11 August 2011

Hidup ini pilihan

Iya, betul. Hidup adalah pilihan, sayangnya sekalipun ini hidup kita, kenapa yang memilih harus orang tua kita? Saya paham betul kalau orang tua selalu ingin yang terbaik buat anaknya, tapi pernahkah kalian dengar cerita tentang seorang anak yang tuli.

Anak tersebut tuli, dan orangtuanya menabung untuk membiayai anaknya operasi agar bisa mendengar kembali. Ketika uangnya terkumpul, anak tersebut dibawa ke rumah sakit tanpa diberitahu untuk apa sebelumnya. Suprise maksudnya. Hingga bla bla bla dan operasinya sukses!

Si anak yang tadinya tuli tersebut kini bisa mendengar semua suara. Tapi yang ada malah dia tidak tahan mendengar semua kebisingan tersebut, dia suka ketika semuanya hening. Dia ingin kembali tuli, dan dia kecewa kenapa orang tuanya membuat dia bisa mendengar, tanpa ada diskusi sebelumnya dengan dia. Tanpa bertanya, apakah anak tersebut ingin bisa mendengar.


Apa sih yang kita tau soal yang terbaik buat orang lain? Toh yang menjalani kehidupan ya orang tersebut, bukan kita. Dan sayangnya kita bisa apa soal orang tua, hanya sekedar bilang "Ah!" saja tercatat sebagai sebuah dosa, apalagi menolak kemauan orang tua (baca:perintah) tentu kita akan dicap sebagai anak durhaka, dan durhaka itu seingat saya adalah runner up dosa terbesar yang tidak diampuni Tuhan. Tapi Tuhan, durhakakah orang tua kita jika beliau memaksakan yang baik menurut mereka menjadi yang baik untuk kami?

Kalau seorang anak ingin menjadi pemain bola, kenapa orang tuanya harus memaksa dia menjadi dokter.


Stay tuff ya, sayang. :)

No comments:

Post a Comment