - degan sih?
Dari tadi aku di dalem hatimu kan nendang - nendang

Nggak, aku malah ngerasa tenang banget
Soalnya kamu lagi berlari - lari kecil di kalbu aku
Dan memekarkan bunga cinta yang sebelumnya kuncup
Makasih ya Mis
Ah Farrel, kamu seperti musim semi yang menyirami hatiku

Tapi akankah cintaku layu di musim gugur
Dan mati di musim dingin
Aku takut Mis
Kamu itu matahari musim panas terindah
Yang teriknya tetap menerangi
Di musim dingin terbeku sekalipun

Tenang aja, aku bakal terus menemani langkah 
dan menemani jalanmu
That's what i made for

Jangan pernah sekalipun berhenti bersinar
Sehingga aku tersesat dalam gelap
Dan membuatku memberanikan diri untuk meninggalkanmu

Don't worry, i'll always be by yoyr side
Be your guiding line and be yours
Ketika kamu sadar betapa ku mencintaimu sepenuh hati
Tak kan ada sisi gelap di hatimu

Dan setelah itu kami smsan seperti orang layaknya bersmsan. Sebuah batas yang sangat tipis apakah anda akan berkata "so sweet" atau "so shit!", bukan?


Sunbow

Lucid dream

Loving Him

Meditate