Kali itu adalah katanya hari terakhir UAS, dan kali itu adalah ujian sketsa. Kalian tau syarat agar bisa ikut ujian sketsa itu adalah menyerahkan sketsa minimal 400 lembar, dan kalian tidak perlu tau kalau saya membuat 300 sketsa dalam semalam. Yang perlu kalian tau adalah saya ngantuk, dan saya tidak tau berapa total sketsa yang saya buat, yang penting saya tulis 402. Dan saya kumpulkan itu tumpukan kertas dan saya berikan kepada dosen saya yang seniman itu. Dan Dosen saya yang seniman itu kasih saya 4 lembar kertas agar bisa saya gambar. Itu namanya ujian sketsa.
Oh iya, sebelumnya saya beritahukan kalau katanya ujian sketsa diadakan jam 8 dan pada kali itu sudah setengah sembilan baru ada sekitar 5 orang. Saya yang berbaik hati sudah sms teman – teman saya untuk segera masuk, dan saya segera pergi duluan bersama 2 orang teman saya yang lain untuk menggambar kertas yang diberikan oleh dosen saya yang seniman itu. Menggambar kampus di atas kertas, dan pada akhirnya kertasnya kembali diserahkan ke kampus.
Sepertinya teman – teman saya sudah pada berdatangan karena satu persatu mereka mulai sms saya, begini,
Lu dimana?
Mas Pur
(atau yang lebih akrab saya sebut sebagai Warung Makan Freddy Mercury, dikarenakan kumis yang jual familiar dengan kumis si freddy)
Emang belum masuk?
Udah
Lah lu ngapain di Mas Pur?
Namanya laper
Iya, itu sudah jam sepuluh dan saya masih santai – santai saja padahal katanya ujian berlangsung sampai jam dua belas. Dan dari situ berangkatlah saya duduk – duduk ke sebuah bangunan belum jadi yang saya sebut gedung hamil. Saya namakan begitu karena gedungnya belendung di atas. Dan karena gedungnya belum jadi, saya gambar gedung sebelahnya yang sudah jadi sejak bertahun – tahun yang lalu, UPT galeri dan perpustakaan namanya. Dan ketika sedang menggambar, mas – mas kuli bangunan di dekat situ menyuruh kami untuk pindah, katanya mau tes hydrant.
Dan boom.. kalian pernah liat tes hydrant? Belum? At least kalian sudah pernah nonton sinetron kan, yang setiap scence hujan bisa dipastikan bersumber dari air pemadam kebakaran, begitulah kurang lebih. Lucu, sejenak saya berlari – lari sambil teriak “mandi ujan mandi ujan” sambil melihat motor yang melewati proses panas – basah – dan panas lagi. Dan setelah itu kembali melanjutkan gambar dan pindah lokasi. Dan ternyata teman – teman saya sudah hampir semuanya menyelesaikan ujiannya. Dan pada akhirnya saya ikut menyelesaikan juga dan akhirnya saya kumpulkan dan akhirnya membantu teman – teman saya yang belum selesai mengerjakan tugas 400 sketsanya. Itulah gunanya teman, walau saya tidak yakin punya saya sendiri lulus -_-.
Dan kemudian saya pulang dan menikmati tidak melakukan apa – apa. Dan kemudian Desta beserta Kintari datang dan selanjutnya kami berangkat menuju Sekaten. Sekaten itu sendiri adalah acara menyambut Maulid Nabi di Jogja, jadi jangan pernah berpikir sekaten itu adalah verb ketiga dari skate, karena sungguh itu tidak ada hubungannya. Dan disana saya senang, karena saya mendapat jaket yang membuat saya tampak seperti atlit salah negara.
Dan dari sekaten kami berangkat lagi dengan sepeda untuk rapat. Rapat apa? Rahasia! Yang bukan rahasia adalah kami berkeliling malam di Jogja dengan sepeda. Maaf yah karena saya hippie bukan hipster, jadi harap maklum jika sepeda kami non-fixie semua.
Dan kemudian kami pulang ke kosannya Ical untuk hibernasi.
Keesokan harinya itu sudah sore, dan saya pulang dan kembali lagi ke kampus untuk membantu Ical menyelesaikan tugasnya. Dan karena tugasnya Ical kali itu mempergunakan airbrush, agar terjadi simbiosis mutualfriends, saya bawa saja sepeda saya turut serta naik lantai 3. Saya hanya ingin memberitahu, naik sepeda keliling lorong kampus di tengah malam itu rasanya sangat menyenangkan. Ya, begitulah. Dan keesokan harinya kami hibernasi lebih panjang dari sebelumnya.
wuah udah ke sekaten. brape duit tuh jaketnya?
ReplyDelete