17 September 2011

Fix you.

Hari itu sama seperti biasanya, sedang bersama Zilla. Kali itu di Jogja, waktu itu sedang makan. Setelah dari situ dia rencananya ingin ke tempat temannya, sebut saja namanya Megi karena memang itulah namanya.

Singkat kata setelah makan kami rencananya pergi ke Rumah Mirota buat makan es krim, padahal kata mama saya harusnya setelah makan kita baca hamdallah. Tapi baru setengah jalan menuju Rumah Mirota, Zilla sudah ditelpon untuk segera kesana. Yasudah, putar arah. Tapi entah kenapa di motor saya merasa sedih campur canggung gitu. Saya selalu menengok ke spion untuk melihat Zilla. Bukan maksud ganjen. Iiiiiih gak gituuuuu!! yaudah deh gue ganjen tapi emang kenapa sih ama dia ini. Setelah saya drop dia, saya kembali ke kosan. Tentu saja kosan saya, masa kosan kamu. Lagian saya juga gak tau kosan kamu di mana, main main lah makanya, sombong abis!

Di kosan saya smsan sama Zilla, tadinya saya juga mau smsan sama kamu tapi saya gak tau nomor kamu, sms lah makanya, sombong abis! Tapi setelah lewat tengah malam tidak ada sms balasan, yasudah saya pikir Zilla sudah tidur. Ada baiknya kalau saya juga mencoba tidur. Ditengah percobaan tidur yang gagal itu ada yang menelpon saya, saya tidak terkejut karena hari itu bukan hari ulang tahun saya, jadi buat apa saya terkejut kalau ada telepon tengah malam. Tapi terkejut sih boleh saja kalau ternyata itu telepon menyuruh saya untuk kembali lagi ke tempat tadi karena Zilla kecelakaan. Dua hal yang saya tau adalah, yang pertama saya gak boleh panik dan yang kedua ini bukan pertama kalinya Zilla kecelakaan. Seperti sudah jadi hobi dan saya tidak bisa melarang hobi seseorang.

Saya turun dari tangga, karena kamar saya di lantai dua dan mengeluarkan motor setengah mati karena motornya diparkir di bagian paling dalam, tapi tentu saja di lantai satu. Kalau motornya diparkir di lantai dua saya tidak habis pikir kenapa kalian bisa berpikir begitu. Saya menuju selatan, dan berharap, "PLEASE BANGET KERJAIN GUEEE!!!" Saya hanya berharap sedang dikerjain, saya sampai di sana dan ternyata Zilla baik - baik saja dan semua menertawakan saya. Tapi ternyata tidak, kali ini serius.

Ketika saya datang Zilla sudah menggigil lengkap dengan asmanya yang kumat. Badannya sudah berbalut lapisan selimut yang gagal membuatnya hangat. Wajahnya menjadi keunguan tapi tolong jangan kamu pikir tiba - tiba dia kecelakaan malah jadi mirip Pasha Ungu, please banget jangan. Dari sana saya bersama beberapa orang temannya putar - putar beberapa Rumah Sakit, mencoba untuk memanggil dokternya ke rumah. Dokternya sih pas dipanggil nyaut, tapi tetep gak ke mau ke rumah. Akhirnya setelah 3 rumah sakit menolak, tidak ada dukun yang bertindak karena kami kembali pulang, dan membangunkan anak - anak kontrakan sebelah untuk pinjam mobil dan kami ke rumah sakit, dan blah blah blah, gak saya ceritain biar seolah - olah mendramatisir.

Setelah hal - hal dramatis yang kalian bayangkan, Febby bertanya kepada saya sudah bolehkah kita melihat Zilla, saya hanya terdiam, dan kami langsung masuk saja ke dalam. Ternyata di dalam si Zilla sudah meronta - ronta dari kasur dan mencoba melepas selang yang membantunya bernafas. Kami segera kesana dan tiba - tiba dia marah - marah. Dia bilang dia kepanasan ngapain sih pake selimut banyak banget, pokoknya intinya dia amnesia deh, tapi kalian jangan bayangin yang dramatis - dramatis banget yah, soalnya disana saya malah mengarang cerita kalau dia habis di perkosa, kalau dia sedang mimpi, kalau dia sedang berhalusinasi, kalau dia habis coba bunuh diri karena putus dari saya dan selalu berbeda cerita tiap kali dia bertanya. Jahat? biarin.

Akhirnya kami bawa dia balik kembali, dan semua orang kembali tertidur. Tinggal kami berdua yang terjaga, itulah saat di saat dimana saya mendikte apa saja yang telah dia lupakan. Dia ingat saya, tapi dia lupa tentang kami. Bukan karena dia jahat, tapi karena dia jatuh. Saya ingat bagaimana dia tersenyum setiap kali dia mengingat sesuatu dan bagaimana dia mengulang - ngulang untuk memberitahukan hal yang dia sukai dan saya ingat jelas dimana kami memutar lagu Coldplay yang bukan berjudul Aishiteru.

Terimakasih Tuhan telah membuat dia kembali baik - baik saja.

No comments:

Post a Comment