Tiga hari terakhir ini saya dan Ical sedang vakum jadi gembel. Kami yang biasanya bila ingin bepergian memilih baju dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat - singkatnya, kini meluangkan waktu beberapa saat lebih lama untuk bisa tampil semaksimal mungkin, dengan pakaian yang terlihat lebih layak untuk tempat yang lebih berkelas (maksudnya bukan sekolah, walaupun menurut saya tempat yang berkelas ya hanya sekolah. Sejak kapan Mall dan Plaza ada ruangan kelasnya?)
Singkat kata, kami waktu itu berada di tempat yang kami tidak akan sebutkan Plaza Indonesianya. Kami bertemu dengan Soka, teman waktu SMP dulu. Bayangkan, gadis ini dulu botak dan berpakaian sekenanya, sekarang sudah menjadi gadis yang berumah sucikan Zara dan berkitabkan Go girl, saya sampai pangling dan heran bagaimana bisa Ical masih mengenali wajah Soka yang seperti itu. Setelah mengobrol sejenak dan berpamitan untuk pergi, dia pun berkata "Yoo..ati - ati di jalan. Salam gembel!"
Sebuah salam perpisahan yang multitafsir, yang saya artikan sebagai "Kita bisa saja berpura - pura menjadi orang lain, tetapi kita tidak akan pernah bisa benar - benar kehilangan kita yang sebenarnya."
16 July 2010
Maksimal, sungguh maksimal
Untuk melihat postingan yang senada, klik :
Reaksi
09 July 2010
Ini pengakuan
Tadinya Ical merasa bodoh
Setelah berpacaran dengan Canti dia merasa pintar
Setelah berpacaran dengan Canti dia merasa pintar
Untuk melihat postingan yang senada, klik :
Apa sih lip -_-
Adil kan adil dong
Kalau sudah besar tua mau jadi seperti Mbah Surip
Semoga waktu muda Mbah Surip ingin jadi seperti aku
Biar adil.
Untuk melihat postingan yang senada, klik :
Apa sih lip -_-
06 July 2010
Dam, mara dam
Untuk melihat postingan yang senada, klik :
iandidothedoodle
03 July 2010
I know what you did last summer
Tengah malam kali itu, saya sedang berada di Warning Ampera, yang berlokasi di seberang almamater saya, entah berapa jengkal dari sana, saya tidak berniat menghitungnya.
Tengah malam kali itu, saya sedang bersama Riki. Berbincang tentang banyak hal, mungkin ini yang orang bilang berfilsafat. Kami bertausyiah tentang hal yang mungkin terdengar tidak penting. Semisal "selamanya" itu berapa lama? Kita nanti meninggal, dan masuk Surga disana kekal selamanya, bukankah kekekalan itu cuma milik Tuhan. Ya perbincangan semacam itu.
Tiba - tiba ada sesosok mahluk yang lebih halus dari mahluk halus. Datang membawa Soundsystem, rambut panjang, nyamperin kita dan berkata,
Tengah malam kali itu, saya sedang bersama Riki. Berbincang tentang banyak hal, mungkin ini yang orang bilang berfilsafat. Kami bertausyiah tentang hal yang mungkin terdengar tidak penting. Semisal "selamanya" itu berapa lama? Kita nanti meninggal, dan masuk Surga disana kekal selamanya, bukankah kekekalan itu cuma milik Tuhan. Ya perbincangan semacam itu.
Tiba - tiba ada sesosok mahluk yang lebih halus dari mahluk halus. Datang membawa Soundsystem, rambut panjang, nyamperin kita dan berkata,
"Aduuuh~ ganteng - ganteng banget sih."
Saya kasih tahu yah, bukan sesuatu hal yang bisa dibanggakan dibilang ganteng sama banci. Perbincangan kami langsung terhenti, dan langsung disambung oleh si banci tersebut..
"Punyanya gede gak siiih?"
Saya langsung mengambil jarak, geser kiri dan berkata, "tuh ki, punya lu gede tuh!". Alhasil, perbincangan kami kali itu buyar dalam 5 menit.
Untuk melihat postingan yang senada, klik :
Sepanggul kisah kelasik
Subscribe to:
Posts (Atom)